Harga Perak Tembus Rekor Tertinggi 40 Tahun, Pasar Logam Dunia Bergejolak
- Selasa, 14 Oktober 2025

JAKARTA - Pasar logam mulia global tengah berada di titik panas baru setelah harga perak menembus level tertinggi dalam lebih dari empat dekade.
Di tengah gejolak pasar dan lonjakan minat terhadap aset lindung nilai, perak kini menjadi sorotan utama setelah mencatat rekor baru all-time high (ATH) yang belum pernah disentuh sejak 1980.
Harga perak spot naik hingga 3,9% ke posisi US$52 per ons dalam perdagangan Senin, 13 September 2025. Level tersebut melewati rekor minggu sebelumnya dan mendekati titik tertinggi sepanjang masa di US$52,50 per ons yang tercatat di Chicago Board of Trade pada tahun 1980.
Baca JugaMenkeu Purbaya Optimis Ekonomi Global Menguat Meski Banyak Tantangan
Analis menyebut lonjakan ini sebagai hasil dari short squeeze bersejarah di pasar London, di mana tekanan terhadap investor dengan posisi jual (short position) membuat harga meroket akibat ketatnya pasokan. Kenaikan harga perak yang spektakuler ini juga menular ke logam lain—emas, platinum, dan paladium—yang masing-masing mencatat kenaikan signifikan di atas 4%.
Ketatnya Pasokan dan Efek Short Squeeze Picu Lonjakan
Fenomena reli tajam harga perak kali ini tidak lepas dari kombinasi antara pengetatan pasokan global dan lonjakan permintaan di pasar London. Para pelaku pasar melaporkan perbedaan harga mencolok antara London dan New York, yang bahkan mendorong pedagang mengirim kargo udara berisi batangan perak melintasi Atlantik untuk memanfaatkan selisih harga hingga US$1,40 per ons.
Pada perdagangan Selasa pagi waktu Indonesia, harga perak di pasar spot tercatat di US$52,41 per ons, sementara kontrak berjangka perak di London melonjak lebih dari 30% untuk tenor satu bulan. Kondisi ini memperberat posisi investor yang mempertahankan short position, karena mereka harus menutup kontrak dengan harga jauh lebih tinggi.
Situasi tersebut, menurut analis dari Goldman Sachs Group Inc., menunjukkan karakteristik pasar perak yang lebih sensitif dibandingkan emas.
“Pasar perak jauh lebih kecil dan kurang likuid dibandingkan emas, sehingga pergerakan harganya lebih tajam,” tulis Goldman Sachs dalam catatan risetnya.
“Tanpa intervensi bank sentral, perubahan kecil dalam arus investasi bisa memicu koreksi besar, karena ketatnya pasokan di London menjadi pendorong utama reli saat ini,” tambah laporan tersebut.
Reli harga perak juga memperkuat tren bullish di sektor logam mulia. Selain perak, emas menembus level tertinggi baru di atas US$4.115 per ons, memperpanjang reli selama delapan pekan berturut-turut. Sementara platinum dan paladium sama-sama melonjak lebih dari 4%, menandakan tekanan permintaan meluas di seluruh pasar logam mulia global.
Ketegangan Geopolitik dan Kebijakan Moneter Dorong Minat Safe Haven
Reli logam mulia sepanjang 2025 tidak bisa dilepaskan dari kondisi makro global yang sarat ketidakpastian. Dalam sembilan bulan terakhir, empat logam utama—emas, perak, platinum, dan paladium mencatat kenaikan antara 55% hingga 82%. Peningkatan tersebut dipicu oleh kombinasi faktor: pembelian besar-besaran oleh bank sentral, peningkatan kepemilikan di dana Exchange Traded Fund (ETF), serta pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Kebijakan moneter longgar ini mendorong investor global beralih ke logam mulia sebagai aset aman. Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok turut memperkuat arus modal ke aset safe haven tersebut. Pada Minggu, 12 Oktober 2025, Tiongkok mendesak Washington untuk menghentikan ancaman tarif baru dan kembali ke meja perundingan. Negeri Tirai Bambu juga memperingatkan akan membalas jika AS tetap melanjutkan kebijakan proteksionisnya.
Presiden AS Donald Trump, yang baru seminggu sebelumnya mengusulkan tarif tambahan hingga 100% untuk barang-barang asal Tiongkok, mencoba meredam eskalasi melalui pidato akhir pekan. Namun, langkah tersebut belum cukup menenangkan pasar.
“Ketegangan politik dan risiko fiskal AS yang membengkak menjadi faktor utama yang meningkatkan minat investor terhadap aset logam mulia,” tulis analis dalam laporan Bank of America Corp.
Bank tersebut bahkan menaikkan proyeksi harga perak untuk akhir 2026 dari US$44 menjadi US$65 per ons, dengan alasan defisit pasokan yang berkelanjutan dan tren suku bunga global yang lebih rendah.
Kebijakan AS dan Ketatnya Pasar London Jadi Sorotan
Sementara itu, pasar global kini menunggu hasil penyelidikan Pasal 232 oleh pemerintah AS terhadap mineral penting, termasuk perak, platinum, dan paladium. Penyelidikan tersebut berpotensi berujung pada penguatan tarif impor baru, yang dapat memperketat pasokan logam mulia di pasar London.
Saat ini, stok perak bebas di London dilaporkan menurun drastis, memperburuk kekhawatiran akan ketersediaan fisik logam tersebut. Ketidakpastian ini menciptakan volatilitas tinggi dan memperbesar potensi reli lanjutan di pasar spot maupun berjangka.
Pada perdagangan di London pukul 13.40 waktu New York, harga emas sempat menyentuh US$4.101,94 per ons, hanya sedikit di bawah rekor tertingginya di US$4.117,13. Di bursa Comex, New York, harga perak berjangka melonjak hingga 7% ke US$50,59 per ons, melampaui rekor lama tahun 1980 sebesar US$50,35, menurut data CME Group, pengelola Comex.
Fenomena ini menandai perubahan besar dalam dinamika pasar logam mulia, di mana permintaan fisik semakin sulit dipenuhi, sementara arus modal spekulatif terus mengalir masuk. Para analis memandang tren ini sebagai “awal babak baru reli logam mulia global” yang berpotensi berlangsung hingga tahun depan, terutama jika ketidakpastian ekonomi dunia belum mereda.
Kesimpulan: Perak Jadi Bintang Baru Aset Safe Haven
Rekor harga perak kali ini bukan sekadar euforia jangka pendek. Kombinasi defisit pasokan, kebijakan moneter longgar, dan ketegangan geopolitik membuat perak kini mengambil peran lebih besar sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global.
Dengan permintaan yang terus meningkat dan pasokan yang menipis, banyak analis percaya harga perak masih memiliki ruang untuk naik lebih tinggi, terutama jika pasar tetap bergejolak. Setelah empat dekade, perak akhirnya kembali bersinar—dan mungkin, kali ini cahayanya akan bertahan lebih lama.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Strategi RAFI Kejar Pertumbuhan Pendapatan dan Profitabilitas 2025
- Selasa, 14 Oktober 2025
Berita Lainnya
Panduan Lengkap Pengajuan KUR BRI Oktober 2025 agar Cepat Disetujui Tanpa Hambatan
- Selasa, 14 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Kemendukbangga Rilis Buku Saku Tingkatkan Literasi Finansial
- 14 Oktober 2025
2.
Heboh Isu Kenaikan Gaji Pensiun PNS, Faktanya
- 14 Oktober 2025
3.
BPJS Kesehatan Bahas Pemutihan Tunggakan Peserta
- 14 Oktober 2025
4.
5.
Polda Metro Jaya Luncurkan SIKAP untuk Laporan Penipuan Online
- 14 Oktober 2025