
JAKARTA - Ekspektasi pasar modal terhadap saham emiten ritel kembali menguat seiring dengan peluncuran resmi iPhone 17 di Indonesia. Beberapa analis menilai kehadiran lini ponsel terbaru dari Apple tersebut dapat menjadi katalis positif, khususnya bagi PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), meskipun efeknya diperkirakan bersifat jangka pendek.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo menuturkan bahwa peluncuran produk anyar Apple selalu memberikan sentimen tersendiri terhadap pasar. Hal ini utamanya dirasakan oleh ERAA sebagai distributor resmi produk Apple di Indonesia, dan secara tidak langsung bagi MAPI yang mengelola portofolio ritel premium.
“Secara umum, peluncuran iPhone terbaru mampu memberikan sentimen positif jangka pendek bagi emiten ritel seperti ERAA yang menjadi distributor resmi produk Apple, dan secara tidak langsung bagi MAPI yang memiliki portofolio ritel premium,” jelas Azis.
Baca Juga
Namun, ia mengingatkan bahwa seri iPhone 17 kali ini tidak membawa pembaruan fitur maupun desain yang signifikan. Hal ini berpotensi membuat dorongan penjualan tidak sebesar yang terlihat pada generasi sebelumnya.
“Ini membuat kontribusi terhadap penjualan bisa berpotensi tidak mendorong sangat signifikan,” tambahnya.
Momentum Peluncuran dan Faktor Musiman
Apple sendiri resmi membuka sesi pemesanan awal atau pre-order iPhone 17 pada Jumat (10/10/2025). Perangkat ini akan mulai tersedia di sejumlah gerai ritel resmi Apple di Indonesia pada 17 Oktober 2025 mendatang.
Respon pasar yang cukup kuat diperkirakan akan memberi dorongan pada kinerja ERAA dan MAPI di kuartal IV-2025. Selain faktor produk baru, momentum musiman seperti periode festive moment akhir tahun turut mendukung peningkatan daya beli masyarakat, khususnya segmen menengah ke atas.
Research Analyst MNC Sekuritas, Catherine Florencia menilai kondisi ini menjadi kombinasi positif yang akan mendorong kinerja kedua emiten. “Kami memperkirakan penjualan iPhone 17 akan mendukung ERAA untuk membukukan pertumbuhan penjualan 11,2% YoY dan penjualan MAPI naik 8,1% YoY untuk tahun penuh 2025,” jelas Catherine.
Ia menambahkan, sejak awal 2025, daya beli konsumen di segmen premium masih cukup terjaga, sehingga produk-produk ritel berharga tinggi tetap diminati. iPhone 17, meski tidak menghadirkan inovasi revolusioner, tetap menjadi simbol gaya hidup yang mengikat konsumen loyal Apple.
Prospek Saham ERAA dan MAPI
Dari sisi teknikal, Catherine menilai saham ERAA masih berpotensi menguat dengan target harga terdekat di Rp464 dan target selanjutnya Rp540 per saham. Adapun MAPI diproyeksikan melanjutkan tren positif menuju kisaran Rp1.280–Rp1.360 per saham.
Sementara dari sisi valuasi fundamental, Catherine masih merekomendasikan buy untuk kedua saham tersebut, dengan target harga masing-masing Rp1.620 untuk MAPI dan Rp550 untuk ERAA.
“Secara valuasi, keduanya masih menarik karena didukung oleh tren konsumsi premium yang kuat, meskipun faktor peluncuran iPhone 17 lebih bersifat katalis jangka pendek,” katanya.
Sementara itu, Azis dari Kiwoom Sekuritas memilih rekomendasi lebih konservatif dengan menyarankan trading buy untuk ERAA. Ia mematok target harga pada kisaran Rp446–Rp460 dengan support di Rp414–Rp420 per saham.
Dampak Jangka Pendek, Bukan Fundamental
Baik Azis maupun Catherine sepakat bahwa dampak peluncuran iPhone 17 lebih bersifat sementara. Pasalnya, tidak adanya terobosan besar dalam hal fitur maupun desain membuat minat beli bisa sedikit tertahan.
Meski demikian, faktor gaya hidup konsumen Indonesia, khususnya di kalangan urban dan kelas menengah atas, masih memberi ruang pertumbuhan. Produk-produk Apple kerap dipandang sebagai simbol status sosial, sehingga permintaan tetap terjaga meski harga tinggi.
Dalam konteks ini, ERAA sebagai mitra distribusi utama Apple di Indonesia tetap menjadi pihak yang paling diuntungkan. Sementara MAPI diuntungkan secara tidak langsung melalui ekosistem ritel premium yang dikelolanya, terutama pada periode belanja akhir tahun.
Outlook Pasar Ritel Premium
Peluncuran iPhone 17 juga memberikan gambaran lebih luas tentang dinamika pasar ritel premium di Indonesia. Meski ada tekanan makroekonomi global, daya beli segmen atas di Indonesia terbukti resilien.
Dengan tren ini, saham-saham ritel premium seperti ERAA dan MAPI tetap menarik bagi investor. Kehadiran produk-produk global ternama seperti iPhone menjadi penggerak tambahan yang membantu menjaga kinerja emiten di sektor ini.
Bahkan jika penjualan iPhone 17 tidak melampaui generasi sebelumnya, momentum ini tetap memperkuat posisi ERAA dan MAPI di mata investor sebagai pemain kunci dalam segmen konsumen premium.
Peluncuran iPhone 17 di Indonesia tidak hanya menjadi peristiwa penting bagi konsumen, tetapi juga katalis positif bagi pasar modal. ERAA sebagai distributor resmi Apple diperkirakan meraih dampak langsung berupa kenaikan penjualan, sementara MAPI ikut terdorong dari sisi portofolio ritel premiumnya.
Meski demikian, analis menilai efeknya lebih bersifat jangka pendek karena minimnya inovasi besar dalam produk terbaru Apple. Namun, kombinasi momentum akhir tahun dan daya beli segmen premium yang tetap kuat membuat prospek kedua saham ini tetap menarik di mata investor.
Dengan rekomendasi buy untuk jangka menengah dan trading buy untuk jangka pendek, ERAA dan MAPI diperkirakan masih akan menjadi salah satu pilihan utama investor yang memburu peluang di sektor ritel premium.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Atome Paylater Tiktok: Pengertian, Cara Menggunakan dan Menginstalnya
- Selasa, 14 Oktober 2025
Perbandingan Bunga Kredivo dan Shopee Pinjam, Mana yang Lebih Rendah?
- Selasa, 14 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
3.
TPK Jayapura Perkuat Peran Gerbang Logistik Utama Papua Timur
- 15 Oktober 2025
4.
Sistem Informasi Kredit Perumahan Siap Diluncurkan Oktober 2025
- 15 Oktober 2025