Cak Imin Tegaskan Pentingnya Infrastruktur Pesantren di Hari Santri
JAKARTA - Hari Santri Nasional 2025 menjadi momentum penting untuk tidak hanya mengenang jasa para santri, tetapi juga merenungkan kondisi nyata yang masih dihadapi pondok pesantren (ponpes) di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, dalam peringatan Hari Santri di Tapanuli Tengah, mengangkat isu krusial yaitu keterbatasan anggaran yang berdampak pada pengelolaan dan pembangunan fasilitas pesantren.
Keterbatasan Anggaran dan Dampaknya pada Pesantren
Baca JugaUpdate Harga Sembako Jogja Hari Ini 22 Oktober 2025, Cabai dan Telur Turun
Menurut Cak Imin, masih banyak pesantren di berbagai daerah yang menghadapi tantangan besar dalam hal pembiayaan. Keterbatasan anggaran menyebabkan pembangunan fasilitas ponpes seringkali dilakukan tanpa persiapan teknis yang memadai. Kondisi ini tidak hanya membahayakan keamanan santri, tetapi juga menghambat proses belajar mengajar.
“Banyak pesantren yang menghadapi keterbatasan anggaran, sehingga pembangunan sering dilakukan tanpa persiapan teknis memadai,” ungkapnya.
Fenomena ini menjadi salah satu refleksi penting bagi pemerintah agar dapat lebih serius dan konsisten memberikan perhatian pada keberlangsungan pesantren, terutama dari sisi infrastruktur.
Sepuluh Tahun Tanpa Perhatian Serius
Cak Imin mengkritik bahwa selama satu dekade terakhir perhatian pemerintah terhadap kondisi fisik dan infrastruktur pesantren masih sangat minim. Padahal, pondok pesantren merupakan salah satu pilar pendidikan dan pembentukan karakter bangsa yang sangat penting.
“Sepuluh tahun terakhir saya melihat tidak ada perhatian serius terhadap hal itu,” tegas Cak Imin.
Kondisi ini, menurutnya, membutuhkan solusi cepat dan terencana agar pesantren bisa berkembang secara optimal dan aman untuk para santri yang menimba ilmu di sana.
Momentum Hari Santri Sebagai Refleksi dan Komitmen
Momentum Hari Santri Nasional 2025 harus dimanfaatkan sebagai ajang refleksi sekaligus penguatan komitmen negara untuk mendukung keberlanjutan pesantren, terutama dari sisi keamanan dan kelayakan fasilitas. Cak Imin menekankan bahwa negara tidak boleh absen dari ruang-ruang belajar santri.
Tragedi robohnya Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi peringatan keras bagi pemerintah dan masyarakat bahwa pentingnya perhatian dan pengawasan serius terhadap infrastruktur pesantren.
“Peristiwa musibah di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo menyadarkan kita semua, khususnya Pak Presiden dan pemerintah, bahwa negara tidak boleh absen dari ruang-ruang belajar santri,” ujarnya.
Pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi agar tragedi serupa tidak terulang dan ruang belajar santri benar-benar aman dan nyaman.
Apresiasi Kepada Presiden Prabowo Subianto
Cak Imin menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto yang secara serius memperhatikan musibah di Ponpes Al-Khoziny. Dukungan dari tingkat pusat ini diharapkan menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk ikut bergerak secara aktif melakukan pengawasan dan perbaikan kondisi pesantren.
“Prinsipnya, pemerintah pusat dan daerah harus bersama-sama menjaga ruang belajar yang aman, nyaman, dan selamat bagi anak-anak kita. Bukan hanya di pesantren, tapi juga di sekolah dan tempat ibadah,” jelasnya.
Penerapan Kaidah Konstruksi Ilmiah dan Pengawasan Ketat
Untuk menghindari kejadian tidak diinginkan, Cak Imin menegaskan pentingnya penerapan kaidah konstruksi yang ilmiah dan teknis dalam pembangunan pesantren. Ia mengingatkan bahwa pembangunan yang asal-asalan akan mengancam keselamatan para santri.
“Kita harus pastikan semuanya menggunakan kaidah konstruksi yang ilmiah dan teknis,” tegasnya.
Selain itu, pemerintah daerah diminta untuk proaktif dalam mengawasi pembangunan fisik pesantren agar sesuai standar yang berlaku.
“Pemerintah daerah harus proaktif, dan Menteri PU juga sudah menyiapkan langkah cepat agar tidak ada lagi korban, terutama di lingkungan santri dan siswa,” tutupnya.
Santri Siap Memasuki Peradaban Dunia
Tema Hari Santri Nasional 2025, “Memasuki Peradaban Dunia,” mengandung pesan bahwa santri harus siap bersaing dalam skala global. Cak Imin berharap santri tidak hanya unggul secara spiritual, tetapi juga kompeten dalam menghadapi tantangan dunia modern.
“Artinya, setiap kekuatan santri harus siap unggul dan mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia,” ujarnya.
Komitmen pemerintah dalam mendukung peran santri sebagai agen perubahan bangsa juga tercermin dari perhatian serius yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Peran Negara dalam Memajukan Pendidikan Pesantren
Menurut Cak Imin, kehadiran negara dalam pendidikan pesantren bukan hanya sebagai pemberi bantuan dana, tetapi juga sebagai pengawal kualitas dan keamanan pendidikan.
“Presiden Prabowo menunjukkan tekad kuat bahwa negara harus hadir di tengah masyarakat,” katanya.
Ia berharap peringatan Hari Santri 2025 menjadi momentum kebangkitan baru bagi para santri untuk aktif berkontribusi dalam kemajuan bangsa dan mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia.
Peran pondok pesantren dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia sangat vital. Namun, keterbatasan anggaran dan perhatian yang minim terhadap infrastruktur menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi.
Dengan komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah serta penerapan standar teknis dalam pembangunan, diharapkan pesantren dapat menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman.
Momentum Hari Santri Nasional 2025 seharusnya menjadi pengingat bahwa negara wajib hadir dalam ruang-ruang pendidikan agama, memastikan generasi penerus bangsa mendapatkan fasilitas dan pengawasan yang layak.
Santri Indonesia harus terus dipersiapkan untuk memasuki peradaban dunia dengan kemampuan unggul dan daya saing global yang tinggi.
Rekomendasi
