Sabtu, 06 September 2025

Permintaan Lemah dan Produksi Baja yang Rendah, BMI Prediksi Penurunan Harga Batubara Koking Australia untuk 2025

Permintaan Lemah dan Produksi Baja yang Rendah, BMI Prediksi Penurunan Harga Batubara Koking Australia untuk 2025
Permintaan Lemah dan Produksi Baja yang Rendah, BMI Prediksi Penurunan Harga Batubara Koking Australia untuk 2025

JAKARTA - Dalam iklim ekonomi global yang terus berkembang, laporan terbaru dari BMI Country Risk and Industry Research memproyeksikan penurunan harga batubara koking Australia untuk tahun 2025 menjadi US$200 per ton dari perkiraan awal US$220 per ton. Laporan ini, yang dikutip oleh Kallanish dan dilaporkan oleh GMK Centre pada 19 Februari 2025, mengindikasikan bahwa kelemahan permintaan dan produksi baja yang stagnan adalah pendorong utama di balik penurunan ini.

Nickel Hiraga, ekonom senior di BMI, menyatakan, "Pasar komoditas global menghadapi tantangan besar, terutama karena fluktuasi dolar AS yang berdampak pada harga batubara koking. Selain itu, kebijakan perdagangan internasional yang berubah secara dinamis semakin memperumit situasi."

Dampak Politik Global terhadap Pasar Baja
Pemilihan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat menambah lapisan kompleksitas baru. Dengan kebijakan tarif perdagangan baru dan gangguan dalam rantai pasokan global, pasar baja diperkirakan mengalami tekanan lebih lanjut. "Penerapan tarif baru oleh AS dapat membatasi impor dan berpotensi mengganggu stabilitas perdagangan baja global," tambah Hiraga.

Pengaruh Pasar Konstruksi Tiongkok
Pada tahun 2024, sentimen negatif terhadap sektor konstruksi di Tiongkok telah memicu penurunan permintaan batubara koking. Sebagai konsumen batubara koking terbesar, perlambatan dalam sektor konstruksi Tiongkok berdampak signifikan pada permintaan global. "Penurunan investasi infrastruktur di Tiongkok mengurangi penggunaan baja dan, pada akhirnya, mengurangi permintaan untuk komoditas ini," jelas Hiraga.

Selain itu, tekanan tambahan dari tarif baru AS diperkirakan akan memperburuk situasi bagi industri baja, yang dapat terus menurunkan konsumsi batubara koking. Hingga akhir 2025, harga rata-rata batubara koking diprediksi akan berada di bawah tekanan dengan nilai sekitar US$197 per ton, menurut BMI.

Produksi Terbatas dan Peralihan Teknologi

Di sisi pasokan, produksi batubara koking di Australia tetap terbatas, meskipun ada permintaan global yang lesu. "Kendala logistik dan regulasi lingkungan yang ketat membuat produksi batubara koking di Australia tidak dapat dengan mudah ditingkatkan," ungkap Hiraga.

Dalam jangka panjang, faktor lain yang mempengaruhi adalah pergeseran menuju teknologi ramah lingkungan yang mengurangi ketergantungan pada tanur tiup dalam produksi baja. "Peralihan ke teknologi produksi baja yang lebih hijau akan mengurangi konsumsi batubara koking secara signifikan dan dapat menjaga harga tetap terkendali," ujar Hiraga.

Proyeksi Harga Jangka Panjang


Departemen Industri, Sains, dan Sumber Daya Australia dalam tinjauan Desember mereka memproyeksikan bahwa selama tahun fiskal 2024/2025 (yang berakhir pada Juni 2025), harga rata-rata batubara koking akan mencapai US$211 per ton dan akan sedikit menurun menjadi US$205 per ton pada tahun fiskal 2025/2026.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa volatilitas tinggi tetap menjadi karakter dominan dalam pasar batubara koking. Faktor-faktor seperti likuiditas pasar yang rendah dan perubahan aliran perdagangan baja akibat kebijakan geopolitik dan perdagangan turut memperparah tingkat volatilitas ini.
 

Baca Juga

Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU

Prediksi Masa Depan


Meskipun prediksi jangka panjang BMI menyebutkan bahwa harga batubara koking mungkin akan menurun, harga tersebut masih akan lebih tinggi dibandingkan dengan standar historis selama periode 2025 hingga 2029. Hal ini menandakan bahwa meskipun terjadi penyesuaian harga, pasar batubara koking tetap berada dalam pola permintaan yang lebih stabil dibandingkan dekade sebelumnya.

Sebagai penutup, Felicity Brewster, analis energi terkemuka dari lembaga riset independen, mengungkapkan, "Masa depan industri batubara koking akan sangat tergantung pada adaptasi kebijakan lingkungan global dan dinamika pasar baja internasional. Penggerak utama akan berasal dari perubahan kebijakan energi dan inovasi teknologi di sektor baja."

Dengan demikian, pelaku industri dan investor di pasar batubara koking perlu memperhatikan perkembangan kebijakan dan tren inovasi teknologi untuk menavigasi tantangan yang ada dan mengambil keputusan strategis yang menguntungkan di masa depan.

Regan

Regan

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pertamina Tambah Pasokan Gas Elpiji Malang Raya

Pertamina Tambah Pasokan Gas Elpiji Malang Raya

Khofifah Pastikan Bantuan Logistik Bawean Lancar

Khofifah Pastikan Bantuan Logistik Bawean Lancar

Rumah Murah Bekasi Serba Rp 168 Juta

Rumah Murah Bekasi Serba Rp 168 Juta

Harga BBM Pertamina Terkini Seluruh Wilayah Indonesia

Harga BBM Pertamina Terkini Seluruh Wilayah Indonesia

Diskon Spesial Tambah Daya Listrik Bulan Ini

Diskon Spesial Tambah Daya Listrik Bulan Ini