Sabtu, 18 Oktober 2025

Strategi Danamon Perluas Pembiayaan ESG Secara Konsisten

Strategi Danamon Perluas Pembiayaan ESG Secara Konsisten
Strategi Danamon Perluas Pembiayaan ESG Secara Konsisten

JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia Tbk menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui pembiayaan hijau.

Anak usaha dari grup MUFG ini menargetkan porsi pembiayaan berkelanjutan bisa mencapai 30% dari total portofolio pinjaman.

Langkah ini menjadi bukti keseriusan Danamon dalam mendorong praktik keuangan yang bertanggung jawab. Bank ini melihat peluang besar dalam pembiayaan berbasis prinsip environmental, social, and governance (ESG).

Baca Juga

Layanan SIM Keliling Jakarta: Lokasi, Syarat, dan Biaya

Herry Hykmanto selaku Syariah & Sustainability Finance Director Bank Danamon memaparkan pencapaian terkini bank tersebut. Ia mengatakan bahwa porsi pembiayaan berkelanjutan saat ini telah menyentuh angka sekitar 20% dari total pinjaman yang beredar.

“Akan kami terus tingkatkan setiap tahun,” ujar Herry. Pernyataan tersebut mengisyaratkan target bertahap namun konsisten dalam mengembangkan portofolio yang ramah lingkungan dan sosial.

Pembiayaan ESG Capai Puluhan Triliun Rupiah

Hingga akhir Juni 2025, pembiayaan Bank Danamon untuk sektor ESG telah mencapai Rp 34,5 triliun. Capaian ini menunjukkan konsistensi dalam mendorong pendanaan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberi dampak sosial dan lingkungan.

Bank Danamon menyasar dua aspek utama dari ESG, yaitu environmental (E) dan social (S). Herry menyatakan bahwa keduanya akan terus menjadi fokus utama dalam strategi pembiayaan berkelanjutan ke depan.

Untuk aspek E, pembiayaan diarahkan kepada korporasi besar yang bergerak di sektor energi terbarukan. Sedangkan untuk aspek S, Danamon mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai bagian dari inklusi keuangan.

“Ini salah satu kekuatan Danamon, mendukung pertumbuhan sosial,” kata Herry dalam pernyataan yang sama. Dengan demikian, pembiayaan berkelanjutan yang dilakukan Danamon tidak hanya mencakup perusahaan besar, tetapi juga pelaku usaha kecil.

Komposisi portofolio ESG saat ini terdiri dari sekitar sepertiga pinjaman di segmen E. Sementara itu, sisanya mayoritas merupakan pinjaman pada sektor sosial, terutama UMKM dan kelompok rentan ekonomi.

Target Pertumbuhan Pembiayaan ESG Secara Seimbang

Dalam pengembangannya, Danamon menargetkan pertumbuhan pinjaman ESG yang merata antara sektor E dan S. Herry menuturkan bahwa pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan tahun ini ditargetkan berada di kisaran 5% hingga 10%.

Ia menyebut bahwa baik segmen E maupun S menunjukkan tren pertumbuhan yang mulai seimbang. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan pembiayaan berkelanjutan telah meningkat di berbagai sektor.

Pertumbuhan ini juga menunjukkan respons positif dari pasar terhadap pendekatan keuangan berkelanjutan. Danamon memanfaatkan momentum ini untuk terus memperkuat layanan pembiayaan ramah lingkungan dan sosial.

Keseimbangan antara pembiayaan sektor lingkungan dan sosial menjadi strategi Danamon dalam menghadapi tantangan global. Bank ini percaya bahwa keberlanjutan hanya dapat tercapai dengan dukungan dari berbagai lini usaha.

Sinergi Grup MUFG dan Anak Usaha Lokal

Keunggulan Danamon dalam pembiayaan ESG juga didukung oleh sinergi dengan grup induknya, MUFG. Sebagai bagian dari jaringan keuangan global, Danamon memiliki akses luas terhadap pengalaman dan praktik terbaik di bidang keuangan berkelanjutan.

Herry menekankan bahwa Danamon memiliki keunggulan kompetitif karena dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. “Jadi saat kami memberikan solusi sustainable finance, kami bisa sentuh seluruh segmen. Ini yang memberi kami keunikan dibanding bank lain,” jelasnya.

Tak hanya dari MUFG, dukungan juga datang dari anak usaha yang dimiliki Danamon. Adira Finance, Mandala Finance, dan Home Credit Indonesia menjadi bagian dari ekosistem pembiayaan yang mendukung misi keberlanjutan.

Keterlibatan anak usaha ini memungkinkan Danamon menjangkau berbagai segmen pembiayaan. Dengan sinergi tersebut, bank ini mampu memberikan solusi yang lebih luas dan inklusif bagi masyarakat.

Proyeksi dan Optimisme Pencapaian Target 30%

Untuk mencapai porsi pembiayaan ESG sebesar 30%, Danamon memperkirakan akan membutuhkan waktu beberapa tahun. Herry menyebut bahwa target tersebut kemungkinan akan tercapai dalam jangka waktu 3 hingga 5 tahun ke depan.

“Bayangannya 3–5 tahun ke depan akan mendekati ke arah sana, tapi kalau makin cepat, ya mudah-mudahan bisa tercapai,” ujarnya. Ia tetap optimis bahwa percepatan dapat dilakukan apabila dukungan dan sinergi terus diperkuat.

Target 30% ini menunjukkan arah strategis Danamon dalam mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam inti bisnisnya. Pembiayaan berkelanjutan bukan hanya sekadar tren, tetapi merupakan bagian dari transformasi jangka panjang.

Dengan strategi bertahap dan pendekatan yang menyeluruh, Danamon siap menjadi pionir dalam sektor pembiayaan hijau dan sosial. Visi ini selaras dengan perubahan global yang menuntut dunia perbankan untuk lebih bertanggung jawab.

Pembiayaan ESG diharapkan tidak hanya mendukung pertumbuhan bisnis, tetapi juga membawa dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Danamon menempatkan keberlanjutan sebagai prioritas dalam setiap langkah ekspansi bisnis ke depan.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Emas Perhiasan 24 Karat Hari Ini Tembus Rp2,2 Juta

Harga Emas Perhiasan 24 Karat Hari Ini Tembus Rp2,2 Juta

MUI Tetapkan Zakat dan Infak Bisa Dukung BPJS Ketenagakerjaan

MUI Tetapkan Zakat dan Infak Bisa Dukung BPJS Ketenagakerjaan

Purbaya Curiga Ada Main Bunga di Dana Pemerintah Mengendap

Purbaya Curiga Ada Main Bunga di Dana Pemerintah Mengendap

Penerimaan Pajak Melemah, Shortfall Berpotensi Kian Melebar Tahun Ini

Penerimaan Pajak Melemah, Shortfall Berpotensi Kian Melebar Tahun Ini

Investasi Kuartal III 2025 Tembus Rp491 Triliun, PMDN Dominan

Investasi Kuartal III 2025 Tembus Rp491 Triliun, PMDN Dominan