Jumat, 24 Oktober 2025

Harga Pupuk Turun, Petani Pekalongan Sambut Musim Tanam Optimistis

Harga Pupuk Turun, Petani Pekalongan Sambut Musim Tanam Optimistis
Harga Pupuk Turun, Petani Pekalongan Sambut Musim Tanam Optimistis

JAKARTA - Kabar gembira datang bagi para petani di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Pekalongan. 

Pemerintah resmi menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk hingga 20 persen. Langkah ini bukan hanya sekadar penyesuaian harga, melainkan bentuk nyata keberpihakan negara terhadap kesejahteraan petani yang selama ini menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.

Penurunan harga pupuk tersebut memberikan napas baru bagi para petani yang tengah bersiap menghadapi musim tanam. Dengan biaya produksi yang berkurang, mereka kini memiliki peluang lebih besar untuk memperluas lahan, meningkatkan hasil panen, dan menghemat pengeluaran.

Baca Juga

Kementerian PU Perkuat Penataan Permukiman Dukung Astacita

Petani Sambut Penurunan Harga dengan Antusias

Di Kota Pekalongan, respons positif langsung terasa di lapangan. Para petani menyambut kebijakan ini dengan penuh syukur. Salah satunya, Supri, seorang petani padi yang ditemui di area persawahannya.

Baginya, pupuk adalah elemen vital dalam keberhasilan bertani. “Pupuk itu ibarat nyawa buat tanaman. Kalau harganya turun, kami bisa menanam lebih luas dan hasilnya mudah-mudahan juga meningkat. Terima kasih untuk Presiden dan pemerintah yang memperhatikan kami para petani kecil,” ujarnya penuh semangat.

Supri bukan satu-satunya yang merasakan dampak positif kebijakan tersebut. Slamet, petani lainnya, mengaku penurunan HET pupuk membantu dirinya menekan biaya tanam secara signifikan. “Biasanya menjelang musim tanam, harga pupuk suka naik. Sekarang dengan harga turun, saya bisa alihkan biaya tanam untuk beli bibit atau bayar tenaga kerja lebih,” tutur Slamet.

Ia juga mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kota Pekalongan yang aktif menyosialisasikan penurunan harga pupuk kepada para petani dan kios penyalur resmi. Menurutnya, sosialisasi ini penting agar para petani tidak bingung dalam membeli pupuk sesuai ketentuan baru.

“Mari kita manfaatkan momentum ini untuk menyiapkan lahan, memperbaiki pola tanam, dan meningkatkan hasil panen. Dengan semangat gotong royong dan dukungan pemerintah, insyaallah petani semakin sejahtera,” tambahnya optimistis.

Dampak Positif bagi Produktivitas Pertanian

Kebijakan ini juga mendapat sambutan hangat dari organisasi petani lokal. Mungki Retnosari, Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia (TMI) Kota Pekalongan, menilai bahwa penurunan harga pupuk membawa efek berantai yang positif terhadap produktivitas pertanian.

“Dengan turunnya harga pupuk, petani bisa mengalokasikan biaya lebih untuk perawatan lahan, pembelian benih unggul, dan pengembangan hasil panen. Ini sangat membantu mereka untuk bangkit dan lebih produktif,” jelas perempuan yang akrab disapa Kiki itu saat ditemui di Griya Farm Kota Pekalongan.

Kiki juga menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan visi kedaulatan pangan nasional yang tengah digalakkan pemerintah pusat. Pihaknya siap bekerja sama dengan instansi terkait untuk membantu sosialisasi kebijakan tersebut agar seluruh petani memahami manfaat dan mekanismenya dengan baik.

Rincian Penurunan Harga Pupuk di Pasaran

Penurunan harga pupuk berlaku untuk beberapa jenis utama yang digunakan petani di seluruh Indonesia. Berdasarkan data resmi, harga pupuk urea turun dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram, atau dari Rp112.500 menjadi Rp90.000 per karung berisi 50 kilogram.

Sementara itu, pupuk NPK kini dijual Rp1.840 per kilogram, turun dari Rp2.300 per kilogram, atau Rp92.000 per sak dari harga sebelumnya Rp115.000. Untuk pupuk NPK khusus Kakao, harga baru yang berlaku adalah Rp2.640 per kilogram, setara Rp132.000 per sak kemasan 50 kilogram.

Jenis pupuk ZA kini dihargai Rp1.360 per kilogram atau Rp68.000 per sak, sedangkan pupuk organik ditetapkan Rp640 per kilogram atau Rp25.600 per sak kemasan 40 kilogram.

Bagi petani, angka-angka ini berarti penghematan besar. Biaya tanam yang semula membebani kini bisa ditekan, memungkinkan modal dialihkan untuk kebutuhan lain seperti pembelian benih unggul, penyemprotan hama, hingga perawatan pasca panen.

Distribusi Lebih Aman dan Transparan Lewat e-RDKK

Selain menurunkan harga, pemerintah juga memastikan distribusi pupuk berjalan aman dan tepat sasaran. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati, menjelaskan bahwa sistem distribusi kini sudah terintegrasi melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok elektronik (e-RDKK).

Dengan sistem digital ini, setiap petani penerima pupuk subsidi telah terdaftar berdasarkan nama, alamat, dan luas lahan yang dimiliki. Hal ini meminimalkan potensi penyelewengan dan memastikan hanya petani yang berhak yang menerima pupuk subsidi.

“Kami terus mengimbau petani agar membeli pupuk subsidi hanya di KPL resmi dengan menunjukkan KTP dan Kartu Tani. Jangan membeli di luar jalur resmi agar tidak dirugikan. Pemerintah sudah berkomitmen menjaga ketersediaan pupuk sesuai kuota agar seluruh petani bisa memulai musim tanam dengan lancar,” kata Lili.

Ia menambahkan, hingga akhir September 2025, realisasi penyaluran pupuk di Kota Pekalongan sudah mencapai angka yang menggembirakan. Pupuk urea tersalurkan sebanyak 240.387 kilogram (71,12 persen) dan pupuk NPK sebanyak 254.357 kilogram (67,83 persen) dari total alokasi tahun berjalan.

“Kuota pupuk subsidi di Kota Pekalongan sudah mencukupi kebutuhan petani. Tahun 2025, alokasi pupuk urea mencapai 338 ribu kilogram, sedangkan pupuk NPK sebanyak 375 ribu kilogram,” bebernya.

Kebijakan Nasional untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Kebijakan penurunan HET pupuk ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri Pertanian No. 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 Tahun 2025. Keputusan tersebut resmi diumumkan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Kebijakan nasional ini menandai langkah penting pemerintah dalam memastikan petani tetap produktif di tengah dinamika harga global. Dengan biaya pupuk yang lebih terjangkau, diharapkan produksi pangan nasional meningkat dan Indonesia semakin kuat dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

Petani Semakin Optimistis Menyongsong Musim Tanam

Bagi petani seperti Supri dan Slamet, kebijakan ini bukan hanya tentang angka atau harga semata. Lebih dari itu, ini adalah bentuk penghargaan terhadap kerja keras mereka sebagai penyedia pangan bangsa.

Dengan harga pupuk yang turun, distribusi yang transparan, dan dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah, musim tanam kali ini disambut dengan penuh optimisme. Petani Pekalongan yakin, tahun 2025 akan menjadi momentum kebangkitan sektor pertanian yang lebih kuat, mandiri, dan berdaya saing.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Hari Ini Jumat 24 Oktober 2025

Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Hari Ini Jumat 24 Oktober 2025

Tarif Listrik Oktober 2025, Golongan 3.500–5.500 VA Tetap Stabil

Tarif Listrik Oktober 2025, Golongan 3.500–5.500 VA Tetap Stabil

Rumah Subsidi Jadi Solusi Nyata, Bukan Sekadar Angan Masyarakat Indonesia

Rumah Subsidi Jadi Solusi Nyata, Bukan Sekadar Angan Masyarakat Indonesia

PLTS Irigasi PT Bukit Asam Dongkrak Produktivitas Petani Muara Enim

PLTS Irigasi PT Bukit Asam Dongkrak Produktivitas Petani Muara Enim

PLTA Poso, Energi Hijau yang Menyala dari Jantung Sulawesi

PLTA Poso, Energi Hijau yang Menyala dari Jantung Sulawesi