
JAKARTA - Brokoli sudah lama mendapat julukan sebagai superfood hijau yang sarat manfaat bagi kesehatan.
Sayuran ini bukan hanya pelengkap di piring makan sehat, tetapi juga “senjata alami” yang dipercaya mampu membantu mencegah berbagai penyakit kronis, termasuk kanker. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa manfaat luar biasa dari brokoli bisa hilang begitu saja hanya karena kesalahan sederhana dalam cara memasaknya.
Di balik bentuknya yang menyerupai pohon kecil, brokoli menyimpan kandungan senyawa aktif yang sangat berharga. Salah satunya adalah sulforaphane, zat fitokimia yang telah terbukti dalam berbagai penelitian mampu melawan pertumbuhan sel kanker dan melindungi tubuh dari radikal bebas. Selain itu, brokoli juga kaya akan vitamin C, serat, kalsium, dan fitonutrien lain yang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh serta kesehatan jantung.
Baca Juga
Sayangnya, cara pengolahan yang tidak tepat sering kali membuat khasiat alami brokoli berkurang drastis.
Banyak orang cenderung merebus brokoli terlalu lama hingga warnanya berubah menjadi hijau pucat dan teksturnya lembek. Padahal, menurut para ahli gizi, merebus brokoli lebih dari lima menit dapat menghilangkan hingga setengah kandungan sulforaphane dan vitamin C yang ada di dalamnya. Akibatnya, manfaat kesehatan yang seharusnya bisa diperoleh menjadi jauh berkurang.
Agar kandungan gizi brokoli tetap terjaga, para pakar merekomendasikan metode memasak yang lebih sehat, seperti mengukus selama 3–5 menit. Teknik ini mampu mempertahankan tekstur renyah brokoli sekaligus menjaga kandungan nutrisi tetap optimal. Selain itu, menumis cepat dengan sedikit minyak zaitun juga bisa menjadi alternatif yang tidak kalah sehat. Selain menjaga nutrisi, cara ini memberikan cita rasa gurih alami dan aroma yang lebih menggugah selera.
Selain teknik memasak, cara penyimpanan brokoli juga berperan penting dalam menjaga kualitas gizinya. Brokoli sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup di lemari pendingin agar tidak cepat layu. Namun, hindari mencuci brokoli sebelum disimpan. Kelembapan yang berlebihan dapat mempercepat proses pembusukan dan menurunkan kualitas sayur tersebut. Cucilah brokoli hanya ketika akan diolah atau dimasak.
Kombinasi brokoli dengan bahan makanan lain juga menentukan seberapa optimal tubuh bisa menyerap manfaat gizinya. Misalnya, memadukan brokoli dengan sumber protein seperti tahu, tempe, atau ayam panggang bisa memberikan keseimbangan nutrisi yang lebih baik. Protein membantu memperkuat otot dan jaringan tubuh, sementara vitamin dan mineral dalam brokoli berfungsi menjaga sistem kekebalan dan mencegah peradangan.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa menambahkan sedikit minyak sehat seperti minyak zaitun atau minyak alpukat ke dalam masakan brokoli dapat membantu penyerapan vitamin larut lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K) secara lebih efisien. Dengan begitu, tubuh tidak hanya mendapatkan manfaat dari brokoli, tetapi juga dari sinergi antara nutrisi yang saling melengkapi.
Tidak heran jika brokoli sering direkomendasikan oleh ahli gizi dan dokter sebagai salah satu bahan makanan yang wajib ada dalam pola makan seimbang. Konsumsi brokoli secara rutin dipercaya dapat membantu menurunkan risiko penyakit degeneratif, termasuk kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Bahkan, beberapa penelitian menemukan bahwa sulforaphane dalam brokoli mampu membantu menetralkan racun dalam tubuh serta menghambat pertumbuhan sel kanker prostat, payudara, dan usus besar.
Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat ini baru bisa dirasakan jika brokoli dikonsumsi dalam kondisi yang tepat—tidak terlalu lama dimasak dan dikombinasikan dengan bahan makanan sehat lainnya.
Sebaliknya, jika brokoli digoreng dengan minyak berlebihan atau direbus terlalu lama, bukan hanya nutrisi yang hilang, tapi juga bisa menambah asupan lemak jenuh yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung.
Sebagai variasi, brokoli juga bisa diolah menjadi berbagai menu sehat yang menarik. Anda bisa membuat sup brokoli dengan kaldu ayam rendah lemak, salad brokoli dingin dengan saus lemon, atau tumis brokoli dan paprika dengan minyak zaitun. Bahkan, brokoli juga lezat dijadikan campuran dalam smoothie hijau bersama apel, bayam, dan pisang, yang kaya akan antioksidan.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, konsumsi brokoli sebaiknya dilakukan dua hingga tiga kali dalam seminggu. Porsi yang ideal adalah sekitar ½ hingga 1 cangkir brokoli matang per hari, tergantung kebutuhan gizi masing-masing individu.
Pada akhirnya, brokoli bukan sekadar sayuran hijau biasa. Ia adalah superfood alami yang bisa menjadi pelindung tubuh dari berbagai penyakit jika diolah dengan benar. Dengan memperhatikan cara memasak dan penyimpanan yang tepat, brokoli bisa menjadi sahabat terbaik dalam menjaga kesehatan jangka panjang.
Jadi, jangan biarkan kesalahan kecil di dapur menghilangkan manfaat besar dari si hijau penuh khasiat ini. Karena di balik setiap potongan brokoli yang renyah, tersimpan rahasia kesehatan yang luar biasa untuk tubuh Anda.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Latihan TNI AU Perkuat Dukungan Tempur Udara Darat
- 13 Oktober 2025
2.
Kemenko IPK Tegaskan Komitmen Lewat Simbol Bambu ISF 2025
- 13 Oktober 2025
3.
BGN Dorong Produksi Susu Segar Lewat Penambahan Kandungan MBG
- 13 Oktober 2025
4.
Program Magang 2025 Diperpanjang, Kemenaker Beri Kesempatan
- 13 Oktober 2025
5.
Komdigi Terapkan Sistem Rating Game Anak Mulai 2026
- 13 Oktober 2025