JAKARTA - Kebangkitan pasar saham Indonesia kembali menjadi sorotan setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan penguatan signifikan pada perdagangan. Sentimen positif yang mengalir di lantai bursa membuat indeks acuan ini menanjak 1,49% ke level 8.274,35, menandai salah satu reli terkuat dalam beberapa pekan terakhir. Namun di balik lonjakan tersebut, peran saham-saham unggulan atau blue chip menjadi sorotan utama yang memantik optimisme investor.
Alih-alih didorong oleh spekulasi jangka pendek, penguatan kali ini mencerminkan kembalinya kepercayaan investor terhadap fundamental emiten besar di berbagai sektor strategis. Telkom Indonesia (TLKM), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Amman Mineral (AMMN) menjadi tiga nama yang mendominasi pergerakan pasar.
Saham TLKM melonjak 6,67%, didorong oleh ekspektasi kinerja solid dari layanan digital yang terus tumbuh. BBRI, bank dengan kapitalisasi terbesar di Indonesia, juga naik 3,24% seiring keyakinan pasar terhadap sektor keuangan yang masih tangguh di tengah tekanan global. Sementara AMMN mencatat kenaikan 5,41%, di tengah tren positif harga komoditas dan ekspektasi ekspansi produksi.
Baca JugaInilah Kelebihan dan Kekurangan AdaKami yang Wajib Diketahui!
Asing Kembali Masuk, Pasar Domestik Makin Bergairah
Salah satu sinyal positif dari penguatan IHSG kali ini adalah kembalinya minat investor asing. Berdasarkan data bursa, asing membukukan net buy sebesar Rp948,92 miliar di pasar reguler dan Rp1,08 triliun di seluruh pasar. Arus modal masuk ini menandakan bahwa aset Indonesia kembali dipandang menarik di tengah volatilitas global.
Kondisi ini juga mempertegas pandangan bahwa pasar saham Tanah Air masih memiliki daya tarik tinggi berkat stabilitas ekonomi, nilai tukar rupiah yang relatif kuat, dan prospek pertumbuhan konsumsi domestik. Investor global tampaknya mulai menyeimbangkan portofolionya dengan menambah eksposur ke pasar berkembang, termasuk Indonesia.
Semua Sektor Menguat, Properti Jadi Primadona
Berbeda dengan sesi-sesi sebelumnya yang cenderung selektif, kali ini seluruh sektor di BEI kompak menguat. Dari semua, sektor properti mencatat performa terbaik dengan lonjakan 3,65%. Optimisme terhadap pemulihan daya beli masyarakat serta proyek-proyek infrastruktur pemerintah menjadi pendorong utama.
Tak hanya itu, sektor infrastruktur dan keuangan juga menunjukkan pergerakan solid. Kenaikan di kedua sektor tersebut semakin memperkuat keyakinan bahwa rotasi investasi sedang berlangsung, dari saham-saham defensif ke saham-saham berpotensi tumbuh cepat.
Sebaliknya, meski mayoritas saham mengalami kenaikan, ada beberapa emiten yang justru menjadi penekan indeks. Saham DSSA turun 2,93%, BREN melemah 0,82%, dan CUAN terkoreksi 1,79%. Namun penurunan ini tidak cukup signifikan untuk membendung laju IHSG secara keseluruhan.
Unilever (UNVR) Stabil, Restrukturisasi Bisnis Picu Optimisme
Dari sisi emiten besar, Unilever Indonesia (UNVR) menjadi salah satu sorotan berkat kinerja yang stabil hingga kuartal III-2025 (9M25). Laporan keuangannya menunjukkan pendapatan Rp27,61 triliun, nyaris tak berubah dibanding periode sama tahun lalu. Namun menariknya, laba bersih UNVR justru naik 10,83% YoY menjadi Rp3,33 triliun, dari Rp3,00 triliun di periode 9M24.
Salah satu langkah strategis UNVR adalah restrukturisasi bisnis es krim melalui pengalihan unit usaha ke The Magnum Ice Cream Indonesia (TMCI). Transaksi senilai sekitar Rp7 triliun ini diharapkan rampung pada akhir 2025. Langkah tersebut bukan sekadar efisiensi, melainkan strategi jangka panjang untuk memperkuat portofolio produk dan meningkatkan margin laba.
Analis menilai, restrukturisasi ini bisa menjadi katalis positif bagi kinerja UNVR di kuartal IV-2025 dan membuka peluang bagi pembagian dividen yang lebih menarik di tahun depan.
Bukalapak (BUKA) Umumkan Buyback Saham, Sinyal Kepercayaan Manajemen
Sementara itu, dari sektor teknologi, Bukalapak (BUKA) kembali mencuri perhatian lewat pengumuman program buyback saham senilai maksimal Rp420,79 miliar. Dana ini merupakan bagian dari sisa alokasi sebelumnya sebesar Rp1,13 triliun. Program buyback berlangsung mulai 24 Oktober 2025 hingga 23 Januari 2026, sepenuhnya menggunakan kas internal perusahaan.
Langkah ini menandakan keyakinan manajemen terhadap valuasi saham BUKA yang dinilai masih undervalued. Selain itu, buyback menjadi sinyal kuat kepada investor bahwa fundamental perusahaan tetap sehat meski sektor teknologi tengah menghadapi tekanan profitabilitas.
Tren Optimistis Jelang Akhir Tahun
Dengan kombinasi penguatan saham-saham unggulan, kembalinya arus modal asing, dan kinerja positif sejumlah emiten besar, tren IHSG menjelang akhir tahun tampak menjanjikan.
Beberapa analis memperkirakan indeks bisa terus melanjutkan kenaikan selama tidak ada tekanan besar dari faktor eksternal, seperti kenaikan suku bunga global atau ketegangan geopolitik. Dukungan dari kinerja keuangan kuartal ketiga emiten besar juga diyakini akan menjadi penopang stabilitas IHSG hingga akhir 2025.
Meski begitu, para investor tetap disarankan berhati-hati dan memperhatikan momentum konsolidasi pasar. Dengan valuasi beberapa saham yang mulai tinggi, pemilihan sektor dan timing pembelian menjadi kunci untuk menjaga imbal hasil optimal.
IHSG kini tidak hanya mencerminkan optimisme pasar, tetapi juga kepercayaan terhadap daya tahan ekonomi Indonesia. Ketika saham-saham besar seperti Telkom, BRI, dan Amman Mineral menjadi motor penggerak, pergerakan indeks seakan menegaskan bahwa pasar modal Indonesia tengah bersiap melaju lebih kencang di kuartal terakhir tahun ini.
Momentum positif ini, bila terus dijaga, bisa menjadi fondasi kuat menuju target psikologis baru IHSG di atas level 8.300 dalam waktu dekat.
Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BRI Peduli Salurkan Perahu Literasi Tingkatkan Pendidikan Anak Pulau Pesisir Tolitoli
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Berita Lainnya
Syarat Pinjam di Easycash: Ketentuan Usia dan Penghasilan untuk Pengajuan
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Hutama Karya Tunjuk Mardiansyah, Perkuat Tata Kelola Perusahaan
- 25 Oktober 2025
2.
Laba PTPP Anjlok 97 Persen, Kinerja Konstruksi Tertekan 2025
- 25 Oktober 2025
3.
Harga Tembaga Naik, Freeport Untung Meski Tambang Longsor
- 25 Oktober 2025
4.
PLN Hadirkan Diskon Listrik 50 Persen, Cek Syarat Lengkapnya!
- 25 Oktober 2025













