JAKARTA - Harga sejumlah komoditas pangan utama di Indonesia menunjukkan dinamika menarik menjelang akhir Oktober 2025
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), pergerakan harga pada Minggu, 19 Oktober 2025 tercatat beragam—beberapa turun tipis, sementara sebagian lainnya justru meningkat.
Dari 15 komoditas pangan strategis yang dipantau secara nasional, 11 di antaranya mengalami penurunan, tiga mengalami kenaikan, dan satu stabil. Kenaikan paling tinggi dicatat oleh cabai rawit merah, sedangkan penurunan paling tajam terjadi pada cabai merah besar.
Fenomena fluktuasi harga ini menjadi sorotan karena berpotensi mempengaruhi stabilitas daya beli masyarakat. Meski demikian, pemerintah menilai pergerakan harga tersebut masih dalam batas wajar, dengan mayoritas perubahan berada di bawah 1 persen.
Cabai Rawit Merah Jadi Pendorong Kenaikan Harga
Kenaikan paling mencolok datang dari cabai rawit merah yang naik sekitar 0,73 persen, mencapai Rp42.032 per kilogram dari sebelumnya Rp41.726 per kg. Lonjakan ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan di beberapa wilayah dan terbatasnya pasokan akibat faktor cuaca.
Selain itu, minyak goreng curah juga mencatatkan kenaikan meski tipis, sebesar 0,19 persen, sedangkan daging sapi murni naik sekitar 0,3 persen menjadi Rp135.342 per kg.
Sebaliknya, beberapa komoditas justru mengalami penurunan cukup signifikan. Cabai merah besar turun hingga 3,06 persen, disusul cabai merah keriting dan bawang putih bonggol. Kondisi ini menggambarkan bahwa sektor hortikultura sedang berada dalam fase penyesuaian harga pasca panen di sejumlah daerah sentra produksi.
Tren Penurunan di Komoditas Pokok dan Perberasan
Sementara itu, harga beras menunjukkan tren menurun secara konsisten di seluruh jenis. Beras premium turun menjadi Rp15.896 per kg, beras medium ke Rp13.742 per kg, dan beras SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan) berada di Rp12.472 per kg.
Meski penurunannya tergolong kecil, hal ini menjadi sinyal positif bagi kestabilan pasokan di pasar domestik. Bapanas memastikan distribusi beras nasional berjalan lancar, didukung peningkatan produksi di beberapa daerah sentra.
Selain beras, bawang merah juga mengalami pelemahan harga ke Rp38.672 per kg, sementara bawang putih turun ke Rp36.440 per kg. Penurunan lain terjadi pada jagung di tingkat peternak yang kini berada di Rp6.629 per kg, serta kedelai impor di Rp10.557 per kg.
Penurunan ini membantu menekan biaya produksi di sektor peternakan dan industri olahan pangan, sehingga turut menjaga stabilitas harga produk turunannya.
Pemerintah Pastikan Pasokan Aman dan Daya Beli Terjaga
Meski pergerakan harga bervariasi, pemerintah menilai stabilitas pangan nasional masih terkendali. Fluktuasi di bawah 1 persen dianggap masih wajar dalam konteks pasar yang dinamis. Bapanas terus melakukan pemantauan ketat terhadap rantai pasok untuk memastikan tidak terjadi gejolak harga yang dapat berdampak luas.
Selain itu, pemerintah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Bulog, dan pelaku usaha untuk menjaga ketersediaan bahan pokok di seluruh wilayah, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya ditandai dengan peningkatan konsumsi rumah tangga.
Langkah ini sejalan dengan upaya menjaga daya beli masyarakat, di tengah situasi ekonomi yang menuntut stabilitas harga bahan pangan sebagai faktor utama pengendali inflasi.
Ke depan, pemerintah akan memperkuat strategi stabilisasi harga pangan melalui optimalisasi cadangan pangan pemerintah, distribusi tepat sasaran, serta kerja sama antardaerah. Dengan kebijakan tersebut, diharapkan harga bahan pokok dapat tetap stabil dan terjangkau oleh masyarakat luas.