JAKARTA - Selama ini, banyak orang langsung mengaitkan rasa manis dengan sesuatu yang berbahaya bagi tubuh. Tren hidup sehat dan diet rendah gula membuat minuman berwarna cerah atau berasa manis sering dicap negatif. Padahal, tak semua minuman manis itu harus dihindari.
Ada sejumlah minuman yang justru kaya nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan jika dikonsumsi dengan bijak.
Kuncinya bukan pada menghapus total rasa manis, melainkan memahami sumber gula dan cara penyajiannya. Gula alami yang berasal dari bahan makanan segar seperti buah-buahan, susu, atau tanaman alami tidak sama dengan gula tambahan hasil olahan industri. Dalam porsi yang tepat, minuman manis alami bisa menjadi bagian dari pola makan seimbang dan bahkan membantu memenuhi kebutuhan energi harian.
Baca Juga
Melansir dari Very Well Health, berikut enam jenis minuman manis yang sering disalahpahami. Di balik rasanya yang menggoda, keenam minuman ini ternyata menyimpan banyak nutrisi penting untuk tubuh.
1. Smoothie Buah
Smoothie sering kali mendapat cap “terlalu manis” karena perpaduan berbagai buah. Namun, ketika dibuat dari bahan segar tanpa tambahan gula, smoothie justru menjadi sumber energi dan nutrisi lengkap. Campuran buah beri, jeruk, sayuran hijau, biji-bijian, serta sedikit yogurt atau susu kedelai menciptakan keseimbangan antara serat, protein, dan lemak sehat.
Kuncinya terletak pada proporsi bahan. Gunakan rasio 1 cangkir buah, 1 cangkir sayuran hijau, ditambah sumber protein dan sedikit lemak sehat. Dengan komposisi ini, smoothie bukan hanya menyegarkan dan manis alami, tetapi juga mengenyangkan serta menyehatkan tubuh.
2. Jus Jeruk 100 Persen
Jus jeruk murni tanpa tambahan gula bukan sekadar pelengkap sarapan, tetapi juga kaya akan vitamin C, folat, dan kalium. Kandungan gula dalam jeruk tergolong alami karena disertai antioksidan seperti flavonoid yang membantu menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan sistem imun.
Meski demikian, porsinya tetap harus diperhatikan. Idealnya, cukup konsumsi 120–180 ml (sekitar setengah gelas) jus jeruk per hari. Untuk mengontrol kadar gula darah, kombinasikan dengan sumber protein atau lemak sehat seperti telur rebus, oatmeal, atau roti gandum. Dengan cara ini, penyerapan gula dalam tubuh menjadi lebih lambat dan energi pun lebih stabil.
3. Susu Cokelat
Banyak yang mengira susu cokelat hanya cocok untuk anak-anak. Padahal, minuman ini bisa menjadi recovery drink alami setelah berolahraga. Kandungan karbohidrat dan proteinnya membantu memperbaiki otot dan mengembalikan cadangan energi tubuh yang hilang.
Jika menggunakan susu nabati seperti kedelai atau kacang polong yang telah diperkaya dengan kalsium dan vitamin D, manfaatnya tidak kalah dari susu sapi. Pilih varian tanpa gula tambahan agar rasa manisnya tetap alami, tetapi manfaat gizinya tetap maksimal. Dengan takaran yang tepat, susu cokelat bisa menjadi minuman sehat dan nikmat untuk segala usia.
4. Kombucha
Sekilas terlihat seperti soda karena rasa manis dan gelembung karbonasinya, namun kombucha sebenarnya termasuk minuman sehat hasil fermentasi teh dengan kultur bakteri dan ragi (SCOBY). Selama proses fermentasi, sebagian besar gula akan diubah menjadi probiotik dan asam organik yang baik bagi sistem pencernaan serta kekebalan tubuh.
Namun, tidak semua kombucha memiliki kadar gula yang sama. Beberapa merek menambahkan gula tambahan setelah proses fermentasi selesai. Pilih produk yang mengandung kurang dari 5 gram gula per sajian dan tidak dipasteurisasi agar probiotiknya tetap hidup dan aktif. Kombucha yang tepat bisa menjadi alternatif soda yang jauh lebih sehat.
5. Air Kelapa
Air kelapa dikenal sebagai minuman alami penyegar tubuh. Rasanya manis lembut, tapi manfaatnya luar biasa. Air kelapa mengandung elektrolit seperti kalium, magnesium, dan sedikit natrium yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, terutama setelah beraktivitas berat.
Selain itu, air kelapa murni juga rendah kalori, bebas bahan pengawet, dan kaya akan antioksidan serta sitokinin yang membantu regenerasi sel. Untuk manfaat maksimal, pilih air kelapa dengan label 100 persen murni tanpa tambahan gula atau perasa buatan. Konsumsi secara rutin dapat membantu hidrasi alami sekaligus menjaga kesehatan jantung.
6. Jus Hijau Segar
Jus hijau sering menjadi simbol gaya hidup sehat. Campuran sayuran seperti bayam, kale, seledri, dan mentimun menjadikannya kaya vitamin A, C, dan K serta antioksidan tinggi. Sedikit tambahan buah seperti apel atau nanas memberi rasa manis alami tanpa perlu pemanis tambahan.
Perbandingan ideal untuk membuat jus hijau adalah 3 bagian sayur dan 1 bagian buah. Tambahkan perasan lemon atau potongan jahe agar rasanya lebih segar dan tidak perlu menambah gula. Dengan kandungan nutrisi tinggi dan kalori rendah, jus hijau bisa menjadi cara mudah memenuhi kebutuhan vitamin harian.
Pilih Cerdas, Bukan Hindari Total
Menghindari semua yang manis bukanlah solusi terbaik untuk hidup sehat. Yang jauh lebih penting adalah memilih sumber manis yang alami dan menyehatkan. Enam minuman di atas membuktikan bahwa rasa manis tidak selalu identik dengan gula berlebih—selama dikonsumsi dengan bijak dan tidak melebihi kebutuhan harian.
Jadi, lain kali sebelum menilai minuman dari warnanya atau rasa manisnya, perhatikan dulu bahan dan komposisinya. Bisa jadi, justru di balik rasa manis itu tersimpan segudang manfaat bagi tubuh.
Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BRI Peduli Salurkan Perahu Literasi Tingkatkan Pendidikan Anak Pulau Pesisir Tolitoli
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Berita Lainnya
Resep Risol Mayo Murah Meriah, Cocok untuk Usaha Jajanan Harian Praktis
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Tumis Kangkung Terasi Gurih dan Wangi, Tetap Hijau Segar Saat Disajikan
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Terpopuler
1.
BCA Weekend Banking 2025: Daftar Cabang Buka Sabtu Minggu
- 25 Oktober 2025
2.
Lowongan BNI Fresh Graduate Tersedia Hingga Akhir Oktober 2025
- 25 Oktober 2025
3.
Saldo Minimum Nasabah Prioritas Bank Nasional Terbaru Tahun 2025
- 25 Oktober 2025
4.
5.
BTN Dorong Inovasi Properti Lewat Kompetisi Housingpreneur 2025
- 25 Oktober 2025













