Warga Lhoong Demo PT LSM: Tuntutan Penutupan Tambang untuk Kesehatan Lingkungan
ACEH BESAR – Sekitar 200 warga dari Gampong Jantang, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, menggelar aksi protes di depan perusahaan tambang PT Lhoong Setia Mining (LSM) pada Kamis, 12 Desember 2024. Aksi yang melibatkan berbagai kalangan, termasuk ibu-ibu, ini menyoroti keberadaan pabrik pemurnian bijih besi dan tembaga yang dianggap mengancam kesehatan dan kenyamanan lingkungan mereka.
Aksi ini merupakan lanjutan dari protes yang dilakukan dua malam sebelumnya yang dikoordinasi oleh Imum Mukim Blang Mee, bersama Ketua Pemuda se-Kemukiman Blang Mee, Keuchik, dan Tuha Peuet dari enam desa dalam Mukim Blang Mee. Kali ini, aksi dipimpin langsung oleh Kepala Desa Jantang, Eri Gunawan, dan Ketua Pemuda setempat, Tarmizi Ahmad. Para demonstran mulai berkumpul di depan gerbang kantor PT LSM sekitar pukul 10.00 WIB, membawa poster dan spanduk yang menyuarakan tuntutan serta aspirasi masyarakat.
Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak perusahaan atau pemerintah desa terkait tuntutan warga dalam aksi ini, informasi yang beredar menunjukkan bahwa konflik ini termasuk dari isu lingkungan dan kesehatan terkait aktivitas perusahaan. Sebelumnya, masyarakat Gampong Jantang telah mengadakan musyawarah dengan PT LSM untuk membahas hal ini.
Dalam musyawarah yang dihadiri oleh perangkat desa dan sejumlah petinggi perusahaan, termasuk Direktur Utama, Komisaris, dan General Manager PT LSM, terdapat tiga poin penting yang dihasilkan sebagai tuntutan masyarakat. Pertama, perusahaan harus menghentikan aktivitas uji coba produksi jika masih mengeluarkan asap dan bau yang mengganggu. Kedua, masyarakat berhak menghentikan aktivitas tersebut secara paksa jika perusahaan tidak mematuhi poin pertama dan PT LSM tidak diperbolehkan melakukan tuntutan hukum terhadap warga.
Tuntutan ketiga menyatakan bahwa jika aktivitas tambang menyebabkan polusi yang merusak kesehatan atau tanaman warga, maka perusahaan wajib memberi kompensasi atas kerugian tersebut. "Kami hanya ingin hidup dengan sehat dan nyaman. Jika mereka tidak menghentikan pencemaran ini, kami akan terus maju untuk mempertahankan hak kami," ungkap Armiady, salah satu tokoh masyarakat setempat.
Aksi demo ini menjadi sorotan banyak pihak terkait dengan bagaimana perusahaan tambang besar menangani isu lingkungan dan kesehatan di daerah operasinya. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan lingkungan, masyarakat semakin kritis terhadap aktivitas-aktivitas industri yang berisiko tinggi bagi kesehatan dan ekosistem lokal.
"Jika tidak ada tindakan konkret dari perusahaan, kami akan menempuh semua cara untuk melindungi desa kami," tambah Eri Gunawan, Kepala Desa Jantang, saat menyampaikan orasinya di depan para demonstran. Sikap tegas dari warga ini menuntut perhatian dari pihak terkait termasuk pemerintah daerah agar segera memediasi konflik dan menyelesaikan permasalahan ini dengan adil.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan atau pernyataan resmi dari pihak PT LSM mengenai aksi warga dan tuntutan yang disuarakan. Banyak pihak berharap perusahaan akan segera memberikan respons positif dan menyelesaikan permasalahan ini dengan baik, mengingat pentingnya kesejahteraan lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar.
Kejadian ini menambah panjang daftar konflik antara masyarakat dan perusahaan tambang di Indonesia, yang sering kali disebabkan oleh kurangnya komunikasi dan perhatian terhadap aspek lingkungan. Pengelolaan tambang yang tidak memperhatikan dampak lingkungan dapat merugikan banyak pihak, dan diharapkan semua pemangku kepentingan dapat segera menemukan solusi agar tidak berlarut-larut.
Dalam situasi seperti ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjadi penengah dan memastikan bahwa semua operasional industri di wilayahnya tidak melanggar aturan dan tetap berkomitmen pada kesejahteraan lingkungan sekitar. Untuk itu, komunikasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat merupakan kunci utama dalam menjaga keberlangsungan bisnis dan kesejahteraan komunitas lokal.
Rekomendasi
