Sabtu, 06 September 2025

Apa Itu Biodiesel adalah Manfaat, Kelebihan, dan Cara Membuatnya

Apa Itu Biodiesel adalah Manfaat, Kelebihan, dan Cara Membuatnya
apa itu biodiesel

JAKARTA - Apa itu biodiesel? Seperti yang kita ketahui, suhu bumi semakin meningkat, disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk efek rumah kaca dan penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. 

Salah satu cara untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah lingkungan ini adalah dengan beralih ke bahan bakar biodiesel.

Biodiesel sebenarnya bukanlah bahan bakar yang baru ditemukan. Bahkan, bahan bakar ramah lingkungan ini sudah ada sejak abad ke-18, tepatnya pada tahun 1853. 

Baca Juga

12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi

Penemuan pertama kali dibuat oleh E. Duffy dan J. Patrick, bahkan sebelum mesin diesel pertama kali ditemukan.

Kemudian, pada tahun 1893, Rudolf Diesel berhasil merakit mesin diesel pertamanya di Jerman, yang menggunakan biodiesel yang dibuat dari minyak kacang tanah.

Seiring berkembangnya zaman, biodiesel pun mengalami kemajuan. Tidak hanya terbuat dari kacang tanah, tetapi juga dapat diproduksi dari berbagai bahan lain.

Sebagai bahan bakar nabati, biodiesel membantu mengurangi pemanasan global yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Pemerintah dan industri otomotif pun bekerja sama untuk menciptakan kendaraan ramah lingkungan dengan menggunakan biodiesel. 

Jadi, untuk lebih memahami apa itu biodiesel, manfaatnya, proses pembuatannya, dan bagaimana biodiesel dapat menjadi solusi untuk mengurangi dampak lingkungan, simak penjelasan lebih lanjut dalam artikel ini.

Apa Itu Biodiesel?

Apa itu biodiesel? Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui, seperti minyak nabati dan lemak hewani. 

Bahan bakar ini merupakan senyawa metil ester yang dihasilkan melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi minyak nabati atau lemak hewani.

Karena sifat fisiknya yang mirip dengan minyak solar, biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar, terutama untuk kendaraan bermesin diesel. 

Meskipun biodiesel tidak mengandung bahan bakar fosil, ia tetap bisa dicampur dengan minyak solar dalam perbandingan tertentu.

Biodiesel dikenal karena proses pembakarannya yang menghasilkan emisi yang lebih ramah lingkungan, sehingga dianggap sebagai solusi untuk mengurangi efek rumah kaca. 

Pada tahun 2021, pemerintah Indonesia melaksanakan program mandatori pencampuran biodiesel ke dalam minyak solar dengan komposisi 30% (B30). 

Program ini tidak hanya bertujuan untuk melindungi lingkungan, tetapi juga berpotensi menghemat devisa negara hingga Rp64,92 triliun.

Melalui kebijakan B30, pemerintah berharap bisa meningkatkan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan serta mengurangi defisit neraca perdagangan. 

Program ini sudah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM nomor 32 tahun 2008 yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2012, yang mewajibkan pencampuran biodiesel dalam bahan bakar minyak solar menjadi biosolar yang harus dilaksanakan oleh badan usaha bahan bakar minyak.

Apa Manfaat Biodiesel?

Salah satu keuntungan utama dari penggunaan biodiesel adalah kemampuannya untuk menggantikan peran energi fosil yang tidak dapat diperbaharui. 

Pembakaran bahan bakar fosil konvensional menghasilkan lebih banyak emisi gas rumah kaca yang merusak lapisan ozon bumi, yang pada gilirannya memperburuk pemanasan global dan mengancam kelangsungan habitat di planet ini.

Berikut adalah beberapa manfaat biodiesel:

Sebagai alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Dapat dicampurkan dengan bahan bakar fosil dan digunakan pada mesin diesel yang sudah ada tanpa perlu modifikasi mesin. Selain itu, biodiesel lebih bersahabat dengan mesin diesel.

Membantu mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak.

Biodiesel tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi bagi negara. 

Melalui program B30, yang mencampurkan 30% biodiesel ke dalam bahan bakar minyak bumi seperti solar, Indonesia berpotensi menghemat devisa negara hingga Rp 64,92 triliun. 

Diharapkan dengan penggunaan biodiesel, defisit neraca perdagangan dapat berkurang secara signifikan.

Kelebihan dan Kekurangan Biodiesel

Biodiesel memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan bahan bakar alternatif, meskipun ada juga beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah ulasan tentang kelebihan dan kekurangan biodiesel:

1. Kelebihan Biodiesel

Berdasarkan manfaatnya, biodiesel menawarkan berbagai keunggulan, antara lain:

Lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan menurunkan risiko pemanasan global.

Titik nyala yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar fosil, meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi kerusakan mesin.

Sumber daya terbarukan, diproduksi dari bahan alami seperti minyak nabati, lemak hewani, dan minyak ikan.

Mudah terurai, sehingga tidak meninggalkan residu yang merusak lingkungan.

Biaya lebih rendah karena bahan baku seperti kelapa sawit, kedelai, dan jarak mudah ditemukan di Indonesia.

Mendukung ekonomi dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi petani dan produsen lemak hewani.

2. Kekurangan Biodiesel

Namun, meskipun biodiesel memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang harus diperhatikan:

Ketersediaan terbatas, sehingga produksinya masih menghadapi tantangan pasokan.

Memerlukan lahan yang luas untuk proses produksinya, yang dapat mengancam keberagaman penggunaan lahan.

Teknologi pemrosesan lebih kompleks, yang mengharuskan investasi lebih besar dalam biaya dan waktu.

Energi kalor lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil, yang dapat mengurangi efisiensi mesin dan jarak tempuh kendaraan.

Dampak negatif lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, seperti penebangan hutan untuk lahan pertanian atau limbah produksi yang mencemari lingkungan.

Meskipun memiliki beberapa tantangan, biodiesel tetap menjadi alternatif yang menarik untuk bahan bakar fosil dalam upaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Bisakah Membuat Biodiesel Sendiri di Rumah?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, biodiesel adalah bahan bakar yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewani yang diolah melalui reaksi esterifikasi atau transesterifikasi asam lemak dan trigliserida. 

Hal ini membuat biodiesel menjadi bahan bakar yang dapat diperbaharui, bahkan kita bisa membuatnya sendiri di rumah.

Bahan baku untuk membuat biodiesel bisa beragam, mulai dari minyak kelapa sawit, minyak kacang tanah, minyak kedelai, hingga minyak jarak pagar. 

Di antara bahan-bahan tersebut, minyak kelapa sawit lebih disarankan karena Indonesia sudah memiliki infrastruktur yang mendukung produksinya. 

Selain itu, biodiesel yang dihasilkan dari minyak kelapa sawit memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan minyak jarak atau kacang-kacangan.

Biodiesel dari minyak kelapa sawit tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mudah untuk diproduksi. Pada umumnya, biodiesel sintesis dari ester asam lemak memiliki rantai karbon antara C6-C22. 

Minyak kelapa sawit, yang mengandung asam lemak dengan rantai karbon C14-C20, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi bahan baku biodiesel berkualitas.

Proses Pembuatan Biodiesel secara Umum

Proses pembuatan biodiesel dilakukan melalui tahapan transesterifikasi yang terbagi menjadi dua fase, kemudian dilanjutkan dengan pencucian, pengeringan, dan filtrasi pada tahap akhir. 

Jika bahan baku yang digunakan berasal dari CPO, sebaiknya melalui tahap esterifikasi terlebih dahulu. Pada tahap pertama transesterifikasi, Kalium Hidroksida (KOH) dan metanol (CH3OH) dicampurkan dengan minyak sawit. 

Reaksi transesterifikasi pertama ini berlangsung selama dua jam pada suhu 58-65°C. Asam lemak dimasukkan ke dalam reaktor dan dipanaskan hingga mencapai suhu yang ditentukan. 

Reaktor dilengkapi dengan pemanas dan pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk terus berfungsi, dan pada suhu 63°C, campuran metanol dan KOH dimasukkan ke dalam reaktor, kemudian waktu reaksi dihitung. 

Pada akhir reaksi, metil ester terbentuk dengan konversi sekitar 94%, dan produk ini dibiarkan mengendap untuk memisahkan metil ester dari gliserol. Gliserol yang lebih berat akan berada di lapisan bawah.

Setelah proses transesterifikasi kedua selesai, dilakukan pengendapan kembali untuk memastikan pemisahan gliserol dan metil ester. 

Pengendapan kedua ini biasanya lebih singkat karena jumlah gliserol yang terbentuk lebih sedikit dan larut setelah proses pencucian. 

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan, seperti sisa gliserol dan metanol. Pencucian dilakukan dengan suhu sekitar 55°C sebanyak tiga kali sampai pH campuran mencapai nilai normal (pH 6,8-7,2).

Selanjutnya, dilakukan pengeringan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester, dengan waktu sekitar 10 menit pada suhu 130°C. 

Pada tahap terakhir, proses filtrasi dilakukan untuk menghilangkan partikel pengotor yang terbentuk selama proses berlangsung, seperti karat dari dinding reaktor atau kotoran dari bahan baku.

Proses produksi biodiesel yang relatif mudah ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk memproduksi biodiesel secara mandiri, dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Sebagai penutup, memahami apa itu biodiesel dan proses pembuatannya dapat membuka peluang besar untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil serta membantu menjaga kelestarian lingkungan.

Muhammad Anan Ardiyan

Muhammad Anan Ardiyan

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harian Harga Sembako Jawa Timur

Update Harian Harga Sembako Jawa Timur

Panduan Praktis Daftar Bansos BPNT 2025

Panduan Praktis Daftar Bansos BPNT 2025

Pilihan Mobil Listrik Bekas Stylish untuk Anak Muda

Pilihan Mobil Listrik Bekas Stylish untuk Anak Muda

Bandara Ahmad Yani Sambut Penerbangan Internasional

Bandara Ahmad Yani Sambut Penerbangan Internasional

Properti Depok Murah dengan Akses Mudah

Properti Depok Murah dengan Akses Mudah