
JAKARTA - Menjelang pengumuman laporan kinerja keuangan kuartal III-2025, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan performa yang cukup tangguh di tengah tekanan pasar modal Indonesia.
Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk 2,57% ke level 7.915, BBCA justru mencatat kenaikan signifikan. Hingga penutupan perdagangan Jumat (17/10), saham bank swasta terbesar di Indonesia itu menguat 2,74% menjadi Rp7.500 per saham, melanjutkan tren positif dari hari sebelumnya yang juga naik 0,69%.
Kondisi ini berbeda dengan mayoritas saham lain yang dimiliki atau terafiliasi dengan sejumlah konglomerat besar yang mengalami penurunan tajam. Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) anjlok 7,12%, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) turun 8,72%, dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) melemah hingga 13,88%.
Baca JugaHarga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Naik Lagi, Cek Rinciannya di Sini
Bahkan, saham sektor keuangan lainnya seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ikut terkoreksi masing-masing 0,85%, 0,98%, dan 1,3%.
Namun, pergerakan saham BBCA yang tetap positif menjadi sorotan pasar. Banyak analis menilai kenaikan tersebut merupakan bentuk antisipasi investor terhadap laporan kinerja BBCA yang dijadwalkan rilis pada Senin (20/10) mendatang.
Analis Nilai Kinerja BBCA Masih Kokoh dan Stabil
Analis Trimegah Sekuritas, Jonathan Gunawan, menilai ketahanan saham BBCA di tengah tekanan pasar mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental perseroan. Ia menyebut bahwa pelaku pasar tengah menanti earnings call BBCA kuartal III/2025 dengan ekspektasi hasil yang solid.
“Hingga kuartal II/2025, BBCA menjadi satu-satunya bank besar yang mencatat pertumbuhan positif, sementara bank lain justru melambat,” ujar Jonathan. Ia menambahkan, secara valuasi BBCA kini terbilang menarik karena sudah berada di bawah rata-rata historisnya.
Menurutnya, koreksi yang sempat terjadi di sektor perbankan lebih disebabkan oleh rotasi jangka pendek, bukan perubahan fundamental. “Valuasi BBCA akan cepat pulih ketika pasar kembali stabil,” tambahnya.
Fundamental Kuat dan Efisiensi Terjaga
Mengacu pada laporan keuangan hingga Agustus 2025, BBCA membukukan laba bersih bank only sebesar Rp39,06 triliun, tumbuh 8,52% secara tahunan (year-on-year). Pendapatan bunga bersih naik 5,08% menjadi Rp53,12 triliun, sedangkan pendapatan non-bunga meningkat 18,9% menjadi Rp18,3 triliun.
Dari sisi efisiensi, rasio beban terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) BBCA berada di level 29,1%, yang merupakan salah satu yang terendah di industri perbankan nasional. Angka tersebut menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjaga produktivitas dan efisiensi operasional di tengah ketatnya persaingan sektor finansial.
Pada sisi penyaluran kredit, BBCA mencatat total kredit sebesar Rp920,87 triliun, tumbuh 9,28% secara tahunan dan melampaui rata-rata industri sebesar 7,3%. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp1.160 triliun dengan rasio dana murah (Current Account Saving Account atau CASA) mendominasi hingga 83,5%.
“Dengan likuiditas yang ample dan komposisi CASA tinggi, margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) BBCA akan tetap kuat meski kondisi likuiditas industri mengetat,” jelas Jonathan.
Potensi Kenaikan Harga Masih Terbuka Lebar
Secara valuasi, saham BBCA saat ini diperdagangkan dengan Price to Book Value (PBV) sekitar 3,45 kali—lebih rendah dibandingkan rata-rata historis yang berada di atas 4 kali. Dengan Cost of Capital (CoC) hanya 0,5% dan Return on Equity (ROE) mencapai 25%, BBCA tetap menjadi bank dengan kinerja terbaik di antara pesaingnya yang rata-rata mencatat ROE 18%.
Jonathan menilai harga saham BBCA masih mencerminkan premium stock karena konsistensi pertumbuhan yang stabil dan strategi pengelolaan aset yang prudent selama lebih dari satu dekade. “BBCA dikenal memiliki fundamental kuat dan manajemen risiko yang disiplin, sehingga pantas dihargai lebih tinggi oleh pasar,” ujarnya.
Sementara itu, konsensus analis Bloomberg menunjukkan prospek cerah bagi BBCA. Dari 37 analis yang memantau saham ini, sebanyak 34 di antaranya memberikan rekomendasi buy dengan target harga rata-rata Rp10.824 per saham. Angka tersebut menunjukkan potensi kenaikan sekitar 46% dari harga penutupan terakhir.
Dengan kombinasi kinerja keuangan yang solid, efisiensi tinggi, dan dominasi di pasar perbankan, saham BBCA diperkirakan tetap menjadi pilihan utama bagi investor jangka panjang menjelang rilis laporan keuangan kuartal III-2025.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Naik Lagi, Cek Rinciannya di Sini
- Sabtu, 18 Oktober 2025
Berita Lainnya
Tren Kenaikan Harga Emas Perhiasan Berlanjut, Cek Harga Terbarunya Hari Ini
- Sabtu, 18 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
Menjelang Rilis Kinerja Kuartal Tiga, Saham BBCA Naik Lagi
- 18 Oktober 2025
3.
4.
Sido Muncul Luncurkan C Plus Collagen Perkuat Bisnis FnB
- 18 Oktober 2025