GIGI Rilis Album Ke 25 Setelah 10 Tahun Vakum
JAKARTA - Setelah 10 tahun menahan rindu para penggemar, grup band legendaris GIGI akhirnya kembali merilis album penuh ke-25 yang bertajuk “Forever In The Air”. Album ini menandai tonggak perjalanan GIGI yang telah lebih dari tiga dekade berkarya di industri musik Indonesia.
“Lumayan lama ya, sebenarnya 10 tahun itu album full dengan lagu baru, kita emang enggak rilis di situ, dijeda-jedain pada single. Ini sebenernya mimpi apa ya yang terwujud,” ungkap Drummer GIGI, Gusti Hendy, dalam konferensi pers peluncuran album di Jakarta, Rabu.
Hendy menambahkan, proses pembuatan album kali ini terasa seperti pengalaman pertama mereka membuat album, karena biasanya GIGI hanya membutuhkan waktu 2–3 bulan. Namun kali ini, pengerjaan album “Forever In The Air” menghabiskan waktu hampir satu tahun penuh.
Baca JugaKemenparekraf Perkuat Ekosistem Animasi Nasional Lewat Kolaborasi
“Ini benar-benar berbeda, hampir satu tahun kami habiskan untuk menyempurnakan setiap lagu,” tambah Hendy.
Rekaman di Studio Internasional
Album ke-25 ini juga menjadi spesial karena proses rekaman dilakukan di Power Station at Berklee, New York City, salah satu studio legendaris yang pernah digunakan musisi dunia seperti Madonna, Lady Gaga, Rolling Stones, hingga John Mayer. Hendy menilai pengalaman ini memberikan energi baru dan spirit tersendiri bagi seluruh personel.
“Rekaman ini sebuah swasembada banget, dengan pengorbanan energi kita. Gue bilang Forever In The Air bermakna bahwa ternyata umur bukan hanyalah angka, ternyata, selalu ada itu karena spirit,” kata Hendy.
Selain itu, proses rekaman di album ini juga menggunakan metode workshop, di mana seluruh personel menyatukan ide secara kreatif. GIGI bahkan menggunakan pita rekaman (analog tape) untuk menghadirkan keunikan di tengah dominasi produksi digital saat ini.
Aransemen Matang dan Lagu Baru
Album “Forever In The Air” menghadirkan 9 track baru yang mencerminkan cerita, keresahan, serta perjalanan panjang GIGI sebagai band. Menurut Hendy, album ini bukan sekadar koleksi lagu, tetapi juga merupakan wujud doa dan semangat mereka selama lebih dari tiga dekade berkarya.
“Pas Forever In The Air udah jadi itu, maknanya ternyata tidak sadar bahwa teman gue di GIGI berikut gue itu udah bernafas setiap detik bareng. Menurut gue kalau empat personel ini chemistry-nya tidak berpuluh-puluh tahun, itu nggak akan mungkin terjadi. Maknanya tuh si album ini dibalikin ke berempat itu udah kayak keseharian,” ujar vokalis Armand Maulana.
Armand menekankan bahwa kekompakan dan chemistry antar personel menjadi inti dari kesuksesan album ini. Dari Armand, Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramadhan (bass), hingga Gusti Hendy (drum), semua memberikan warna berbeda yang berpadu dalam aransemen matang.
Menandai Eksistensi di Industri Musik
Album ke-25 ini menjadi simbol eksistensi GIGI di industri musik Indonesia. Meskipun sempat “vakum” album penuh selama satu dekade, mereka tetap aktif merilis single dan menjaga koneksi dengan penggemar. “Ini mimpi yang akhirnya terwujud. Album ini adalah representasi perjalanan panjang kita, bukan hanya musik, tapi juga pengalaman dan energi yang kami curahkan,” tambah Hendy.
Dengan rilisnya “Forever In The Air”, GIGI menegaskan bahwa usia bukan penghalang untuk terus berkarya dan bereksperimen dalam musik. Album ini menampilkan nuansa segar, namun tetap mempertahankan ciri khas GIGI yang kaya akan melodi dan lirik penuh makna.
Bisa Dinikmati di Berbagai Platform
Kini, album “Forever In The Air” sudah tersedia di berbagai platform musik digital dan YouTube, memudahkan penggemar untuk mendengarkan karya terbaru GIGI. Dengan rilisnya album ini, para penggemar setia bisa menikmati kombinasi harmonisasi vokal, aransemen gitar Dewa Budjana, bass Thomas, dan drum Hendy yang khas.
GIGI membuktikan bahwa meskipun sudah melewati perjalanan panjang, semangat berkarya tetap terjaga. Album ke-25 ini menjadi perayaan 10 tahun tanpa album penuh, sekaligus pengingat bahwa kualitas dan inovasi musik tidak mengenal batasan waktu
Rekomendasi
