Rabu, 10 September 2025

Film Petaka Gunung Gede Pelajaran Mistis dan Bahaya di Balik Kecantikan Alam

Film Petaka Gunung Gede Pelajaran Mistis dan Bahaya di Balik Kecantikan Alam
Film Petaka Gunung Gede Pelajaran Mistis dan Bahaya di Balik Kecantikan Alam

JAKARTA - Tanggal 6 Februari 2025 menjadi momentum penting bagi para pecinta film horor di Indonesia. Pasalnya, film "Petaka Gunung Gede" yang dinanti-nantikan akhirnya resmi tayang di bioskop-bioskop. Mengusung kisah nyata yang berlatarkan kejadian di Gunung Gede pada tahun 2007, film ini tak hanya menawarkan ketegangan semata, tetapi juga menyajikan pelajaran penting dari sebuah perjalanan yang berujung maut.

Kisah Nyata di Balik Layar

Diangkat dari pengalaman nyata Maya Azka dan sahabat karibnya, Ita, “Petaka Gunung Gede” menelisik pengalaman mistis yang mereka temui selama mendaki Gunung Gede. Pendakian, yang awalnya dimaksudkan sebagai bentuk liburan sekolah, justru berubah menjadi hari paling mengerikan dalam hidup mereka setelah salah satu dari mereka melanggar pantangan masyarakat adat setempat.

Maya dan Ita, seperti banyak remaja lainnya, hanya ingin mencari petualangan baru dan menikmati keindahan alam di puncak Gunung Gede. Namun, semua itu berubah ketika Ita, tanpa sadar, mendaki dalam kondisi menstruasi. “Masyarakat setempat memang melarang wanita yang sedang haid untuk melakukan pendakian. Mereka yakin hal itu melanggar norma penghormatan terhadap makhluk-makhluk penunggu gunung tersebut,” ungkap Azhar Kinoi Lubis, sutradara dari film tersebut.

Dibayangi oleh Teror Mistis

Tidak lama setelah kelompok pendaki ini memulai perjalanan mereka, hal-hal aneh dan menakutkan mulai terjadi. Pada satu titik, Maya dan kawan-kawannya mulai mengalami peristiwa mistis yang mengancam keselamatan. Ita, yang merupakan pusat dari semua masalah mistis ini, menghadapi situasi paling buruk. Kesurupan dan suara-suara aneh menjadi kenyataan seram yang harus mereka hadapi di jalur pendakian.

“Rasa takut memang menjadi tema sentral dalam film ini. Kami ingin penonton merasakan langsung kengerian yang dialami Maya dan Ita saat itu,” kata Adzana Ashel, pemeran Ita dalam film. Sosok Arla Ailani, yang memerankan Maya, turut menambahkan, “Ini bukan hanya soal horor dan ketegangan, tetapi juga tentang kekuatan persahabatan dan keberanian menghadapi hal yang tidak diketahui.”

Fiksi dan Realitas dalam “Petaka Gunung Gede”

Dengan diramu oleh tangan ahli seperti Azhar Kinoi Lubis, film ini tidak hanya sekadar menjual cerita horor biasa. Lubis menggarap film ini dengan tujuan memberikan penonton gambaran nyata terkait konsekuensi dari mengabaikan tradisi dan norma yang selama ini diyakini oleh masyarakat setempat.

Film ini menjadi menarik karena, selain didasarkan pada kenyataan, ia dihiasi bintang-bintang muda berbakat seperti Endy Arfian dan Raihan Khan. Juga, kehadiran Teuku Rifnu Wikana dan Mieke Amalia membawa nuansa akting yang kuat dan emosional, memberikan kedalaman hubungan antara tokoh-tokoh dalam cerita.

Menyingkap Rahasia di Balik Kesurupan dan Kematian Ita

Ketika kondisi Ita semakin memburuk, salah satu anggota tim pendaki, Indra (Raihan Khan), mencoba untuk membujuk yang lain agar membatalkan pendakian. Keputusan ini datang setelah pria itu menyadari bahwa keadaan Ita jauh lebih dari sekadar kelelahan.

Sayangnya, saran tersebut datang terlambat. Ita, setelah berhadapan dengan rentetan kejadian mistis, akhirnya kehilangan nyawanya. Kematian ini memicu pertanyaan dan misteri yang hingga kini masih menghantui pikiran orang yang tahu cerita Maya dan Ita secara mendalam.

Apa yang Bisa Diambil dari “Petaka Gunung Gede”?

Sebagai penonton, film ini tidak hanya mengajarkan kita untuk selalu mematuhi peraturan dan larangan. Lebih dari itu, kisah ini menggugah kesadaran bahwa kita hidup berdampingan dengan entitas lain yang patut dihormati. Hal ini merupakan bagian dari kebijaksanaan lokal yang sudah lama dijaga oleh nenek moyang sebagai bentuk keharmonisan dengan lingkungan alam.

Seiring dengan peluncurannya, "Petaka Gunung Gede" menambah daftar panjang film-film horor Indonesia yang berkualitas dan bermakna. Starvision, selaku rumah produksi, berharap film ini bisa menghibur sekaligus memberikan edukasi kepada para penontonnya.

Dalam penghujung wawancara, Azhar Kinoi Lubis mengutarakan harapannya, “Semoga film ini dapat membuka mata kita semua bahwa semua yang kita miliki di bumi ini harus dirawat dan dihormati, termasuk mitos dan tradisi yang telah ada jauh sebelum kita. Sebuah penghormatan tidak pernah menjadi beban, melainkan kekayaan budaya yang harus kita lestarikan.”

Dengan segudang pelajaran dan pesan moral yang disampaikan, "Petaka Gunung Gede" layak ditonton oleh semua kalangan. Selain menantang adrenalin, film ini mengingatkan kita untuk tetap waspada dan selalu menghargai kebudayaan serta tradisi setempat ketika berkunjung ke tempat-tempat yang kita anggap baru.

David

David

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Acer Perkenalkan Swift Go 14 OLED dengan Layar Jernih dan Baterai Tahan Lama

Acer Perkenalkan Swift Go 14 OLED dengan Layar Jernih dan Baterai Tahan Lama

OPPO A6 Pro Tawarkan Performa Unggul dan Tahan Lama

OPPO A6 Pro Tawarkan Performa Unggul dan Tahan Lama

Dell Tawarkan Laptop Berkualitas Untuk Segala Kebutuhan

Dell Tawarkan Laptop Berkualitas Untuk Segala Kebutuhan