
JAKARTA - Industri musik Indonesia memasuki babak baru setelah berakhirnya Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 yang berlangsung selama tiga hari penuh di Jakarta.
Penutupan yang digelar di The Dome Senayan Park, Minggu,12 Oktober 2025 bukan sekadar seremoni akhir, tetapi menjadi titik awal perjalanan panjang membangun ekosistem musik nasional yang lebih inklusif, adil, dan berdaya saing.
Momentum ini menegaskan bahwa musik Indonesia tidak hanya berhenti sebagai bentuk ekspresi seni, tetapi juga sebagai sektor strategis yang membutuhkan tata kelola kuat dan dukungan kebijakan berkelanjutan.
Baca Juga
Rangkaian diskusi intensif, lokakarya, hingga forum lintas pemangku kepentingan akhirnya melahirkan rekomendasi strategis dan Deklarasi KMI 2025, yang akan dijadikan dasar pembentukan Tim Kerja Bersama Pemajuan Ekosistem Musik Indonesia.
Deklarasi dan Tiga Keputusan Penting
Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, menegaskan bahwa KMI 2025 melahirkan sebuah deklarasi bersejarah dengan tiga keputusan penting. Pertama, pembentukan Tim Kerja Bersama Pemajuan Ekosistem Musik di Indonesia sebagai wadah koordinasi lintas sektor.
Kedua, tim ini akan bertugas menyusun analisis dan strategi tindak lanjut dari seluruh rekomendasi yang dihasilkan selama konferensi. Ketiga, adanya dukungan penuh terhadap inisiatif Kementerian Hukum untuk membuat instrumen hukum yang mengikat mengenai tata kelola royalti hak cipta di lingkungan digital.
“Apa yang kita lakukan dan hasilkan selama tiga hari di Konferensi Musik ini bukanlah akhir. Tapi, adalah awal babak baru perjalanan industri musik kita. Kita berharap akan ada Peta Jalan Musik Nasional, sebagai arah kebijakan jangka panjang pemajuan musik Indonesia,” kata Giring.
Selain itu, peserta KMI 2025 juga menyatakan dukungan terhadap proposal Indonesia di WIPO (World Intellectual Property Organization), yang mendorong lahirnya instrumen hukum internasional tentang tata kelola royalti hak cipta di era digital.
Hal ini dipandang sebagai langkah penting untuk menciptakan keadilan global, khususnya bagi negara berkembang yang kerap tertinggal dalam pembagian royalti digital.
Rekomendasi Strategis Ekosistem Musik Nasional
Dokumen Minutes of Conference yang dibacakan pada penutupan memuat berbagai rekomendasi strategis hasil pertemuan. Beberapa poin penting di antaranya adalah:
Kolaborasi lintas sektor yang melibatkan musisi, pemerintah, industri, akademisi, media, dan platform digital untuk memperkuat ekosistem musik yang sehat dan berkelanjutan.
Reformasi kurikulum pendidikan musik, dengan memasukkan musik tradisi sebagai bagian utama di seluruh jenjang pendidikan.
Pengembangan infrastruktur digital seperti database musik nasional agar distribusi dan dokumentasi karya musisi lebih terintegrasi.
Penguatan musik religi sebagai kekuatan budaya yang inklusif melalui dukungan ekosistem lintas iman.
Tata kelola royalti yang lebih transparan dan partisipatif, agar musisi dan pencipta lagu mendapatkan keadilan.
Penyederhanaan regulasi perizinan pertunjukan serta pemberian perlindungan sosial dan insentif fiskal bagi pekerja musik.
Pembangunan venue pertunjukan berstandar internasional serta pemanfaatan ruang publik untuk kegiatan musik.
Riset industri musik dan event sebagai dasar pembuatan kebijakan berbasis data.
Isu-isu modern juga masuk dalam rekomendasi, seperti perlunya adaptasi terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI), kebijakan visa mobilitas kebudayaan, sinergi antara musik dan pariwisata, serta pembiayaan berbasis kekayaan intelektual.
Fondasi Musik yang Lebih Adil dan Berkelanjutan
KMI 2025 juga menekankan pentingnya penerapan standar nasional profesi musik yang meliputi semua pelaku, termasuk pekerja di balik panggung. Hal ini dipandang sebagai fondasi utama agar ekosistem musik tumbuh adil dan berdaya saing.
Giring Ganesha, dalam pidato penutupannya, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta, sekaligus mengingatkan bahwa perjuangan baru saja dimulai. “Apa yang kita bangun di sini adalah kesepakatan untuk melangkah bersama. Musik Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri sebelum mendunia,” tegasnya.
Dalam momen penuh refleksi tersebut, Giring juga menyebut nama almarhum Glenn Fredly, musisi yang semangatnya dianggap terus hidup dalam upaya mewujudkan musik Indonesia yang bermartabat. Glenn dikenal sebagai salah satu tokoh yang konsisten memperjuangkan hak-hak musisi serta keberlanjutan ekosistem musik tanah air.
Lebih dari Sekadar Forum Diskusi
KMI 2025 membuktikan dirinya bukan hanya ruang diskusi, melainkan wadah konsolidasi kekuatan lintas sektor. Ratusan musisi, akademisi, regulator, pelaku industri, hingga komunitas musik berpartisipasi aktif, memberikan masukan demi memperkuat arah kebijakan musik nasional.
Tema “Satu Nada Dasar” yang diusung konferensi ini juga merefleksikan tekad untuk menyatukan berbagai kepentingan menjadi harmoni bersama. Dengan rekomendasi dan deklarasi kolektif, KMI 2025 menjadi momentum penting dalam menyusun peta jalan musik Indonesia yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Babak Baru Musik Indonesia
Dengan berakhirnya KMI 2025, tonggak baru resmi tercatat dalam sejarah perkembangan musik Indonesia. Semua rekomendasi yang telah dirumuskan akan menjadi panduan strategis bagi pemerintah maupun pemangku kepentingan lain untuk memperkuat ekosistem musik nasional.
Semangat kolaborasi, perlindungan hak cipta, pengembangan pendidikan musik, hingga modernisasi tata kelola industri akan menjadi fondasi yang memastikan musik Indonesia tidak hanya berkembang di dalam negeri, tetapi juga siap bersaing di panggung global.
Dengan demikian, KMI 2025 bukan sekadar ditutup sebagai sebuah konferensi tahunan. Ia dibuka sebagai gerakan bersama menuju masa depan musik Indonesia yang lebih kuat, bermartabat, dan berdaya saing tinggi di kancah dunia.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Latihan TNI AU Perkuat Dukungan Tempur Udara Darat
- 13 Oktober 2025
2.
Kemenko IPK Tegaskan Komitmen Lewat Simbol Bambu ISF 2025
- 13 Oktober 2025
3.
BGN Dorong Produksi Susu Segar Lewat Penambahan Kandungan MBG
- 13 Oktober 2025
4.
Program Magang 2025 Diperpanjang, Kemenaker Beri Kesempatan
- 13 Oktober 2025
5.
Komdigi Terapkan Sistem Rating Game Anak Mulai 2026
- 13 Oktober 2025