JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan langkah besar dalam transisi energi nasional melalui proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).
Proyek strategis ini ditargetkan mulai berjalan pada tahun depan sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor liquefied petroleum gas (LPG), yang hingga kini masih tinggi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek DME akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ketahanan energi nasional. “Sekarang, dari pra FS itu dipelajari oleh konsultan untuk finalisasi di Danantara. Dari sekian banyak, 18 project itu salah satunya adalah DME,” ungkap Bahlil dalam keterangan di Jakarta.
Baca JugaMenteri PPPA Dorong Santri Bijak Gunakan Internet, Pesantren Diminta Jadi Ruang Aman Anak
Ia menambahkan, proyek hilirisasi batu bara ini merupakan bagian dari 18 proyek yang telah disiapkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi, baik dari sisi konsep maupun pra studi kelayakan (pre feasibility study). Melalui pengembangan ini, pemerintah berharap dapat menghasilkan bahan bakar alternatif yang lebih efisien dan mandiri.
Kebutuhan LPG Nasional Masih Bergantung pada Impor
Bahlil mengungkapkan, saat ini konsumsi LPG nasional mencapai 8,5 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksi dalam negeri baru mampu memenuhi 1,3 juta ton. Artinya, sekitar 6,5 hingga 7 juta ton LPG masih harus dipenuhi melalui impor setiap tahunnya.
“Caranya mengurangi impor adalah dengan melahirkan substitusi impor melalui hilirisasi batu bara,” ujarnya menegaskan.
Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa pemerintah terus mendorong proyek DME agar segera terealisasi. Dengan memanfaatkan potensi batu bara yang melimpah di dalam negeri, Indonesia berpeluang menghasilkan energi alternatif yang dapat menggantikan LPG dan sekaligus menekan defisit neraca perdagangan akibat impor energi.
Selain itu, proyek DME juga diperkirakan mampu menciptakan efek berantai positif terhadap perekonomian nasional, mulai dari peningkatan investasi, pembukaan lapangan kerja, hingga memperkuat posisi industri energi berbasis sumber daya domestik.
Proyek DME Masuk Tahap Evaluasi Investor Baru
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa saat ini masih ada sejumlah investor yang menunjukkan minat untuk melanjutkan proyek hilirisasi batu bara menjadi DME.
Menurutnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia selaku Ketua Satgas Hilirisasi kini tengah meninjau ulang prospek proyek tersebut dengan mempertimbangkan beberapa proposal baru yang diajukan oleh calon investor. Dari sekian banyak proposal yang diterima, terdapat satu hingga dua perusahaan yang menunjukkan nilai Internal Rate of Return (IRR) positif, menandakan proyek ini berpotensi layak secara ekonomi.
“Mudah-mudahan bisa kita tindak lanjuti. Karena di awal itu baru proposal awal, terus kemudian perlu pendalaman dari FS, kemudian barulah kita tahu bahwa proyek itu feasible. Kira-kira seperti itu,” ujar Tri dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025.
Langkah evaluasi ini dilakukan agar proyek DME dapat berjalan secara realistis dan berkelanjutan, mengingat investasi di sektor hilirisasi batu bara membutuhkan perencanaan teknis dan finansial yang matang.
DME Jadi Langkah Strategis Menuju Kemandirian Energi Nasional
Jika proyek hilirisasi batu bara menjadi DME ini terealisasi pada tahun depan, maka Indonesia akan memiliki peluang besar untuk mengurangi impor LPG secara signifikan. Selain menekan ketergantungan terhadap energi impor, DME juga dianggap sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dibanding LPG berbasis minyak bumi.
Keberhasilan proyek ini akan menjadi bagian penting dari agenda hilirisasi nasional yang diusung pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam domestik. Selain hilirisasi batu bara, Satgas Hilirisasi juga telah menyelesaikan 18 proyek pra studi kelayakan lain yang mencakup berbagai sektor energi dan mineral.
Bahlil optimistis bahwa transformasi energi melalui hilirisasi dapat memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global. Ia menegaskan bahwa proyek DME tidak hanya sekadar mengurangi impor LPG, tetapi juga menjadi simbol kemandirian energi yang dihasilkan dari potensi sumber daya alam Indonesia sendiri.
“Tahun depan proyek ini harus mulai jalan. Kita ingin Indonesia bisa mandiri dalam energi dan tidak lagi bergantung pada impor LPG,” tegas Bahlil.
Upaya pemerintah menyiapkan proyek DME sebagai pengganti LPG impor menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat sektor energi nasional. Dengan dukungan investasi baru dan strategi hilirisasi yang terintegrasi, Indonesia diharapkan mampu mewujudkan kemandirian energi sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi dari pengelolaan batu bara.
Jika proyek ini berjalan sesuai target, masyarakat tidak hanya akan merasakan manfaat dari ketersediaan energi yang lebih stabil, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pertumbuhan industri dalam negeri dan ketahanan energi nasional.
Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Presiden Prabowo Hadiri Sejumlah Pertemuan di Sela KTT ASEAN Kuala Lumpur
- Senin, 27 Oktober 2025
Harga Sembako Hari Ini 27 Oktober 2025 di Banten: Beras, Minyak, dan Cabai Naik
- Senin, 27 Oktober 2025
Berita Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Cerah di Sumatera Barat, Warga Diminta Tetap Waspada
- Senin, 27 Oktober 2025
Harga Sembako Hari Ini 27 Oktober 2025 di Jogja: Cabai Merah dan Telur Turun
- Senin, 27 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Cek Bansos Oktober 2025: Cara Mudah Pastikan NIK KTP Terdaftar
- 27 Oktober 2025
2.
BLT Kesra Rp900.000: Apa Saja Penyebab Keterlambatan Cair?
- 27 Oktober 2025
3.
Strategi Pemerintah, Gas DME Menjadi Solusi Energi Masa Depan
- 27 Oktober 2025
4.
Strategi Memilih Jurusan Agar Cepat Diterima Sebagai CPNS
- 27 Oktober 2025
5.
Cara Menonaktifkan WhatsApp Tanpa Mematikan Data Internet
- 27 Oktober 2025











