Jumat, 27 Desember 2024

7 Perbedaan SBR dan ORI yang Wajib Diketahui Investor

7 Perbedaan SBR dan ORI yang Wajib Diketahui Investor
7 Perbedaan SBR dan ORI yang Wajib Diketahui Investor

Perbedaan SBR dan ORI menjadi topik penting untuk dipahami karena keduanya sering kali disamakan, padahal keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.

Pada 21 Juni 2021, pemerintah mulai menawarkan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR010 sebagai salah satu jenis Surat Berharga Negara (SBN) yang ditujukan bagi masyarakat ritel atau investor individu.

SBR dan ORI keduanya adalah Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada individu, namun ada sejumlah perbedaan mendasar antara keduanya.

Baca Juga

PPN 12% Tidak Berlaku untuk Beras Premium Produksi Dalam Negeri

SBR memiliki mekanisme bunga yang lebih fleksibel, sementara ORI memiliki tenor yang lebih panjang dengan bunga tetap.

Pada dasarnya, perbedaan SBR dan ORI ini menjadi penting untuk diketahui agar investor dapat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasinya.

Perbedaan SBR dan ORI

Perbedaan SBR dan ORI pada dasarnya terletak pada beberapa aspek meskipun keduanya memiliki kesamaan mendasar.

Keduanya diterbitkan oleh pemerintah dan termasuk dalam jenis Surat Berharga Negara (SBN), yang menjamin pokok dan kuponnya 100 persen aman dari risiko gagal bayar.

Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, menerbitkan baik ORI maupun SBR sebagai instrumen untuk mendukung pembiayaan pembangunan negara atau menutupi defisit APBN. Anda bisa memperoleh keduanya dengan harga yang terjangkau.

Meskipun demikian, ada beberapa perbedaan penting dalam fitur antara SBR dan ORI yang perlu diketahui oleh calon investor.

Perbedaan antara SBR dan ORI ini sangat mempengaruhi pilihan investasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan Anda.

1. Jangka Waktu

Salah satu perbedaan utama antara ORI dan SBR terletak pada jangka waktu keduanya. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) memiliki masa jatuh tempo selama 3 tahun, sementara Savings Bond Ritel (SBR) memiliki jangka waktu yang lebih singkat, yakni 2 tahun.

Meski keduanya memiliki perbedaan dalam durasi, masing-masing menawarkan fitur yang menarik bagi investor.

Untuk ORI, setelah pembelian, Anda tidak dapat memperjualbelikan obligasi tersebut kepada pihak lain sebelum waktu tertentu. Hanya setelah periode tersebut berakhir, Anda baru bisa menjualnya.

Sementara itu, SBR pun tidak dapat diperjualbelikan sembarangan, namun Anda sebagai investor memiliki kesempatan untuk memperoleh pengembalian dana lebih cepat beserta imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

2. Kupon yang Diberlakukan

Kedua instrumen investasi, ORI dan SBR, dapat dipesan secara online melalui mitra distribusi atau yang biasa disebut midbis, sehingga memudahkan transaksi bagi investor. Namun, perbedaan ORI dan SBR semakin terlihat jelas dalam hal kupon yang ditawarkan.

Untuk ORI, kupon yang diberikan bersifat tetap. Artinya, tingkat bunga yang diterapkan akan tetap sama hingga jatuh tempo, memberikan kepastian bagi investor. Sebaliknya, SBR menawarkan kupon dengan bunga mengambang.

Bunga pada SBR akan mengikuti suku bunga yang berlaku, atau lebih tepatnya mengikuti reverse repo rate yang dapat berubah setiap 3 bulan.

Namun, pemerintah telah menetapkan sistem floating with floor untuk SBR, yang menjamin adanya tingkat kupon minimum. Dengan demikian, meskipun suku bunga turun, nilai kupon pada SBR tidak akan menurun secara drastis.

3. Pasar

Meskipun masa penawaran ORI dan SBR bervariasi, biasanya keduanya memiliki jangka waktu penawaran sekitar 1 bulan atau bahkan lebih. Penawaran ini dilakukan di pasar perdana.

Kedua instrumen ini, ORI dan SBR, ditawarkan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yang merupakan satu-satunya pasar modal di Indonesia. Namun, inilah perbedaan utama yang terlihat jelas antara keduanya.

SBR tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, artinya Anda tidak bisa menjualnya kepada investor lain sebelum masa jatuh tempo.

Hal ini berbeda dengan ORI yang memungkinkan Anda untuk menjualnya di pasar sekunder, sehingga jika Anda membutuhkan uang sebelum jatuh tempo, Anda bisa menjualnya kepada investor lain di pasar tersebut.

4. Imbal Hasil

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, salah satu keuntungan dari memiliki ORI adalah kesempatan untuk meraih capital gain. Anda bisa menjual ORI di pasar sekunder dengan harga lebih tinggi dibandingkan saat membeli, tergantung pada kondisi pasar.

Namun, perlu dicatat bahwa tidak selalu ada investor yang berminat membeli ORI Anda, yang bisa mengakibatkan Anda harus menjualnya dengan harga lebih rendah.

Untuk menghindari potensi kerugian tersebut, disarankan untuk menjual ORI hanya saat benar-benar membutuhkan uang, atau lebih baik menunggu hingga jatuh tempo.

Sementara itu, SBR tidak menawarkan kesempatan untuk meraih capital gain karena tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder sebelum jatuh tempo.

5. Cara Pembayaran Kupon

Dalam hal pembayaran kupon, terdapat perbedaan antara ORI dan SBR. Untuk ORI, pembayaran kupon dilakukan setiap tanggal 15, sedangkan SBR akan dibayar pada tanggal 10 setiap bulannya.

Jika tanggal tersebut jatuh pada hari libur, pembayaran akan dilakukan pada hari kerja berikutnya.

6. Maksimal Pembelian

Perbedaan lainnya antara ORI dan SBR terletak pada batas maksimal pembelian. ORI memiliki batas maksimal pembelian sebesar Rp2 miliar, sementara SBR dapat dibeli hingga Rp3 miliar.

Meski demikian, keduanya memiliki kesamaan yaitu pembelian minimal adalah Rp1 juta.

7. Seri yang Diterbitkan

Perbedaan yang cukup mudah diingat antara ORI dan SBR adalah waktu penerbitannya. ORI pertama kali diterbitkan oleh pemerintah pada tahun 2006, dan saat ini telah mencapai seri ORI-020.

Sedangkan SBR baru diterbitkan pada tahun 2014 dengan seri terakhir yang tersedia adalah SBR-010.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak seri ORI yang diterbitkan dibandingkan dengan SBR, meskipun kedua instrumen ini bisa diterbitkan dalam waktu yang hampir bersamaan.

Anda dapat memilih untuk berinvestasi dalam salah satu atau keduanya, sesuai dengan jadwal penawarannya. Selain mendapatkan imbal hasil, investasi di SBN ritel juga berkontribusi pada pembiayaan anggaran negara untuk pembangunan. SBN ritel ini bisa dibeli melalui berbagai mitra distribusi yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan.

Sebagai penutup, meskipun ada beberapa kesamaan, perbedaan SBR dan ORI dapat mempengaruhi pilihan investasi Anda, bergantung pada tujuan dan preferensi masing-masing investor.

Redaksi

Redaksi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kenaikan PPN 12% Tidak Berdampak pada Beban Transaksi QRIS

Kenaikan PPN 12% Tidak Berdampak pada Beban Transaksi QRIS

Direktur Ekonomi Digital CELIOS Kritik Rencana Kenaikan Tarif PPN 12%

Direktur Ekonomi Digital CELIOS Kritik Rencana Kenaikan Tarif PPN 12%

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Diduga Menjadi Korban Serangan Ransomware: Apa yang Terjadi?

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Diduga Menjadi Korban Serangan Ransomware: Apa yang Terjadi?

Mandiri Internet Bisnis adalah: Fitur hingga Cara Daftar

Mandiri Internet Bisnis adalah: Fitur hingga Cara Daftar

Asuransi Mobil Toyota: Jenis, Manfaat, hingga Syarat Klaim

Asuransi Mobil Toyota: Jenis, Manfaat, hingga Syarat Klaim