JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada awal pekan ini, Senin, 13 Oktober 2025 seiring fluktuasi pasar global dan sentimen geopolitik.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp16.582 per dolar AS atau melemah 0,07% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Di sisi lain, indeks dolar AS turun 0,06% ke level 98,92, menandakan adanya penguatan moderat dolar AS terhadap sebagian mata uang dunia.
Pergerakan rupiah hari ini sejalan dengan tren mata uang Asia lainnya yang sebagian besar melemah. Yen Jepang turun 0,46%, dolar Taiwan melemah 0,13%, dan won Korea Selatan turun 0,04%. Sementara itu, beberapa mata uang regional justru menguat, antara lain dolar Hong Kong 0,04%, dolar Singapura 0,07%, peso Filipina 0,16%, rupee India 0,11%, dan yuan China 0,07%. Ringgit Malaysia stagnan, sedangkan baht Thailand menguat 0,24%.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif sepanjang hari, namun berpotensi ditutup menguat di kisaran Rp16.520–Rp16.570 per dolar AS. Menurutnya, pasar sedang menunggu arah kebijakan dari kedua ekonomi besar dunia, terutama langkah Amerika Serikat dalam meredam ketegangan perdagangan dengan China.
Faktor geopolitik menjadi perhatian utama pelaku pasar. Dilansir Reuters, dolar AS sedikit menguat karena harapan pasar bahwa Washington akan menahan eskalasi terbaru dalam perang dagangnya dengan Beijing. “Jelas suasana pasar sedang sangat gugup,” kata Tim Kelleher, Head of Institutional FX Sales di Commonwealth Bank, Auckland. Sebelumnya, mantan Presiden AS, Donald Trump, menegaskan bahwa hubungan AS-China tidak akan memburuk. Ia menulis di platform Truth Social, “Jangan khawatir tentang China, semuanya akan baik-baik saja! Presiden Xi hanya sedang mengalami masa sulit, dan AS ingin membantu, bukan menyakitinya.”
Kurs Dolar AS di Bank-Bank Pelat Merah
Berikut rincian kurs jual beli dolar AS di beberapa bank besar Indonesia per Senin, 13 Oktober 2025:
1. Bank Central Asia (BCA)
E-rate: Beli Rp16.570, Jual Rp16.590
TT counter: Beli Rp16.410, Jual Rp16.710
Bank notes: Beli Rp16.410, Jual Rp16.710
2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
E-rate: Beli Rp16.558, Jual Rp16.585
TT counter: Beli Rp16.470, Jual Rp16.670
3. Bank Mandiri (BMRI)
Special rate: Beli Rp16.580, Jual Rp16.610
TT counter: Beli Rp16.375, Jual Rp16.675
Bank notes: Beli Rp16.375, Jual Rp16.675
4. Bank Negara Indonesia (BNI)
Special rate: Beli Rp16.553, Jual Rp16.573
TT counter: Beli Rp16.430, Jual Rp16.690
Bank notes: Beli Rp16.430, Jual Rp16.690
Perbedaan kurs antar jenis transaksi (e-rate, TT counter, dan bank notes) menandakan bahwa setiap bank menyesuaikan harga berdasarkan likuiditas dan permintaan nasabah masing-masing. E-rate biasanya digunakan untuk transaksi elektronik, TT counter untuk transfer antarbank dan transaksi valuta asing, sementara bank notes berlaku untuk penukaran fisik uang kertas dolar.
Faktor Penguatan dan Pelemahan Rupiah
Fluktuasi rupiah dipengaruhi oleh kombinasi faktor domestik dan global. Dari sisi global, sentimen perang dagang AS-China menjadi faktor utama. Investor menunggu kepastian kebijakan dan upaya diplomatik kedua negara untuk menghindari eskalasi yang bisa memengaruhi pasar keuangan dunia.
Di sisi domestik, pergerakan rupiah juga dipengaruhi arus modal asing masuk dan keluar, serta dinamika perdagangan komoditas. Rupiah cenderung lebih sensitif terhadap fluktuasi harga minyak, batubara, dan komoditas ekspor lain yang menjadi penopang devisa negara.
Tips bagi Nasabah dan Investor
Bagi nasabah yang ingin menukar atau membeli dolar AS hari ini, disarankan memantau kurs e-rate, TT counter, dan bank notes di masing-masing bank. Pilih jenis transaksi yang sesuai kebutuhan: e-rate untuk transaksi online, TT counter untuk transfer, dan bank notes jika membutuhkan fisik dolar.
Investor valuta asing atau perusahaan yang melakukan impor-ekspor juga perlu memperhatikan volatilitas rupiah. Menggunakan instrumen lindung nilai seperti forward contract atau opsi valuta asing dapat membantu meminimalkan risiko fluktuasi.
Selain itu, memantau berita global, khususnya terkait hubungan AS-China, dan data ekonomi dalam negeri menjadi kunci dalam menentukan strategi manajemen risiko valuta asing.
Perdagangan hari ini menunjukkan rupiah dibuka melemah di tengah sentimen global yang masih rawan. Meski sebagian mata uang Asia melemah, rupiah diprediksi bergerak fluktuatif namun berpeluang menguat di akhir hari. Bank-bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, dan BNI menawarkan kurs yang bervariasi tergantung jenis transaksi, memberikan fleksibilitas bagi nasabah dan investor.
Dengan memahami pergerakan kurs dan faktor pengaruhnya, pelaku pasar dapat mengambil keputusan lebih tepat, baik untuk transaksi harian maupun strategi lindung nilai jangka panjang. Memantau berita global, pergerakan indeks dolar AS, dan strategi bank lokal menjadi kunci bagi investor dalam menghadapi volatilitas rupiah saat ini.