
JAKARTA - Iklim investasi Indonesia kembali menjadi sorotan setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan secara terbuka keluhan para investor. Menurutnya, problem mendasar terkait regulasi dan birokrasi di Tanah Air sudah berlangsung puluhan tahun dan hingga kini belum juga terselesaikan.
Purbaya bahkan blak-blakan menyebut bahwa kondisi investasi yang berlarut-larut tersebut menjadi salah satu alasan mengapa arus modal asing ke Indonesia kerap tidak seoptimal yang diharapkan. Ia menilai masalah lama ini perlu segera mendapat perhatian serius agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara.
“Sudah puluhan tahun kita tidak bisa betulin. Jadi ini problem lama, bukan baru. Investor sudah sering menyampaikan keluhan yang sama,” ujar Purbaya.
Baca Juga
Keluhan Investor yang Terulang
Menurut Purbaya, sejumlah investor yang datang ke Indonesia umumnya menghadapi kendala klasik yang tidak kunjung terselesaikan. Persoalan tersebut mulai dari regulasi yang dianggap berbelit, kepastian hukum yang kurang jelas, hingga birokrasi perizinan yang dinilai memperlambat realisasi investasi.
Ia menegaskan bahwa kondisi seperti ini menciptakan ketidakpastian dan membuat investor ragu untuk menanamkan modal jangka panjang. “Kita harus akui masih ada banyak hal yang membuat mereka (investor) menahan diri. Dan masalah ini sebenarnya sudah sering kita dengar sejak lama,” lanjutnya.
Meski begitu, Purbaya tetap menekankan bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Evaluasi secara menyeluruh terhadap regulasi investasi terus dilakukan, termasuk upaya memperbaiki koordinasi antar kementerian dan lembaga agar iklim usaha semakin kondusif.
Reformasi Regulasi Belum Optimal
Indonesia sejatinya telah meluncurkan berbagai kebijakan reformasi untuk mendorong investasi. Mulai dari omnibus law, insentif pajak, hingga digitalisasi layanan perizinan. Namun, di mata investor, implementasi kebijakan tersebut belum sepenuhnya berjalan mulus.
“Memang ada banyak inisiatif bagus, tapi masalah di lapangan kadang tidak sesuai dengan yang tertulis di regulasi. Ini yang sering dikeluhkan,” kata Purbaya.
Ia menambahkan bahwa tantangan besar Indonesia adalah bagaimana menyeimbangkan kebutuhan investasi dengan aspek tata kelola dan kepastian hukum. Tanpa perbaikan menyeluruh, daya saing Indonesia bisa kalah dengan negara-negara tetangga yang lebih ramah investasi.
Dampak ke Arus Modal dan Pertumbuhan Ekonomi
Tidak optimalnya iklim investasi berdampak langsung pada aliran modal asing. Sejumlah investor besar lebih memilih menanamkan modal di negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, atau Malaysia, yang dinilai memiliki kepastian regulasi lebih baik.
Padahal, investasi merupakan salah satu motor utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan memperluas basis industri dalam negeri. Dengan kondisi saat ini, potensi Indonesia untuk tumbuh lebih cepat menjadi terhambat.
Purbaya menekankan, bila masalah lama ini tidak segera dibenahi, Indonesia bisa kehilangan momentum pertumbuhan di tengah kompetisi global yang semakin ketat.
Harapan Perubahan di Pemerintahan Baru
Di tengah berbagai keluhan tersebut, Purbaya menyebut bahwa pemerintah saat ini sedang mengkaji berbagai opsi kebijakan untuk memperbaiki iklim investasi. Ia menyiratkan bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto di periode baru membawa harapan adanya gebrakan nyata.
“Arahannya tentu nanti akan dibicarakan lintas kementerian dan lembaga. Presiden yang akan menentukan langkah lebih lanjut,” ungkap Purbaya.
Diskusi lintas sektor ini diharapkan mampu menghadirkan solusi konkret yang bisa dirasakan langsung oleh investor. Tidak hanya di level regulasi pusat, tetapi juga di daerah yang selama ini menjadi salah satu titik lemah implementasi kebijakan.
Konsistensi Jadi Kunci
Purbaya menilai bahwa konsistensi dan kepastian menjadi kunci utama dalam membenahi iklim investasi. Menurutnya, tanpa adanya konsistensi dalam pelaksanaan regulasi, setiap upaya perbaikan hanya akan berhenti di atas kertas.
“Kalau kita bisa konsisten, sebenarnya investor akan lebih percaya. Tapi kalau tidak, ya masalah ini akan terus berulang,” tegasnya.
Hal ini juga selaras dengan tuntutan investor asing yang lebih menekankan pada kejelasan aturan main dan stabilitas kebijakan jangka panjang.
Tantangan ke Depan
Indonesia memiliki potensi pasar besar dan sumber daya alam melimpah yang seharusnya menjadi daya tarik bagi investor global. Namun, potensi itu bisa saja terbuang percuma bila hambatan lama tidak segera diatasi.
Purbaya mengingatkan bahwa iklim investasi tidak hanya soal insentif finansial, tetapi juga menyangkut transparansi, kecepatan layanan, serta kepastian hukum. Semua aspek tersebut harus dibenahi secara bersamaan agar Indonesia benar-benar menjadi tujuan investasi yang kompetitif.
Pernyataan blak-blakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjadi cermin bahwa problem investasi Indonesia bukan hal baru. Keluhan investor yang terus berulang menunjukkan adanya persoalan struktural yang belum terpecahkan selama puluhan tahun.
Meski sejumlah langkah reformasi telah dilakukan, implementasi di lapangan masih menjadi pekerjaan rumah besar. Dengan pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo, harapan publik adalah adanya gebrakan nyata yang mampu menciptakan kepastian hukum, mempermudah birokrasi, dan meningkatkan daya saing Indonesia di mata investor global.
Hanya dengan konsistensi dan keseriusan, Indonesia bisa keluar dari lingkaran masalah lama dan menjadikan investasi sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Atome Paylater Tiktok: Pengertian, Cara Menggunakan dan Menginstalnya
- Selasa, 14 Oktober 2025
Perbandingan Bunga Kredivo dan Shopee Pinjam, Mana yang Lebih Rendah?
- Selasa, 14 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
3.
TPK Jayapura Perkuat Peran Gerbang Logistik Utama Papua Timur
- 15 Oktober 2025
4.
Sistem Informasi Kredit Perumahan Siap Diluncurkan Oktober 2025
- 15 Oktober 2025