
JAKARTA - Partisipasi Indonesia dalam World Expo 2025 di Osaka bukan sekadar unjuk diri.
Melalui kehadiran aktif di ajang ini, Indonesia memperlihatkan komitmennya dalam memperkuat posisi industri di panggung global.
Kementerian Perindustrian menilai forum internasional tersebut sebagai peluang strategis untuk mengembangkan jejaring dan memperkuat diplomasi ekonomi.
Baca JugaPemerintah Lelang 7 Seri Sukuk Negara Rp7 Triliun Dukung APBN 2025
Indonesia tampil percaya diri di antara negara-negara industri besar dunia. Tidak hanya memamerkan capaian industri, tetapi juga memaparkan arah pembangunan jangka panjang menuju masa depan berkelanjutan.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyebutkan, forum ini menjadi bagian penting dari visi besar Indonesia Emas 2045. Visi tersebut bertumpu pada kolaborasi internasional dan teknologi berkelanjutan.
Jepang sebagai Mitra Ekonomi Strategis
Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jepang telah lama terjalin kuat. Pada tahun 2024, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$35,70 miliar, menjadikan Jepang sebagai mitra penting Indonesia.
Dari angka tersebut, ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang mencapai US$18,59 miliar. Komoditas unggulan termasuk nikel, perhiasan, serta mesin listrik yang bernilai tinggi di pasar internasional.
Dalam Expo Osaka, kehadiran Indonesia bukan hanya untuk memamerkan produk. Indonesia juga menyampaikan pesan bahwa negara ini siap menjadi mitra utama pembangunan industri masa depan.
Menurut Faisol Riza, forum ini bukan sekadar ajang promosi biasa. Melainkan menjadi medium strategis membangun kemitraan industri global yang inklusif dan berkelanjutan.
Sinergi Inovasi Lewat Forum Bisnis dan Pameran
Kementerian Perindustrian mengikuti rangkaian kegiatan bertema “DSG’s + Beyond Future Society of Life”. Dalam sesi tersebut, Indonesia menampilkan beragam inovasi dan program strategis nasional.
Agenda meliputi Business Forum, Rolling Exhibition, serta Business Matching yang mempertemukan pelaku industri dengan calon mitra global. Hal ini menciptakan potensi investasi lintas sektor.
Wakil Menteri Perindustrian juga bertemu dengan dua perusahaan besar Jepang, Panasonic Energy dan NEDO. Fokus pembahasan meliputi pengembangan teknologi baterai dan riset industri hijau.
Direktur Jenderal KPAII, Tri Supondy, menilai partisipasi Indonesia sangat penting sebagai bagian dari diplomasi industri. Ia menyebut ini sebagai peluang besar membuka pasar baru di dunia.
Penandatanganan Kesepakatan dan Investasi Strategis
Pada hari pertama forum, tema yang diangkat adalah Inclusive and Sustainable Industrial Development. Pembahasan utama mengenai implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di sektor manufaktur.
Acara juga diwarnai penandatanganan sejumlah kesepakatan penting. Salah satunya adalah kerja sama teknologi ramah lingkungan antara Kementerian Perindustrian dan NEDO Jepang.
Dirjen KPAII Tri Supondy dan Presiden NEDO Yokoshima Naohiko menandatangani nota kesepahaman strategis. Kolaborasi ini ditujukan untuk memperkuat sektor teknologi rendah emisi di Indonesia.
Selain itu, investasi senilai US$317 juta disepakati antara Artha Industrial Hill dan LiuGong Machinery. Investasi ini akan digunakan untuk membangun fasilitas manufaktur di Karawang.
Fokus Sektor Agro dan Harapan Masa Depan
Hari kedua forum mengangkat potensi sektor industri agro. PT Frootiful Natural Nusantara, PT ALBITEC, dan PT Bukit Sari memamerkan produk berbasis bioteknologi dengan nilai tambah tinggi.
Perwakilan ALBITEC menekankan bahwa produk mereka selaras dengan tren global. Fokusnya adalah pada keberlanjutan, inovasi, dan peningkatan efisiensi sumber daya alam.
Plt. Dirjen Industri Agro, Putu Juli Ardika, menyambut baik partisipasi sektor agro. Ia menilai keberadaan mereka memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen produk berkelanjutan.
Sesi ini juga diisi oleh presentasi dari PT Onduline Manufaktur Indonesia, PT Evergen Resources, dan Artha Industrial Hill. Semua menampilkan produk dengan standar lingkungan global.
Menutup rangkaian acara, Wamenperin menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta. Ia berharap kerja sama ini menjadi awal kemitraan yang lebih konkret dan berdampak nyata.
Faisol menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya datang sebagai peserta, melainkan sebagai negara yang siap membangun industri global yang setara dan inklusif.
Kehadiran Indonesia di World Expo 2025 Osaka menjadi langkah nyata menuju transformasi industri. Melalui jejaring global, komitmen terhadap inovasi, dan fokus pada keberlanjutan, Indonesia menegaskan diri sebagai kekuatan baru dalam lanskap ekonomi dunia.
Dengan semangat kolaboratif dan arah pembangunan yang jelas, partisipasi ini bukan hanya seremonial. Tetapi menjadi bagian dari gerakan jangka panjang untuk memperkuat daya saing industri nasional.
Indonesia kini membuka diri terhadap peluang baru dan kemitraan internasional demi mencapai visi industri yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan hingga tahun 2045.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Arsenal Perkuat Tim dengan 7 Pemain Baru, Siap Jadi Juara Liga Premier
- Selasa, 14 Oktober 2025
TOGA Tampilkan Kreativitas Baru yang Unik di London Fashion Week 2025
- Selasa, 14 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Transformasi Digital Dorong Pertumbuhan Investasi Saham
- 14 Oktober 2025
2.
Longsor Tambang Freeport Picu Potensi Hentikan Operasi Smelter
- 14 Oktober 2025
3.
Harga Saham BCA Diskon, Investor Bisa Manfaatkan Momentum
- 14 Oktober 2025
4.
Formosa Ingredient (BOBA) Siapkan Dividen Interim Rp 2,31 Miliar
- 14 Oktober 2025