Jumat, 24 Oktober 2025

PLTS Irigasi PT Bukit Asam Dongkrak Produktivitas Petani Muara Enim

PLTS Irigasi PT Bukit Asam Dongkrak Produktivitas Petani Muara Enim
PLTS Irigasi PT Bukit Asam Dongkrak Produktivitas Petani Muara Enim

JAKARTA - Pagi yang cerah di Desa Matas, Kabupaten Muara Enim, menjadi saksi perubahan besar bagi para petani setempat. 

Di tengah hamparan sawah hijau, kini berdiri panel-panel surya yang menjadi sumber energi baru bagi sistem irigasi modern. 

Dua Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Irigasi yang baru saja diresmikan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bukan sekadar proyek energi, melainkan simbol kemandirian dan kesejahteraan baru bagi masyarakat desa.

Baca Juga

Kementerian PU Perkuat Penataan Permukiman Dukung Astacita

Langkah PTBA ini menegaskan komitmen perusahaan dalam memperluas pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di tingkat akar rumput. Melalui PLTS Irigasi di Desa Matas dan Desa Tanjung Agung, PTBA menunjukkan bahwa transisi energi bersih dapat berjalan beriringan dengan peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat.

“Pembangunan dua PLTS Irigasi ini adalah wujud kontribusi nyata kami dalam mendukung pemanfaatan energi terbarukan di masyarakat,” ujar Direktur Sumber Daya Manusia PT Bukit Asam, Ihsanuddin Usman.

Dari Energi Surya Menuju Kedaulatan Pangan

Langkah PTBA di Muara Enim tidak muncul begitu saja. Sebelumnya, perusahaan yang tergabung dalam Holding Pertambangan MIND ID ini telah membangun 11 PLTS Irigasi di sekitar wilayah operasionalnya. Lokasinya tersebar di Nanjungan, Muara Lawai, Tanjung Raja, Karang Raja, hingga Tanjung Agung.

Dengan proyek-proyek tersebut, sebanyak 1.169 petani kini menikmati manfaat irigasi yang andal dan hemat energi, dengan lahan terairi mencapai 639 hektar. Ihsanuddin menjelaskan bahwa komitmen ini masih akan terus berlanjut. Saat ini, tiga proyek PLTS Irigasi lainnya tengah dibangun di Muara Gula Baru, Kepur, dan Muara Lawai Seberang.

Menurutnya, pengembangan infrastruktur energi bersih ini bukan hanya soal efisiensi energi, melainkan bagian dari upaya PTBA untuk membantu pemerintah mempercepat transisi menuju energi hijau dan kedaulatan pangan nasional.

“Dengan adanya PLTS ini, kami berharap produktivitas petani di Desa Matas dan Tanjung Karangan meningkat dari satu menjadi dua hingga tiga kali panen per tahun, dengan tambahan hasil sekitar 200–300 ton gabah kering giling per tahun,” ungkapnya.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan yang Nyata

Dua PLTS Irigasi baru ini telah membawa harapan baru bagi sekitar 64 petani penerima manfaat langsung. Selain menekan biaya operasional, sistem irigasi bertenaga surya ini juga mendorong praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.

“Dengan turunnya biaya listrik untuk pompa irigasi, para petani dapat mengalokasikan dana lebih banyak untuk membeli bibit unggul atau perawatan lahan. Ini jelas akan berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil panen,” ujar Mungki Retnosari, Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia (TMI) Kota Pekalongan, dalam kesempatan terpisah.

Kiki, sapaan akrabnya, menilai program ini menciptakan dampak ganda secara ekonomi dan ekologis. Selain meningkatkan pendapatan petani, penggunaan energi surya juga membantu mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Langkah PTBA pun mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, menilai kontribusi PTBA bukan hanya mendukung transisi energi bersih, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan daerah.

 “Kita tidak hanya bicara listrik ramah lingkungan, tapi juga bicara soal pemberdayaan masyarakat desa. Ini bentuk nyata kolaborasi antara dunia industri dan pertanian,” ujarnya.

Senada, Bupati Muara Enim, H. Edison, menegaskan bahwa keberadaan PLTS Irigasi menjadi bukti sinergi positif antara perusahaan dan masyarakat. Menurutnya, kolaborasi seperti ini patut menjadi contoh bagi daerah lain yang ingin mengembangkan sektor pertanian dengan pendekatan teknologi hijau.

Suara Syukur dari Desa

Bagi masyarakat Desa Matas, PLTS Irigasi bukan sekadar proyek korporasi, tetapi perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Mulyadi, Kepala Desa Matas, tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya.

“Dulu kami sering kesulitan air bahkan khawatir gagal panen. Sekarang kami tenang karena irigasi sudah terjamin. Kami siap menjaga dan memanfaatkan PLTS ini agar manfaatnya terus berkelanjutan bagi masyarakat,” ujarnya.

Sebelum PLTS dibangun, para petani di wilayah tersebut harus bergantung pada pompa berbahan bakar diesel yang mahal dan tidak efisien. Kini, dengan tenaga surya, air bisa dialirkan ke sawah sepanjang tahun tanpa biaya besar.

“Sekarang kalau musim kemarau pun kami tetap bisa tanam. Kami berharap panen bisa dua sampai tiga kali dalam setahun,” tambahnya.

Teknologi Ramah Lingkungan di Lahan Pertanian

Secara teknis, kedua PLTS Irigasi ini mulai dibangun pada Mei 2025 dan selesai pada Agustus 2025. Masing-masing pembangkit memiliki kapasitas 11,8 kilowatt peak (kWp), dengan 20 panel surya yang berdiri di atas lahan sekitar 150 meter persegi.

Setiap unit PLTS mampu mengairi lahan hingga 20 hektar per desa, menjadikannya solusi tepat guna untuk wilayah pertanian yang sebelumnya mengalami keterbatasan pasokan air.

PLTS Irigasi Matas dan Tanjung Karangan kini bergabung dengan sembilan proyek serupa yang telah lebih dulu beroperasi. Keseluruhannya menjadi model penerapan energi baru terbarukan berbasis masyarakat, sejalan dengan komitmen PT Bukit Asam untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor energi dan pertanian.

Langkah Strategis Menuju Masa Depan Hijau

Keberhasilan proyek ini sekaligus mempertegas arah baru PTBA yang kian aktif bertransformasi dari perusahaan batu bara menjadi pelopor energi bersih di Indonesia. Melalui program PLTS Irigasi, PTBA tidak hanya mendukung agenda transisi energi nasional, tetapi juga membuka jalan bagi ekonomi hijau berbasis masyarakat.

Dari Muara Enim, pesan yang mengalir jelas: energi terbarukan bukan hanya untuk kota besar atau industri modern, melainkan untuk desa, sawah, dan petani yang menjadi tulang punggung negeri.

Dan seperti kata Ihsanuddin Usman, “Kami ingin energi bersih tidak hanya menjadi jargon, tapi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Ketika petani bisa panen tiga kali setahun karena energi surya, itulah bukti nyata manfaat keberlanjutan.”

Dengan semangat gotong royong, inovasi, dan keberlanjutan, PT Bukit Asam menunjukkan bahwa energi matahari kini telah menyinari harapan baru di lahan-lahan pertanian Muara Enim.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Hari Ini Jumat 24 Oktober 2025

Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Hari Ini Jumat 24 Oktober 2025

Tarif Listrik Oktober 2025, Golongan 3.500–5.500 VA Tetap Stabil

Tarif Listrik Oktober 2025, Golongan 3.500–5.500 VA Tetap Stabil

Rumah Subsidi Jadi Solusi Nyata, Bukan Sekadar Angan Masyarakat Indonesia

Rumah Subsidi Jadi Solusi Nyata, Bukan Sekadar Angan Masyarakat Indonesia

Harga Pupuk Turun, Petani Pekalongan Sambut Musim Tanam Optimistis

Harga Pupuk Turun, Petani Pekalongan Sambut Musim Tanam Optimistis

PLTA Poso, Energi Hijau yang Menyala dari Jantung Sulawesi

PLTA Poso, Energi Hijau yang Menyala dari Jantung Sulawesi