Selasa, 14 Oktober 2025

Rupiah Berpeluang Menguat di Awal Pekan 13 Oktober 2025

Rupiah Berpeluang Menguat di Awal Pekan 13 Oktober 2025
Rupiah Berpeluang Menguat di Awal Pekan 13 Oktober 2025

JAKARTA - Memasuki perdagangan awal pekan pada Senin, 13 Oktober 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan peluang untuk kembali menguat. 

Kondisi ini menjadi perhatian para pelaku pasar yang mengamati fluktuasi mata uang dalam beberapa hari terakhir. Pada penutupan perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025, rupiah sedikit mengalami pelemahan sebesar 2 poin atau setara dengan 0,01% sehingga berada pada posisi Rp16.570 per dolar AS. 

Meski demikian, pekan ini dibuka dengan sentimen positif bagi rupiah yang berpotensi bangkit dari tekanan sebelumnya.

Baca Juga

Pertumbuhan Laba Bank Terbesar Indonesia Jelang Kuartal III

Perkembangan Indeks Dolar AS dan Implikasinya terhadap Rupiah

Pergerakan indeks dolar AS juga menjadi faktor utama dalam fluktuasi rupiah saat ini. Pada perdagangan Jumat, indeks dolar AS turun sebesar 0,27 poin atau 0,27% ke level 99,26. 

Namun pada akhir perdagangan Minggu, 12 Oktober 2025, indeks ini kembali melemah ke posisi 98,97. Kelemahan dolar AS dipengaruhi oleh pernyataan Presiden AS yang menyatakan akan menaikkan tarif impor terhadap China hingga 100%, yang kemudian meningkatkan nilai tukar mata uang lain seperti euro dan yen terhadap dolar AS.

Meskipun dolar AS sempat menurun, penguatan indeks ini selama sepekan terakhir tetap tercatat sebesar 1,66%. Kenaikan mingguan tersebut merupakan yang terbesar sejak September 2024, menunjukkan bahwa volatilitas masih sangat tinggi di pasar valuta asing global. 

Kondisi ini tentu berpengaruh pada nilai tukar rupiah, yang harus mampu menyesuaikan diri dengan dinamika pasar internasional.

Prediksi Fluktuasi Rupiah Pekan Ini

Menurut pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, rupiah kemungkinan akan bergerak fluktuatif dalam rentang perdagangan antara Rp16.520 hingga Rp16.570 per dolar AS selama pekan ini. Meski begitu, ada peluang bagi rupiah untuk mengalami penguatan yang relatif stabil menjelang akhir pekan.

Penutupan sebagian aktivitas pemerintah AS yang telah berlangsung selama sembilan hari dan hasil risalah rapat Federal Reserve (The Fed) menjadi faktor pendukung sentimen ini. 

Para pembuat kebijakan The Fed menunjukkan kesepakatan untuk terus mendukung pasar tenaga kerja yang mengalami pelemahan, sehingga mendorong spekulasi pasar terhadap penurunan suku bunga di masa depan. 

Data dari CME FedWatch Tools memperkirakan peluang penurunan suku bunga hampir 100% pada Oktober dan kemungkinan penurunan lanjutan pada Desember.

Kondisi tersebut memberikan tekanan pada imbal hasil obligasi pemerintah AS dan berdampak pada pelemahan dolar AS, yang secara tidak langsung memberi ruang bagi rupiah untuk menguat.

Pengaruh Faktor Ekonomi Domestik terhadap Rupiah

Dari sisi domestik, pemerintah Indonesia optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2025 akan mencapai kisaran 5% hingga 5,1% secara tahunan (year-on-year). Optimisme ini didukung oleh kinerja ekspor yang masih cukup kuat selama tiga bulan terakhir.

Sentimen positif dari dalam negeri ini didukung oleh analisis Muhammad Alfatih, Senior Technical Analyst PT Samuel Sekuritas Indonesia, yang menilai bahwa pasar domestik saat ini masih menunjukkan sikap optimistis. 

Namun, Alfatih juga mengingatkan bahwa penguatan rupiah bisa terancam jika tekanan pelemahan terus berlanjut. Secara teknikal, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran Rp16.500 hingga Rp16.700 per dolar AS, mencerminkan potensi volatilitas yang cukup tinggi.

Pergerakan Rupiah pada Pembukaan Perdagangan Senin, 13 Oktober 2025

Pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin 13 Oktober 2025, rupiah kembali melemah tipis sebesar 0,07% ke level Rp16.582 per dolar AS. 

RUpiah turun sedikit pada awal sesi perdagangan. Sementara itu, indeks dolar AS juga tercatat mengalami penurunan 0,06% ke level 98,92 pada saat yang sama.

Pergerakan Mata Uang Asia Lainnya

Selain rupiah, pergerakan mata uang Asia lain juga menunjukkan variasi yang menarik. Yen Jepang tercatat melemah 0,46%, sedangkan dolar Hong Kong dan dolar Singapura menguat tipis masing-masing 0,04% dan 0,07%. Di sisi lain, dolar Taiwan dan won Korea Selatan mengalami pelemahan sebesar 0,13% dan 0,04%.

Peso Filipina dan rupee India mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,16% dan 0,11%, sementara yuan China naik 0,07%. Ringgit Malaysia tercatat stagnan, sedangkan baht Thailand menguat sebesar 0,24%. 

Variasi pergerakan mata uang regional ini menandakan adanya dinamika ekonomi yang berbeda-beda di masing-masing negara, yang juga dapat memengaruhi rupiah secara tidak langsung.

Memasuki minggu kedua Oktober 2025, nilai tukar rupiah diprediksi akan bergerak dengan volatilitas yang cukup tinggi namun dengan peluang penguatan yang terbuka. 

Faktor global seperti kebijakan perdagangan AS dan keputusan The Fed mengenai suku bunga menjadi penggerak utama nilai tukar. 

Sementara itu, faktor domestik berupa pertumbuhan ekonomi yang solid dan sentimen pasar yang relatif positif memberikan dukungan tambahan bagi rupiah untuk menguat.

Pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada mengikuti perkembangan kebijakan internasional dan data ekonomi yang terus berubah. 

Dengan pemahaman ini, para investor dan pelaku bisnis dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam menghadapi pergerakan nilai tukar rupiah pada pekan ini.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kinerja Unit Syariah Bank Sumut Tumbuh Positif Kuartal Ketiga 2025

Kinerja Unit Syariah Bank Sumut Tumbuh Positif Kuartal Ketiga 2025

Harga Pangan Naik di Indonesia pada 14 Oktober 2025 Hari Ini

Harga Pangan Naik di Indonesia pada 14 Oktober 2025 Hari Ini

Rupiah Bergerak Fluktuatif, Penguatan Dolar AS Pengaruhi Pasar

Rupiah Bergerak Fluktuatif, Penguatan Dolar AS Pengaruhi Pasar

Pertumbuhan Laba Bank Terbesar Indonesia Jelang Kuartal III

Pertumbuhan Laba Bank Terbesar Indonesia Jelang Kuartal III

Strategi Bank BPD DIY Kendalikan Kenaikan Kredit Macet KPR 2025

Strategi Bank BPD DIY Kendalikan Kenaikan Kredit Macet KPR 2025