Senin, 27 Oktober 2025

Strategi Pemerintah, Gas DME Menjadi Solusi Energi Masa Depan

Strategi Pemerintah, Gas DME Menjadi Solusi Energi Masa Depan
Strategi Pemerintah, Gas DME Menjadi Solusi Energi Masa Depan

JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah mempercepat proyek besar untuk menggantikan LPG (Liquefied Petroleum Gas) dengan gas Dimethyl Ether (DME) pada 2027. 

Langkah ini bukan sekadar perubahan sumber energi, melainkan strategi nasional untuk meningkatkan kemandirian energi, menekan impor, dan memanfaatkan potensi domestik secara maksimal.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi massal DME bisa terealisasi pada 2027. Dengan adanya DME, impor LPG yang mencapai 1 juta ton per tahun diperkirakan dapat ditekan, sehingga ada penghematan devisa senilai Rp 9,1 triliun per tahun. 

Baca Juga

Parfum Alfamart Pria Terbaik Paling Wangi dan Tahan Lama

Selain itu, proyek ini akan menarik investasi hingga US$ 2,1 miliar, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

Apa Itu Gas DME?

Dimethyl Ether (DME) adalah senyawa gas yang dikenal juga sebagai gas batubara. Dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, DME diarahkan sebagai substitusi penggunaan LPG yang sebelumnya banyak digunakan untuk menggantikan minyak tanah.

Pengembangan DME dari batubara dalam negeri menjadi penting karena 75% LPG di Indonesia masih berasal dari impor. Dengan DME, ketergantungan terhadap pasokan luar negeri berkurang, sekaligus memanfaatkan sumber daya lokal. Selain itu, harga DME juga lebih rendah dibanding LPG, sehingga konsumsi energi rumah tangga dan industri bisa lebih efisien.

Karakteristik dan Keunggulan DME

Secara kimia dan fisika, DME memiliki sifat yang sangat mirip dengan LPG. Hal ini memungkinkan infrastruktur LPG yang ada, seperti tabung, sistem penanganan, dan penyimpanan, tetap bisa digunakan. Sehingga, transisi dari LPG ke DME tidak memerlukan investasi besar untuk membangun fasilitas baru.

DME dapat diproduksi dari berbagai sumber energi. Selain batubara kalori rendah, DME juga bisa dibuat dari biomassa, limbah organik, dan Coal Bed Methane (CBM). 

Dengan kandungan panas sebesar 7.749 Kcal/Kg, DME memang lebih rendah dibanding LPG yang memiliki 12.076 Kcal/Kg, tetapi karena massa jenis DME lebih tinggi, perbandingan kalorinya setara sekitar 1:1,6 terhadap LPG.

Selain itu, DME ramah lingkungan karena mudah terurai di udara, mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 20%, tidak mengandung sulfur, dan tidak menghasilkan partikel PM maupun NOx. 

Nyala api DME juga lebih biru dan stabil, serta proses pembakarannya lebih cepat dibanding LPG. Rumus kimia DME adalah $\text{CH}_3\text{OCH}_3$, sehingga penggunaannya aman untuk keperluan rumah tangga maupun industri.

Proyek Gasifikasi Batubara Tanpa Ketergantungan Modal Asing

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan proyek DME kali ini sepenuhnya menggunakan sumber daya dalam negeri. Pemerintah, melalui kebijakan Presiden Prabowo Subianto, membiayai proyek dari anggaran negara dan swasta nasional. 

“Sekarang, kita tidak butuh investor. Negara semua lewat kebijakan Bapak Presiden memanfaatkan resource dalam negeri, yang kita butuh mereka adalah teknologinya,” kata Bahlil.

Sebelumnya, beberapa investor asing, termasuk Air Products dari Amerika Serikat dan investor dari China, mundur dari kerja sama. Namun pemerintah memastikan proyek tetap berjalan tanpa ketergantungan modal asing, sehingga pengembangan DME lebih mandiri dan strategis.

Lokasi Pengembangan Proyek DME

Pemerintah merencanakan pengembangan proyek DME di beberapa wilayah strategis, antara lain Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Pemilihan lokasi ini mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, infrastruktur, dan dukungan pemerintah daerah.

Pengembangan DME juga menjadi bagian dari strategi hilirisasi energi yang mencakup 26 sektor, mulai dari mineral, minyak dan gas, pertanian, hingga kehutanan. Dengan adanya hilirisasi, nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri meningkat dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Manfaat Ekonomi dan Sosial

Selain meningkatkan ketahanan energi, proyek DME diproyeksikan menciptakan lapangan kerja dalam skala besar, terutama bagi tenaga ahli lokal, teknisi, dan pekerja industri. 

Dengan harga DME yang lebih rendah dibanding LPG, biaya energi rumah tangga juga bisa ditekan, memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat.

Proyek ini juga memungkinkan penghematan APBN karena substitusi LPG impor dengan DME lokal. Investasi DME diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Tantangan dan Strategi Pemerintah

Meskipun DME memiliki banyak keunggulan, pemerintah perlu memastikan teknologi pengolahan dan distribusi berjalan lancar. Transfer teknologi dari negara-negara yang telah mengembangkan DME sebelumnya menjadi kunci, sehingga produksi massal bisa dilakukan sesuai target.

Selain itu, edukasi masyarakat mengenai penggunaan DME sangat penting agar transisi dari LPG berjalan aman dan efisien. Pemerintah juga menyiapkan regulasi dan standar keselamatan untuk memastikan DME dapat digunakan di rumah tangga maupun sektor industri tanpa risiko.

Dampak Lingkungan dan Keberlanjutan

DME menawarkan solusi energi yang lebih ramah lingkungan dibanding LPG. Proses pembakarannya minim polusi, tidak menghasilkan sulfur, dan nyala api lebih stabil. 

Selain itu, potensi penggunaan biomassa dan limbah organik sebagai bahan baku DME menambah nilai keberlanjutan proyek ini.

Dengan menekan impor LPG, penggunaan DME juga berkontribusi pada pengurangan transportasi bahan bakar impor, yang secara tidak langsung menurunkan emisi karbon akibat distribusi.

Masa Depan Energi Mandiri dengan DME

Substitusi LPG dengan DME menjadi tonggak penting dalam strategi energi nasional. Proyek ini tidak hanya mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga memanfaatkan potensi sumber daya lokal, menekan biaya, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Dengan produksi massal pada 2027, DME diharapkan memperkuat ketahanan energi nasional, membuka peluang ekonomi baru, dan menciptakan lapangan kerja. 

Dukungan kebijakan pemerintah dan pemanfaatan sumber daya domestik membuat proyek DME menjadi solusi praktis, efisien, dan berkelanjutan bagi masa depan energi Indonesia.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Cara Menghasilkan Uang dari Tiktok dengan Menonton Video untuk Pemula

Cara Menghasilkan Uang dari Tiktok dengan Menonton Video untuk Pemula

10 Pekerjaan Freelance untuk Karyawan yang Banyak Dicari 2025

10 Pekerjaan Freelance untuk Karyawan yang Banyak Dicari 2025

Ide Bisnis Kuliner yang Menjanjikan dengan Modal Kecil, Dijamin Cuan!

Ide Bisnis Kuliner yang Menjanjikan dengan Modal Kecil, Dijamin Cuan!

Cara Menghasilkan Uang dari Shopee Affiliate bagi Pemula

Cara Menghasilkan Uang dari Shopee Affiliate bagi Pemula

7 Penyebab Kolesterol di Usia Muda, Cegah Sejak Dini!

7 Penyebab Kolesterol di Usia Muda, Cegah Sejak Dini!