JAKARTA - Wilayah Jakarta dan sekitarnya kini mulai diguyur hujan setelah berbulan-bulan dilanda musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa ibu kota telah memasuki fase awal musim hujan yang ditandai dengan peningkatan curah hujan lokal di sejumlah titik.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir menandakan peralihan musim tengah berlangsung. “Apakah Jakarta sudah memasuki musim hujan? Benar, dalam beberapa hari terakhir hujan mulai turun di wilayah Jakarta dan sekitarnya, terutama pada sore hingga malam hari,” jelasnya.
Fenomena ini menjadi sinyal bagi warga untuk lebih waspada terhadap potensi perubahan cuaca yang dinamis, terutama karena fase peralihan atau pancaroba biasanya disertai kejadian ekstrem seperti angin kencang dan hujan intensitas tinggi.
Peralihan Musim Picu Potensi Cuaca Ekstrem
Baca Juga
BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, mulai memasuki musim hujan pada Oktober hingga November. Menurut Guswanto, masa ini adalah periode transisi dari musim kemarau menuju musim hujan.
“Ditandai dengan hujan lokal berintensitas sedang hingga lebat, kadang disertai petir dan angin kencang,” ujarnya menjelaskan karakter khas pancaroba.
Ia juga menambahkan, bulan Oktober–November masih merupakan masa peralihan, sedangkan Desember hingga Februari akan menjadi puncak musim hujan di wilayah DKI Jakarta. “Puncak hujan untuk Jakarta sekitar Januari–Februari,” sambungnya.
Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa Jakarta berpotensi mengalami cuaca ekstrem dalam beberapa bulan mendatang, termasuk hujan deras yang dapat memicu genangan, banjir, hingga tanah longsor di wilayah dengan topografi rawan.
BMKG Imbau Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah
Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan. Menurut Guswanto, koordinasi lintas sektor sangat penting dilakukan agar risiko bencana hidrometeorologi dapat ditekan sejak dini.
“Beberapa langkah yang disarankan antara lain, pembersihan saluran drainase dan sungai untuk mencegah banjir. (Kedua) penyiapan sistem peringatan dini dan evakuasi,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antarlembaga dalam menghadapi puncak musim hujan. “(Ketiga) koordinasi lintas sektor untuk penanganan bencana hidrometeorologi. Sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi hujan lebat, angin kencang, dan tanah longsor,” imbuhnya.
Langkah-langkah tersebut dinilai krusial agar daerah tidak hanya bersikap reaktif saat bencana terjadi, tetapi mampu bersiap secara sistematis sejak masa pancaroba berlangsung.
Warga Diminta Waspada dan Berpartisipasi Aktif
Selain pemerintah daerah, masyarakat juga diharapkan ikut berperan aktif menjaga lingkungan agar dampak cuaca ekstrem dapat diminimalkan. Membersihkan saluran air di sekitar rumah, tidak membuang sampah ke kali atau got, serta memantau informasi cuaca resmi dari BMKG adalah beberapa tindakan sederhana yang bisa dilakukan.
Kewaspadaan masyarakat juga perlu ditingkatkan karena fenomena hujan ekstrem sering kali datang tiba-tiba, terutama pada sore atau malam hari. Aktivitas luar ruangan sebaiknya disesuaikan dengan prakiraan cuaca harian yang dikeluarkan BMKG agar lebih aman dan efisien.
BMKG terus memperbarui data cuaca harian dan mempublikasikannya melalui berbagai kanal resmi seperti situs web dan media sosial. Dengan begitu, masyarakat dapat memperoleh informasi akurat dan terkini tentang kondisi cuaca di wilayah masing-masing.
Peringatan Dini, Kunci Hadapi Puncak Musim Hujan
Seiring masuknya musim hujan, langkah antisipatif dari semua pihak menjadi kunci utama untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan. BMKG menekankan pentingnya penggunaan sistem early warning system (EWS) agar peringatan dini terhadap potensi banjir, longsor, atau angin puting beliung dapat segera ditindaklanjuti.
Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat, risiko bencana diharapkan dapat ditekan seminimal mungkin. Momentum awal musim hujan ini diharapkan menjadi pengingat bagi semua pihak untuk tidak lengah, sebab perubahan iklim yang semakin dinamis menuntut kesiapan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Jakarta kini resmi memasuki musim hujan dengan potensi cuaca ekstrem yang patut diwaspadai. BMKG mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan melalui langkah konkret seperti perawatan drainase, koordinasi lintas sektor, dan peningkatan sistem peringatan dini. Puncak musim hujan diperkirakan akan berlangsung pada Januari–Februari 2026, menjadikan dua bulan ke depan sebagai waktu penting untuk memperkuat upaya mitigasi bencana.
Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BRI Peduli Salurkan Perahu Literasi Tingkatkan Pendidikan Anak Pulau Pesisir Tolitoli
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Berita Lainnya
Wuling Aishang A100C Meluncur, Mobil Listrik Murah Saingi BYD Atto 1
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Terpopuler
1.
BCA Weekend Banking 2025: Daftar Cabang Buka Sabtu Minggu
- 25 Oktober 2025
2.
Lowongan BNI Fresh Graduate Tersedia Hingga Akhir Oktober 2025
- 25 Oktober 2025
3.
Saldo Minimum Nasabah Prioritas Bank Nasional Terbaru Tahun 2025
- 25 Oktober 2025
4.
5.
BTN Dorong Inovasi Properti Lewat Kompetisi Housingpreneur 2025
- 25 Oktober 2025













