
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan reli penguatannya pada pekan ini. Setelah pekan lalu ditutup naik 0,23 persen ke level 8.118,30, optimisme pasar kini mengarah pada kemungkinan indeks menembus level 8.168.
Prospek positif tersebut lahir dari kombinasi kuatnya fundamental domestik dan sentimen global yang mendukung, terutama dari arah kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).
Menurut Imam Gunadi, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), dinamika pasar global yang sebelumnya dibayangi oleh ketidakpastian fiskal di AS kini mulai mereda. Fokus pelaku pasar telah bergeser ke agenda penting The Fed yang akan memengaruhi arah suku bunga ke depan.
Baca Juga
“Di tengah situasi tersebut, pelaku pasar akan menyoroti beberapa agenda penting dari The Federal Reserve, termasuk pidato dari dua pejabatnya, Raphael Bostic dan Michelle Bowman, serta rilis FOMC Minutes pada 8 Oktober,” ungkap Imam
Agenda Ekonomi Global Jadi Perhatian Pasar
Selain FOMC Minutes, pelaku pasar juga menantikan rilis Initial Jobless Claims pada 9 Oktober 2025. Data ini penting karena akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga AS di tengah tren pelemahan ekonomi.
Pasar global saat ini juga tengah memperhitungkan tingginya probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Proyeksi menunjukkan kemungkinan sebesar 96,2 persen bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, yang akan menjadi katalis tambahan bagi penguatan pasar saham, termasuk IHSG.
Sementara di kawasan Asia, China mengambil langkah agresif untuk menopang pertumbuhan ekonominya. Pemerintah Negeri Tirai Bambu itu meluncurkan paket stimulus senilai ¥500 miliar yang ditujukan untuk proyek infrastruktur dan sektor industri, ditambah dengan subsidi konsumsi yang sudah berjalan.
Respons ini dipandang akan memberikan dampak positif pada sentimen pasar kawasan, termasuk Indonesia.
Data Domestik Jadi Penentu Laju IHSG
Dari dalam negeri, perhatian pelaku pasar akan tertuju pada serangkaian data ekonomi penting yang dijadwalkan rilis pekan ini. Beberapa di antaranya adalah:
Posisi Cadangan Devisa BI (7 Oktober)
Data Retail Sales (9 Oktober)
Data Penjualan Motor dan Mobil (9–10 Oktober)
“Rangkaian data ini sangat penting karena akan memberikan gambaran kekuatan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat kelas menengah, yang merupakan katalis utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun,” jelas Imam.
Kekuatan konsumsi rumah tangga memang menjadi salah satu motor utama ekonomi Indonesia. Jika data yang dirilis sesuai atau melebihi ekspektasi, IHSG berpotensi melanjutkan penguatannya.
Namun, risiko koreksi jangka pendek tetap ada, terutama jika data tidak memenuhi ekspektasi atau jika pernyataan pejabat The Fed bersifat hawkish atau mengarah pada kenaikan suku bunga. Level support kritis saat ini berada di 8.022.
Sentimen Positif Dorong Pergerakan IHSG
Kinerja IHSG yang solid pada pekan lalu tidak terlepas dari serangkaian sentimen positif yang menopang pasar. Beberapa di antaranya adalah:
Inflasi September 2025 yang berada di 2,65 persen (yoy), masih dalam target Bank Indonesia.
Sektor manufaktur yang tetap ekspansif dengan PMI 50,4.
Rencana stimulus tambahan pada Kuartal IV 2025 untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Stimulus khusus Natal dan Tahun Baru senilai hampir USD2 miliar, melengkapi total USD4,5 miliar yang telah digelontorkan pemerintah.
Surplus neraca perdagangan yang melonjak menjadi USD5,49 miliar pada Agustus 2025.
Kombinasi faktor tersebut memberikan pondasi kuat bagi pasar untuk melanjutkan penguatan. Terlebih, adanya stimulus fiskal tambahan diperkirakan akan semakin meningkatkan belanja rumah tangga menjelang akhir tahun, yang berujung pada pertumbuhan laba perusahaan dan daya tarik pasar saham.
Rekomendasi Saham untuk Dicermati
Mencermati dinamika pasar dan sentimen yang ada, PT Indo Premier Sekuritas memberikan sejumlah rekomendasi saham yang berpotensi memberikan imbal hasil menarik dalam jangka pendek:
ASII – Buy (Entry: 5.825, Target: 6.075, Stop Loss < 5.700)
JSMR – Buy on Pullback (Entry: 3.840–3.890, Target: 4.100, Stop Loss < 3.750)
ICBP – Buy (Entry: 9.550, Target: 10.050, Stop Loss < 9.300)
Obligasi FR0100 – Rekomendasi beli
Rekomendasi tersebut mempertimbangkan potensi pertumbuhan fundamental emiten, prospek sektor, serta dukungan sentimen makro yang saat ini relatif positif.
Prospek IHSG di Akhir Tahun
Dengan kombinasi faktor domestik yang solid dan dukungan eksternal yang kuat, peluang IHSG untuk menembus level 8.168 pekan ini terbuka lebar. Meski tetap perlu diwaspadai potensi koreksi jangka pendek akibat faktor global atau rilis data yang tidak sesuai ekspektasi, tren jangka menengah IHSG masih menunjukkan arah yang positif.
Momentum ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun, seiring dengan peningkatan belanja masyarakat, stimulus fiskal pemerintah, serta peluang pelonggaran kebijakan moneter global yang mendukung pasar keuangan negara berkembang.
Bagi investor, periode ini dapat menjadi kesempatan emas untuk mengoptimalkan portofolio, terutama pada saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan prospek pertumbuhan jangka panjang. Dengan pendekatan yang tepat, penguatan IHSG bukan hanya menjadi peluang pasar, tetapi juga pintu masuk untuk meraih potensi keuntungan di tengah dinamika ekonomi global yang terus berkembang.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
One Global Capital Dorong Investor RI Maksimalkan Properti Asia Pasifik
- Senin, 06 Oktober 2025
4 Cara Mudah dan Hemat Menjelajahi Kyoto Jepang Pakai Transportasi Umum
- Senin, 06 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Jakarta Jadi Pusat Aksi Mandiri SSS 3x3 Seri Jawa 2025
- 06 Oktober 2025
3.
Ub Serbia Kembali Juara, Raih Gelar Keenam FIBA 3x3 2025
- 06 Oktober 2025
4.
George Russell Dominasi GP Singapura 2025, Red Bull Tertinggal
- 06 Oktober 2025
5.
Marc Marquez Fokus Pemulihan Cedera Bahu di Madrid
- 06 Oktober 2025