
JAKARTA - Emas selama ini dikenal sebagai investasi yang relatif aman dan sering dijadikan alat lindung nilai terhadap inflasi atau turbulensi ekonomi.
Namun kenyataannya, di balik keindahannya, emas menyimpan berbagai risiko yang sering diabaikan investor baru. Sebelum tergiur oleh kilau emas, penting memahami bahwa investasi ini tidaklah tanpa tantangan.
Harga emas bersifat fluktuatif dan sangat dipengaruhi kondisi global, sentimen pasar, serta faktor ekonomi makro. Tanpa pemahaman yang matang dan kesiapan strategi investasi, investor bisa terjebak pada keputusan spekulatif yang justru merugikan.
Baca Juga
Di sinilah titik kritisnya bukan sekadar memilih emas, melainkan memahami sisi gelapnya. Di bawah ini ulasan lengkap mengenali risiko utama beserta strategi agar investasi emas dapat memberikan manfaat jangka panjang.
Risiko Harga: Fluktuasi Bisa Memukul Anda
Salah satu ancaman terbesar dalam investasi emas adalah perubahan harga yang tak terduga. Ketika seorang investor membeli emas pada puncak harga, peluang kerugian sangat terbuka. Seperti dikatakan Darrell Fletcher, Managing Director bidang komoditas:
“Membeli di harga tinggi dengan harapan harga akan segera naik lagi adalah strategi yang sulit.”
Emas memang menunjukkan pemulihan setelah periode harga rendah, dan banyak yang memandangnya sebagai aset diversifikasi, baik bagi bank sentral maupun investor individu.
Tapi pulih bukan berarti memastikan kenaikan kontinu. Investor ideal harus menetapkan ekspektasi realistis, menjaga alokasi yang proporsional, dan tidak berharap lonjakan harga secara tiba-tiba.
Menurut Alex Tsepaev dari B2PRIME Group:
“Emas sebaiknya tidak dipergunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan besar dalam waktu singkat, fungsinya lebih sebagai penyeimbang dalam berbagi investasi yang beragam.”
Dengan begitu, emas lebih berfungsi sebagai penyeimbang portofolio, bukan mesin pencetak untung cepat.
Risiko Spekulasi: Investasi atau Taruhan?
Karena emas adalah komoditas, nilainya sangat bergantung pada variabel eksternal seperti kondisi moneter, gejolak politik, dan faktor industri.
Thomas Winmill dari Midas Funds menyebut bahwa kepemilikan emas baik batangan, koin, maupun ETF adalah bentuk spekulasi tersamar.
Perkembangan terakhir mungkin menampilkan kenaikan harga, tetapi itu tidak menjamin masa depan. Investor yang sensitif terhadap spekulasi harus siap menghadapi volatilitas dan tidak larut dalam euforia pasar.
Memahami bahwa emas bukanlah jawaban ajaib tetapi alat diversifikasi penting akan membantu menghindari risiko spekulasi berlebihan.
Biaya Peluang: Apa yang Hilang Ketika Memilih Emas?
Investasi emas mengunci dana Anda waktu yang diperlukan menjual emas bisa lama atau tidak optimal agar mendapatkan harga ideal. Dalam periode tersebut, instrument lain bisa saja memberikan return yang jauh lebih tinggi.
Tsepaev menekankan:
“Biaya memegang emas adalah pertumbuhan yang dikorbankan di tempat lain.”
Jika seleruh dana ditempatkan pada emas, potensi keuntungan dari saham, obligasi, atau aset lain bisa terlewat. Maka dari itu, emas ideal ditempatkan sebagai sebagian kecil dari portofolio.
Risiko Penipuan: Hati-hati Emas Palsu
Karena emas tidak selalu berada dalam pengawasan ketat otoritas sekuritas, ruang penipuan terbuka lebar. Penjual bisa menawarkan batangan emas berkualitas rendah atau palsu, atau menggunakan skema sertifikat emas fiktif. Beberapa bentuk penipuan meliputi:
Penawaran batangan atau koin emas kualitas rendah atau tiruan
Saham tambang emas fiktif
Sertifikat emas palsu
Perhiasan emas yang dibeli jauh di bawah harga pasar
Brett Elliott dari APMEX menyarankan investor agar selalu mengecek reputasi penjual, legalitas perusahaan, dan sertifikasi resmi sebelum membeli emas.
Tips Meminimalkan Risiko & Memaksimalkan Peluang
Untuk menjadikan emas bagian yang aman dalam portofolio, berikut strategi yang perlu diperhatikan:
Alokasi proporsional: Jangan tempatkan sebagian besar aset Anda ke emas gunakan sebagai bagian kecil sebagai diversifikasi.
Jangka panjang: Gunakan emas sebagai stable anchor bukan untuk keuntungan cepat.
Pemilihan penjual tepercaya: Pastikan reputasi, sertifikasi, dan transparansi perusahaan jual beli emas.
Pantau pergerakan pasar: Jangan diam saja selama emas Anda menganggur; evaluasi secara berkala.
Diversifikasi instrumen: Gabungkan emas dengan saham, obligasi, atau alternatif lain agar portofolio lebih tangguh.
Emas Menarik Tapi Butuh Kesabaran dan Kejelasan
Emas dapat menjadi pilihan investasi yang menarik, terutama dalam konteks diversifikasi dan perlindungan terhadap inflasi.
Namun keindahan emas selalu dibarengi risiko harga, spekulasi, biaya peluang, dan potensi penipuan. Memahami risiko ini sebelum terjun sangat krusial agar investasi tidak berubah menjadi kerugian.
Dengan strategi yang realistis alokasi yang proporsional, pendekatan jangka panjang, pemilihan penjual tepercaya, dan diversifikasi emas dapat menjadi elemen berharga dalam portofolio yang seimbang.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Atome Paylater Tiktok: Pengertian, Cara Menggunakan dan Menginstalnya
- Selasa, 14 Oktober 2025
Perbandingan Bunga Kredivo dan Shopee Pinjam, Mana yang Lebih Rendah?
- Selasa, 14 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Kenduri Budaya Pangan Lokal Perkuat Kedaulatan Pangan
- 14 Oktober 2025
2.
DADA Perkuat Fondasi Bisnis Lewat Penjajakan Investor Strategis
- 14 Oktober 2025
3.
Telkom Dorong Talenta Muda Adaptif Lewat Program Magang Nasional
- 14 Oktober 2025
4.
Samir Perkuat Keamanan Digital dan Bangun Kepercayaan Konsumen
- 14 Oktober 2025
5.
PNM Bangun Akses Air Bersih untuk Warga Toisapu Ambon
- 14 Oktober 2025