Minggu, 26 Oktober 2025

Anak Jepang Terkenal Mandiri Sejak Dini, Ini 3 Alasannya

Anak Jepang Terkenal Mandiri Sejak Dini, Ini 3 Alasannya
Anak Jepang Terkenal Mandiri Sejak Dini, Ini 3 Alasannya

JAKARTA - Jepang dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan dan budaya yang membentuk karakter anak-anak sejak usia sangat muda. Salah satu karakter yang paling mencolok dan sering menjadi sorotan dunia adalah tingkat kemandirian anak-anaknya. Di usia lima tahun, atau bahkan lebih muda, anak-anak Jepang sudah terbiasa pergi ke sekolah sendiri, naik transportasi umum, hingga pergi ke toko atau pasar untuk membeli kebutuhan harian yang diminta oleh orang tua mereka.

Fenomena ini bahkan pernah diangkat dalam sebuah reality show berjudul Old Enough, yang ditayangkan secara internasional dan memperlihatkan bagaimana anak-anak kecil di Jepang menjalankan tugas rumah tangga seperti membeli bahan makanan, mengantarkan barang, atau sekadar berjalan ke sekolah tanpa didampingi orang tua.

Lalu, apa sebenarnya rahasia di balik kemandirian anak-anak di Negeri Sakura ini? Berikut tiga alasan utama yang menjadi fondasi dari kebiasaan mandiri mereka sejak dini.

Baca Juga

Cara Mengecek Resi Shopee Express Standard (SPX) Kurir Sameday Express

Budaya dan Pola Asuh yang Menanamkan Kemandirian Sejak Dini

Sejak kecil, anak-anak di Jepang diajarkan untuk bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Para orang tua tidak terlalu memanjakan, melainkan membekali anak dengan kepercayaan untuk menyelesaikan tugas-tugas sederhana. Nilai ini tidak hanya diajarkan di rumah, tapi juga menjadi bagian dari budaya masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.

Dalam banyak keluarga, kemandirian bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Banyak orang tua yang bekerja penuh waktu, dan tidak memiliki bantuan dari orang tua atau asisten rumah tangga. Oleh karena itu, anak-anak didorong untuk dapat mengurus dirinya sendiri dalam keseharian.

“Orang tua Jepang benar-benar menangis saat melihat anak-anak mereka keluar dan melakukan sesuatu sendiri untuk pertama kalinya,” ujar seorang ibu bernama Sakashita. “Kami sangat senang melihat mereka mencoba sedikit demi sedikit... Banyak dari kami juga tidak punya banyak pilihan. Kami bekerja keras dan sering kali tidak selalu memiliki orang tua atau pembantu yang tinggal di rumah, jadi penting bagi anak-anak kami untuk menjadi mandiri.”

Sakashita juga menceritakan bagaimana anak laki-lakinya, Kanta, sudah mulai pergi keluar rumah sendiri sejak usia tiga tahun untuk membeli buah, minuman, dan makanan ringan. Kini, di usia delapan tahun, ia bahkan sudah terbiasa naik bus sendirian ke sekolah. “Ia sangat berani tetapi tidak menikmati (kemandirian) pada awalnya. Ia merasa takut,” katanya. Sang adik, Kokoro, yang baru berusia lima tahun, juga sudah berjalan kaki sendirian ke taman kanak-kanak.

Lingkungan dan Infrastruktur yang Aman

Tingkat kriminalitas yang rendah di Jepang menjadi faktor penting yang memungkinkan anak-anak beraktivitas sendiri di luar rumah. Di banyak kota besar, sistem perencanaan kota dirancang untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pejalan kaki, termasuk anak-anak. Terdapat batas kecepatan rendah di area permukiman, zebra cross yang terawat, lampu lalu lintas yang teratur, serta budaya berkendara yang sangat menghormati pejalan kaki.

Di berbagai sudut kota, terlihat anak-anak kecil mengenakan seragam dan membawa ransel besar, berjalan kaki menuju sekolah tanpa orang tua yang mengantar. Ini adalah pemandangan yang sangat lazim di Jepang, bahkan di pusat kota yang ramai sekalipun.

Perencanaan transportasi publik juga sangat mendukung. Anak-anak bisa dengan mudah menggunakan bus atau kereta untuk sampai ke sekolah mereka, dengan sistem navigasi yang mudah dipahami bahkan oleh anak-anak. Hal ini menciptakan rasa percaya diri dan kebiasaan mandiri yang terus terbentuk dari waktu ke waktu.

Pendidikan Sekolah yang Mengedepankan Tanggung Jawab Pribadi

Sekolah di Jepang bukan hanya tempat untuk belajar secara akademik, tapi juga menjadi sarana penting dalam membentuk kepribadian dan karakter siswa. Sejak sekolah dasar, anak-anak diajarkan untuk mengurus diri sendiri dan lingkungan mereka.

Misalnya, di banyak sekolah, siswa bertugas membersihkan kelas dan toilet mereka sendiri setiap hari. Tidak ada petugas kebersihan khusus di sekolah dasar. Anak-anak juga bergiliran menyajikan makan siang ke teman-teman sekelas mereka. Hal ini tidak hanya melatih keterampilan sosial, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab.

Selain itu, perjalanan ke dan dari sekolah menjadi bagian penting dari proses belajar. Anak-anak diajarkan untuk mengatur waktu mereka sendiri agar tidak terlambat, serta belajar mengenal lingkungan sekitar dengan berjalan kaki atau naik transportasi umum. Sekolah-sekolah di Jepang umumnya tidak menganjurkan antar-jemput oleh orang tua, karena dianggap dapat menghambat pembentukan kemandirian anak.

Menumbuhkan Kemandirian Anak, Bisa Dimulai dari Rumah

Fenomena anak Jepang yang mandiri sejak dini memberikan pelajaran penting bahwa kemandirian bukan hanya soal keberanian, tapi juga hasil dari latihan, kepercayaan, dan sistem pendukung yang baik.

Meskipun sistem sosial dan budaya di Jepang tidak bisa disamakan begitu saja dengan negara lain, namun ada banyak hal yang bisa ditiru, terutama dalam pola pengasuhan dan pendidikan di rumah. Memberi anak kepercayaan untuk melakukan tugas sederhana, melibatkan mereka dalam pekerjaan rumah, serta memberikan mereka ruang untuk membuat keputusan kecil adalah langkah awal untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian.

Jepang menunjukkan bahwa anak-anak, bahkan yang masih berusia di bawah lima tahun, sebenarnya mampu melakukan banyak hal ketika diberi kesempatan dan kepercayaan. Dan mungkin, sudah waktunya bagi banyak keluarga di luar Jepang untuk melihat bahwa memberi anak ruang untuk belajar sendiri bukanlah bentuk pengabaian, melainkan bentuk cinta yang mempersiapkan mereka menghadapi dunia yang sesungguhnya.

Dengan budaya yang kuat, lingkungan yang aman, dan sistem pendidikan yang mendukung, Jepang berhasil menciptakan generasi muda yang tangguh dan bertanggung jawab sejak usia sangat muda. Mungkin itulah salah satu alasan mengapa negara ini dikenal dengan masyarakatnya yang disiplin dan pekerja keras sejak usia dini.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BMKG Waspadai Cuaca Ekstrem, Jakarta Mulai Masuki Musim Hujan

BMKG Waspadai Cuaca Ekstrem, Jakarta Mulai Masuki Musim Hujan

Bangga Produk Lokal, Bahlil Kenakan Sepatu UMKM Rp 250 Ribu

Bangga Produk Lokal, Bahlil Kenakan Sepatu UMKM Rp 250 Ribu

Wuling Aishang A100C Meluncur, Mobil Listrik Murah Saingi BYD Atto 1

Wuling Aishang A100C Meluncur, Mobil Listrik Murah Saingi BYD Atto 1

ESDM Dorong Inovasi dan Pemerataan Energi Lewat Penghargaan Subroto

ESDM Dorong Inovasi dan Pemerataan Energi Lewat Penghargaan Subroto

Krisis Cip Nexperia, Belanda Picu Guncangan Otomotif Eropa

Krisis Cip Nexperia, Belanda Picu Guncangan Otomotif Eropa