Erick Thohir BUMN dan Program 3 Juta Rumah: Manifestasi Komitmen Pemerintah Penuhi Kebutuhan Perumahan
- Rabu, 12 Februari 2025

JAKARTA - Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, terus menyuarakan komitmennya dalam menjawab tantangan kebutuhan perumahan di tanah air. Salah satu bentuk komitmen ini diwujudkan melalui Program 3 Juta Rumah. Dalam keterangannya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan siap mendukung penuh program ambisius tersebut. "Kami dari Kementerian BUMN dan seluruh BUMN yang ada senantiasa terus mendukung visi Presiden Prabowo Subianto serta program-program pemerintah melalui kementerian terkait, termasuk di sektor perumahan," ujar Erick
Komitmen Kementerian BUMN dalam sektor perumahan bukanlah hal yang baru. Erick menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektoral yang telah menjadi kunci kesuksesan program pemerintah sebelumnya. "Kesuksesan yang sudah kita capai selama ini tentu karena kerja sama lintas sektor. Hal ini menunjukkan bagaimana kita bisa mengimplementasikan program secara nyata," tegas Erick. Dalam konteks program kali ini, sinergi antara BUMN dan sektor swasta diharapkan menjadi motor penggerak utama.
Salah satu potensi kolaborasi yang diharapkan datang dari bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) termasuk Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Mandiri. BTN memang telah lama menjadi ujung tombak dalam pendanaan rumah subsidi, menangani sekitar 80 persen dari total pendanaan sektor ini. Namun, Erick menegaskan pentingnya perluasan kolaborasi ini. "Kami berharap bank-bank lain seperti Mandiri dan BNI terus berkolaborasi. Namun, karena program ini masif, kami juga mengajak bank-bank swasta untuk ikut serta mendukung agar tidak hanya bergantung pada BUMN saja," jelasnya.
Dukungan swasta ini dipandang penting mengingat skala dan dampak sosial yang diharapkan dari Program 3 Juta Rumah. Menjawab kebutuhan perumahan merupakan tantangan yang tidak bisa diatasi sendirian oleh BUMN maupun pemerintah. Indonesia saat ini menghadapi backlog perumahan yang sangat signifikan, artinya jumlah keluarga yang belum memiliki rumah masih terbilang tinggi. "Backlog perumahan di Indonesia sudah sangat besar. Program ini hadir untuk kepentingan rakyat yang membutuhkan hunian layak," tambah Erick.
Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari target kuantitatif berupa jumlah rumah yang dibangun, tetapi juga dari aspek kualitas dan keterjangkauannya bagi masyarakat. Sejumlah inisiatif sedang dan akan terus diupayakan untuk memastikan bahwa rumah yang dibangun benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah.
Salah satu aspek penting dari dukungan kepada Program 3 Juta Rumah adalah skema pembiayaan yang menarik dan terjangkau. Bank-bank peserta program diharapkan dapat menawarkan bunga yang kompetitif serta syarat yang lebih mudah sehingga akses masyarakat terhadap rumah-hunian kian membaik. Erick juga mendorong inovasi dari sektor keuangan, termasuk kemungkinan penggunaan teknologi finansial (fintech) untuk mendukung proses pembiayaan ini.
Di tengah optimisme ini, Erick menyadari tantangan yang dihadapi tidaklah sedikit. Dukungan regulasi dan infrastruktur juga merupakan faktor kunci keberhasilan program ini. Oleh karena itu, Kementerian BUMN telah melakukan koordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan bahwa semua aspek yang mendukung terlaksananya program ini bisa seiring sejalan. "Kerja sama lintas kementerian dan lembaga sangat penting. Kita harus memastikan semua komponen berjalan sinergis," ungkap Erick.
Program 3 Juta Rumah bukan hanya soal mengejar angka, tetapi tentang menciptakan dampak nyata bagi masyarakat Indonesia. Dengan rumah yang layak, diharapkan kualitas hidup masyarakat akan meningkat, memberikan dampak jangka panjang pada stabilitas sosial dan ekonomi bangsa. Pada akhirnya, tujuan dari program ini adalah memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki tempat yang bisa mereka sebut sebagai rumah.
Menariknya, kali ini pemerintah juga mulai menerapkan berbagai inovasi teknologi untuk mempercepat dan mengefisienkan pelaksanaan program. Dari data GIS untuk pemetaan lahan optimal hingga platform digital yang memungkinkan transparansi pembiayaan. Ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam mengambil manfaat dari perkembangan teknologi modern.
Erick dalam penutupan pidatonya mengajak semua pihak untuk saling bahu-membahu dalam suksesnya program ini. “Ini adalah upaya bersama. Semua pihak, baik sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat harus turut mengambil peran aktif demi kesuksesan Program 3 Juta Rumah ini,” tutup Erick.
Dengan dukungan yang masif dan komprehensif, ada harapan besar bahwa target ambisius 3 juta rumah bisa tercapai dengan efektif dan efisien, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan hunian yang layak. Kini, semua mata tertuju pada implementasi di lapangan serta aksi nyata dari kebijakan yang telah dirumuskan. Ini adalah langkah besar untuk memenuhi janji dan komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat.

Herman
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Emas Antam Tembus Rp 2 Juta, Saatnya Investasi?
- 08 September 2025
2.
iPhone 17 Tetap Diburu Meski Daya Beli Turun
- 08 September 2025
3.
Bocoran Lengkap iPhone 17 Series Terungkap
- 08 September 2025
4.
Samsung Galaxy S25 FE: AI, Kamera, dan Desain Premium
- 08 September 2025
5.
Samsung Galaxy S25 FE, Alternatif Flagship untuk Content Creator
- 08 September 2025