Senin, 27 Oktober 2025

Penjualan Dharma Polimetal Naik 9 Persen di Tengah Tekanan

Penjualan Dharma Polimetal Naik 9 Persen di Tengah Tekanan
Penjualan Dharma Polimetal Naik 9 Persen di Tengah Tekanan

JAKARTA - Di tengah perlambatan industri otomotif nasional, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA), emiten komponen otomotif milik Grup Triputra, berhasil menorehkan kinerja positif hingga kuartal III/2025. Perusahaan mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih berkat strategi diversifikasi produk dan efisiensi manufaktur yang dijalankan secara konsisten.

Sepanjang Januari hingga September 2025, DRMA membukukan penjualan sebesar Rp4,39 triliun, naik 9,2 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini tergolong solid, mengingat penurunan signifikan yang tengah dialami industri kendaraan bermotor nasional.

Segmen Roda Dua Masih Jadi Penopang Utama

Baca Juga

Kinerja Solid Kuartal III 2025, Bank Mandiri Perkokoh Peran sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kontribusi terbesar terhadap pendapatan perusahaan masih datang dari segmen roda dua (2W), dengan penjualan mencapai Rp2,72 triliun atau 62 persen dari total pendapatan. Segmen ini menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah penurunan permintaan kendaraan di dalam negeri.

Sementara itu, segmen roda empat (4W) mencatat penjualan sebesar Rp988,18 miliar, dan segmen lainnya menyumbang Rp680,63 miliar. Adapun, penjualan ekspor turut memberikan kontribusi positif dengan nilai Rp18,37 miliar selama sembilan bulan pertama 2025.

Di sisi laba, DRMA membukukan kenaikan laba bersih sebesar 1,69 persen YoY menjadi Rp428,11 miliar. Meskipun kenaikan tersebut tidak terlalu besar, hasil ini tetap menunjukkan stabilitas profitabilitas perusahaan di tengah tantangan industri otomotif yang cukup berat.

Kinerja di Atas Rata-rata Industri

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso, menyampaikan bahwa capaian tersebut melampaui pertumbuhan industri otomotif nasional secara umum. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan bermotor di Indonesia hingga September 2025 turun 11,28 persen YoY menjadi 561.819 unit.

“Perseroan meraih kinerja solid di situasi sulit ini berkat strategi diversifikasi produk serta efisiensi di lini manufaktur yang turut memperkuat profitabilitas,” ujar Irianto dalam keterangan resmi.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa kunci keberhasilan DRMA bukan hanya pada skala produksi, tetapi juga pada kemampuan perusahaan beradaptasi dengan perubahan tren pasar, terutama dalam menghadapi penurunan permintaan kendaraan konvensional.

Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik dan Inovasi Produk

Sebagai bagian dari langkah strategis jangka panjang, DRMA terus memperluas diversifikasi produk dengan membangun ekosistem kendaraan listrik. Irianto menjelaskan bahwa perusahaan telah mengembangkan unit bisnis baru bernama Dharma Connect (DC), yang berfokus pada pengembangan komponen kendaraan listrik secara kolaboratif dan terintegrasi.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mendukung percepatan transisi menuju kendaraan ramah lingkungan, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dan kebutuhan global akan teknologi hijau.

Selain itu, DRMA juga memperluas portofolio bisnis ke segmen after market, dengan menghadirkan produk Aki Lithium 12V 6Ah, yang diklaim lebih efisien dan tahan lama dibandingkan aki konvensional. Tidak hanya itu, DRMA juga telah mengembangkan Battery Energy Storage System (BESS), sebagai bentuk inovasi di sektor energi terbarukan yang berpotensi besar dalam mendukung kebutuhan listrik industri dan otomotif masa depan.

Efisiensi Produksi Jadi Penopang Profitabilitas

Selain fokus pada diversifikasi, efisiensi operasional menjadi faktor penting yang menjaga profitabilitas perusahaan.
Menurut Irianto, penerapan teknologi otomatisasi di sejumlah fasilitas produksi berperan besar dalam meningkatkan produktivitas dan konsistensi kualitas produk. Teknologi ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga mempercepat waktu pengiriman kepada pelanggan industri besar.

Selain itu, pengendalian rantai pasok (supply chain control) yang lebih baik turut membantu perusahaan menjaga stabilitas bisnis di tengah fluktuasi bahan baku global dan perlambatan ekonomi. Pendekatan ini memastikan DRMA dapat tetap kompetitif di pasar domestik maupun ekspor.

Prospek Positif Meski Industri Masih Tertekan

Kinerja DRMA yang tetap tumbuh positif di tengah penurunan industri otomotif menegaskan posisi perusahaan sebagai salah satu pemain kuat di sektor komponen kendaraan nasional. Dukungan dari Grup Triputra dan komitmen terhadap inovasi menjadi modal penting dalam memperluas pasar di masa depan.

Dengan terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, memperkuat efisiensi manufaktur, dan mengoptimalkan lini bisnis baru seperti produk baterai dan sistem penyimpanan energi, Dharma Polimetal diyakini akan mampu mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan di tengah dinamika pasar global yang terus berubah.

Ke depan, perusahaan menargetkan peningkatan kontribusi dari lini produk berbasis teknologi hijau, sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia menuju transisi energi bersih dan elektrifikasi transportasi nasional.

Wildan Dwi Aldi Saputra

Wildan Dwi Aldi Saputra

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Batik Air Pindahkan Lima Rute Penerbangan ke Soekarno-Hatta

Batik Air Pindahkan Lima Rute Penerbangan ke Soekarno-Hatta

Rukun Raharja Fokus Garap 9 Proyek Energi Strategis

Rukun Raharja Fokus Garap 9 Proyek Energi Strategis

Bukit Asam Kembangkan PLTS Irigasi untuk Dukung Energi Bersih

Bukit Asam Kembangkan PLTS Irigasi untuk Dukung Energi Bersih

Rukun Raharja Ungkap Faktor Utama Lonjakan Harga Saham

Rukun Raharja Ungkap Faktor Utama Lonjakan Harga Saham

DRMA Catat Kenaikan Laba di Tengah Lesunya Industri Otomotif

DRMA Catat Kenaikan Laba di Tengah Lesunya Industri Otomotif