Selasa, 14 Oktober 2025

OJK Tegaskan Kinerja Perbankan Indonesia Kian Kokoh

OJK Tegaskan Kinerja Perbankan Indonesia Kian Kokoh
OJK Tegaskan Kinerja Perbankan Indonesia Kian Kokoh

JAKARTA - Industri perbankan Indonesia terus memperlihatkan performa yang meyakinkan dalam mendukung perekonomian nasional. 

Berdasarkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan II?2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa kinerja sektor ini tetap solid dengan risiko yang terjaga.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa hingga Juni 2025, fungsi intermediasi bank berjalan positif. 

Baca Juga

Pertumbuhan Laba Bank Terbesar Indonesia Jelang Kuartal III

Penyaluran kredit meningkat, sedangkan penghimpunan dana masyarakat juga menunjukkan pertumbuhan yang kokoh. 

Aset perbankan menunjukkan kualitas yang lebih baik dengan penurunan risiko kredit, sementara likuiditas berada di posisi aman karena cadangan likuiditas jauh di atas ketentuan minimum. Semua indikator ini menjadi bukti nyata bahwa perbankan semakin diperkuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Modal Tinggi dan Prinsip Kehati?hatian sebagai Pilar Kinerja

Dian menekankan bahwa tingkat permodalan yang tinggi menjadi fondasi ketahanan perbankan dalam menghadapi tantangan ekonomi dan risiko pasar. Modal kuat memungkinkan bank menyerap guncangan dan tetap menjaga operasional yang sehat.

OJK terus mendorong agar bank selalu menerapkan prinsip kehati?hatian (prudential banking), mengedepankan profesionalisme dan integritas, serta terus berinovasi agar pertumbuhan perbankan bisa tinggi, sehat, dan berkelanjutan. 

Dalam pengawasan, OJK memantau secara intensif agar sistem keuangan tetap stabil dan sektor perbankan dapat tumbuh secara berkesinambungan tanpa memunculkan risiko sistemik.

Indikator Ekonomi Perbankan hingga Agustus 2025

Menurut data OJK hingga Agustus 2025, kondisi perbankan tetap terjaga. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 8,51 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit yang berada di angka 7,56 persen (yoy). 

Rasio pertumbuhan ini menggambarkan bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan pada bank sebagai tempat menyimpan dana, dan bank juga aktif menyalurkan kredit ke sektor produktif.

Dengan struktur permodalan yang kuat, bank diharapkan bisa menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi: menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kredit. 

Kepercayaan publik kepada bank sangat penting agar proses intermediasi berjalan sehat dan stabil, serta mendukung aktivitas ekonomi yang lebih luas.

Strategi Ke Depan: Menjaga Kesehatan Aset dan Likuiditas

OJK meminta bank agar terus memperkuat strategi internal untuk menjaga kesehatan aset dan likuiditas. Upaya pengawasan ketat dan prinsip kehati?hatian harus tetap dijaga supaya tidak timbul penurunan kualitas kredit di masa depan. Beberapa langkah yang disarankan:

Penguatan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai): Bank perlu memastikan bahwa cadangan kerugian dalam portofolio kredit cukup memadai untuk menahan potensi kredit bermasalah di masa mendatang.

Stress test rutin: Untuk memastikan perbankan cukup tangguh dalam menghadapi tekanan ekonomi, bank wajib rutin melakukan stress test dan evaluasi internal terhadap kemampuan menahan dampak makroekonomi negatif.

Likuiditas yang konsisten aman: Bank harus menjaga rasio likuiditas agar tidak terganggu meski terjadi perubahan kondisi eksternal maupun internal.

Pemantauan kondisi makro dan global: Karena bank tak berdiri sendiri, OJK meminta agar bank rajin memantau dinamika kebijakan global, suku bunga internasional, serta variabel ekonomi domestik agar bisa bergerak preemptif terhadap perubahan.

Dengan rangkaian upaya ini, bank-bank Indonesia diharapkan bisa tetap tangguh dalam kondisi yang penuh ketidakpastian, sekaligus mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan maksimal.

OJK sebagai Pengawas dan Penjamin Kepercayaan Publik

Peran OJK dalam memastikan stabilitas industri perbankan sangat krusial. Melalui pengawasan intensif dan regulasi yang tepat, OJK menjaga agar perbankan tidak mengambil langkah yang berisiko tinggi demi pertumbuhan jangka pendek. 

Transparansi, integritas, dan kepatuhan menjadi fondasi dari langkah OJK dalam menjaga kepercayaan publik pada sistem perbankan.

OJK juga memastikan bahwa bank-bank yang melakukan ekspansi atau mengambil risiko tetap menerapkan prinsip prudensial dan profesionalisme. 

Kinerja perbankan yang baik bukan hanya soal pertumbuhan angka kredit dan dana simpanan, melainkan bagaimana risiko dapat dikendalikan agar dampaknya minimal bila terjadi kondisi ekonomi memburuk.

Dampak Positif Bagi Ekonomi Indonesia

Industri perbankan yang kuat dan stabil memiliki dampak luas terhadap ekonomi nasional. Di antaranya:

Ruang bagi pertumbuhan sektor riil: Dengan kredit yang mengalir lancar dan modal perbankan kuat, sektor usaha bisa berkembang, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan produktivitas ekonomi.

Dorongan konsumsi dan investasi: Dengan sistem keuangan yang sehat, masyarakat dan bisnis merasa lebih aman untuk menyimpan dana atau berinvestasi melalui kredit produktif.

Perlindungan terhadap guncangan eksternal: Ketahanan bank semakin penting di tengah ketidakpastian global, fluktuasi suku bunga, dan perubahan geopolitik.

Penguatan kepercayaan publik yang percaya bahwa perbankan aman akan terus memusatkan dana mereka di lembaga keuangan resmi, bukan mencari alternatif yang berisiko tinggi.

Meski kinerja perbankan menunjukkan kecenderungan positif, tantangan tetap ada. Tekanan ekonomi akibat fluktuasi global, perubahan suku bunga internasional, potensi inflasi, serta kondisi internal perusahaan memerlukan kesiapan dan adaptasi dari bank.

Bank-bank harus tetap melakukan inovasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjaga daya saing sambil menjaga kualitas kredit dan likuiditas. 

OJK akan terus mengawasi agar kekuatan industri perbankan tidak disertai perilaku berisiko yang bisa memicu keguncangan sistemik.

Harapan besar melekat pada sinergi antara regulator, perbankan, dan publik agar sistem keuangan Indonesia makin kokoh, mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, serta menciptakan ekosistem keuangan yang produktif dan aman.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kinerja Unit Syariah Bank Sumut Tumbuh Positif Kuartal Ketiga 2025

Kinerja Unit Syariah Bank Sumut Tumbuh Positif Kuartal Ketiga 2025

Harga Pangan Naik di Indonesia pada 14 Oktober 2025 Hari Ini

Harga Pangan Naik di Indonesia pada 14 Oktober 2025 Hari Ini

Rupiah Bergerak Fluktuatif, Penguatan Dolar AS Pengaruhi Pasar

Rupiah Bergerak Fluktuatif, Penguatan Dolar AS Pengaruhi Pasar

Pertumbuhan Laba Bank Terbesar Indonesia Jelang Kuartal III

Pertumbuhan Laba Bank Terbesar Indonesia Jelang Kuartal III

Strategi Bank BPD DIY Kendalikan Kenaikan Kredit Macet KPR 2025

Strategi Bank BPD DIY Kendalikan Kenaikan Kredit Macet KPR 2025