Rabu, 10 September 2025

Proyek Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung Terganjal Pembebasan Tanah: Ini Penyebabnya

Proyek Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung Terganjal Pembebasan Tanah: Ini Penyebabnya

JAKARTA - Proyek pembangunan jalan tol Kediri-Tulungagung terus menjadi pusat perhatian, terutama dalam upaya menguatkan konektivitas regional di Jawa Timur. Pembangunan ini, yang dikenal dengan sebutan Proyek Tol Ki Agung, mengalami kemajuan signifikan dalam hal realisasi fisik dan pembebasan tanah, khususnya untuk akses menuju Bandara Kediri. Namun, berbeda halnya dengan progres di wilayah Tulungagung, yang harus menghadapi berbagai kendala hingga memerlukan penjadwalan ulang.

Proses pembebasan tanah untuk proyek tol yang menghubungkan Kediri dan Tulungagung terus mengalami berbagai hambatan, meskipun proyek akses bandara masih berjalan mulus. Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kediri, Yulianto Dwi Prasetyo, menjelaskan bahwa prioritas saat ini memang terfokus pada pembangunan tol yang mendukung akses bandara. Menurutnya, "Info terakhir pihak BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) yang menjadi prioritas saat ini adalah pembangunan tol akses bandara."

PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT), sebagai pengembang utama proyek tol ini, menegaskan bahwa akses menuju bandara merupakan komponen esensial dari keseluruhan proyek. Hal ini tidak terlepas dari pentingnya bandara sebagai pusat transportasi yang diharapkan mendongkrak perekonomian regional. Namun, strategi fokus ini tanpa sengaja membuat proses pembebasan tanah di bagian lain dari proyek ini, terutama di Tulungagung, mengalami perlambatan.

Tantangan dalam Pembebasan Tanah

Salah satu tantangan terbesar dalam proyek ini adalah penyelesaian pembebasan tanah di Tulungagung, yang menghadapi berbagai masalah kompleks. Faktor-faktor yang menghambat antara lain adalah sengketa tanah yang berkepanjangan, penetapan harga tanah yang belum memuaskan semua pihak, serta kurangnya koordinasi antara pemerintah daerah dan pihak pengembang.

Menurut Yulianto Dwi Prasetyo, keberadaan lahan sengketa menjadi salah satu faktor utama yang memerlukan perhatian khusus. "Beberapa lahan yang menjadi jalur tol masuk dalam kategori sengketa, dan ini memerlukan waktu lebih serta negosiasi yang cermat agar penyelesaian bisa dicapai," ujarnya.

Di sisi lain, penetapan harga tanah ternyata menjadi isu krusial yang tidak bisa diabaikan. Yulianto menambahkan bahwa BPN perlu menjembatani perbedaan kepentingan antara pemilik tanah dengan pihak pengembangan. "Kami berusaha keras agar proses ini adil dan transparan, sehingga setiap pihak merasa diperlakukan dengan layak," katanya.

Reschedule dan Implikasinya terhadap Timeline Proyek

Dengan tantangan-tantangan di atas, penjadwalan ulang untuk wilayah Tulungagung menjadi tidak terelakkan. Proyek yang tadinya diharapkan bisa segera rampung sekarang dihadapkan pada keterlambatan yang belum dapat dipastikan ujung penyelesaiannya. PT Surya Sapta Agung Tol harus mempertimbangkan ulang timeline pengerjaan proyek secara keseluruhan, yang tentunya dapat memengaruhi alokasi anggaran serta sumber daya manusia.

"Dengan rescheduling ini, kami harus lebih bijak dalam mengalokasikan tim kami, terutama memastikan bahwa tenaga ahli kami difokuskan pada titik-titik krusial," jelas juru bicara PT SSAT yang menolak disebutkan namanya.

Harapan Masyarakat dan Dampak Ekonomi

Meskipun menghadapi berbagai kendala, harapan masyarakat sekitar terhadap realisasi proyek ini tetap tinggi. Proyek tol ini dipandang sebagai jalan pembuka bagi kemajuan ekonomi kawasan, terutama dengan terbukanya akses yang lebih cepat menuju pusat-pusat aktivitas. Akses yang lebih baik ke bandara diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi dan meningkatkan arus lalu lintas barang dan jasa.

Salah satu warga Kediri, Sigit Pramono, menyampaikan optimisme terhadap dampak jangka panjang proyek ini. "Kami sangat berharap proyek ini dapat selesai segera, akses yang lebih baik tentunya akan membuka lapangan kerja dan peluang ekonomi baru," ungkapnya.

Dari sisi ekonomi, tol ini diharapkan mampu menurunkan biaya logistik dan mempercepat distribusi komoditas lokal ke pasar yang lebih luas. Karenanya, pembebasan tanah menjadi faktor kunci yang harus diselesaikan dengan cepat dan tepat.

Upaya Penyelesaian dan Langkah Ke Depan

Untuk mempercepat proses pembebasan tanah di Tulungagung, beberapa langkah telah direncanakan oleh BPN dan pemerintah daerah setempat. Mungkin diperlukan negosiasi lebih intensif dan pendekatan yang lebih fleksibel dalam menentukan harga tanah. Pihak pengembang juga diharapkan dapat mengedepankan aspek penyelesaian konflik yang menekankan kemaslahatan bersama dan keberlanjutan proyek.

Yulianto menyebutkan bahwa BPN telah berkomitmen untuk meningkatkan tingkat koordinasi dan komunikasi di antara semua pemangku kepentingan. "Kami optimis bahwa semua tantangan ini dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat dan komunikasi yang lebih baik," pungkasnya.

meski proyek ini berhadapan dengan sejumlah kendala, semangat untuk menyelesaikan pembangunannya tidak surut. Dengan fokus pada penyelesaian masalah pembebasan tanah, diharapkan proyek Tol Kediri-Tulungagung dapat terus berprogres sesuai dengan harapan, demi terwujudnya jaringan transportasi yang lebih baik di wilayah tersebut.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Proyek Tol Kataraja PIK 2 Dukung Pergerakan Transportasi Efisien

Proyek Tol Kataraja PIK 2 Dukung Pergerakan Transportasi Efisien

8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih

8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih

Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat

Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat

ASUS Zenbook Pro 14 Duo OLED: Laptop Dua Layar untuk Kreator

ASUS Zenbook Pro 14 Duo OLED: Laptop Dua Layar untuk Kreator

BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi, Waspada Seluruh Perairan

BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi, Waspada Seluruh Perairan