JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah menyiapkan strategi pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang lebih matang dan terstruktur.
Fokus utama pemerintah adalah memastikan teknologi AI berkembang secara etis, aman, dan berorientasi pada manusia.
Langkah ini diambil sebagai upaya agar AI tidak hanya menjadi alat otomatisasi, tetapi juga mendukung pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga
“Etika AI akan menjadi rambu agar teknologi ini tidak digunakan secara destruktif,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto..
Bonifasius menekankan bahwa pengembangan AI harus selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini penting agar teknologi tidak menimbulkan dampak negatif seperti diskriminasi algoritmik, pelanggaran privasi, atau penyalahgunaan data.
Dua Dokumen Strategis AI
Komdigi bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini menyusun dua dokumen penting, yaitu Etika Kecerdasan Buatan Nasional dan Peta Jalan Pengembangan AI Indonesia.
Kedua dokumen ini diharapkan menjadi panduan bagi pemerintah, sektor swasta, dan akademisi dalam mengimplementasikan AI secara bertanggung jawab.
“Prinsip utamanya adalah memastikan AI tetap memuliakan manusia, melindungi privasi, serta tidak menciptakan diskriminasi berbasis algoritma,” ujar Bonifasius.
Lebih jauh, peta jalan AI Indonesia juga akan mencakup regulasi, riset, pengembangan talenta digital, serta kerja sama internasional. Hal ini dilakukan agar posisi Indonesia dalam ekosistem AI global semakin diperkuat, dan teknologi yang dikembangkan di Tanah Air dapat bersaing secara internasional.
Peran Perguruan Tinggi dan Riset AI
Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam pengembangan talenta AI di Indonesia. Bonifasius menyebutkan, kampus seperti UMY menjadi pusat riset dan pengembangan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan, sekaligus tempat mencetak generasi peneliti AI yang unggul.
“Perguruan tinggi memiliki posisi penting sebagai penghasil talenta dan peneliti. Kita harapkan kampus mampu membangun ekosistem riset yang kolaboratif dan memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan AI nasional,” kata Bonifasius.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri menjadi fondasi untuk menciptakan AI yang inklusif, adil, dan mampu meningkatkan daya saing nasional di sektor teknologi. Dengan sinergi ini, talenta digital Indonesia dapat diarahkan tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
AI Talent Pool dan Center of Excellence
Komdigi menyiapkan AI Talent Pool dan AI Center of Excellence sebagai wadah kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah. Melalui program ini, mahasiswa dan peneliti dapat langsung terlibat dalam riset dan penerapan AI di berbagai sektor, termasuk layanan publik, kesehatan, pendidikan, pertanian, serta industri kreatif.
“Kita ingin memastikan bahwa talenta digital Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi. Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah dan perguruan tinggi, kita bisa mewujudkan AI yang inklusif, berkeadilan, dan berpihak pada kemanusiaan,” ujar Bonifasius.
Program ini juga menjadi salah satu strategi pemerintah untuk mencetak 113.000 talenta AI generasi berikutnya, yang diharapkan mampu mendukung transformasi digital Indonesia dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
Etika AI sebagai Panduan Implementasi
Dalam era digital, AI telah menjadi bagian penting dalam berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari layanan publik hingga bisnis. Namun, Bonifasius menekankan, tanpa panduan etis yang jelas, teknologi ini berpotensi menimbulkan dampak negatif.
Etika AI yang sedang disusun Komdigi akan memastikan setiap pengembangan dan implementasi AI memuliakan manusia, melindungi privasi, dan tidak menimbulkan diskriminasi. Dokumen ini juga akan menjadi acuan bagi perusahaan swasta dan institusi publik yang memanfaatkan AI untuk operasi bisnis maupun pelayanan masyarakat.
Kolaborasi Internasional untuk Posisi Global
Peta jalan AI Indonesia tidak hanya fokus pada skala nasional, tetapi juga melibatkan kerja sama internasional. Bonifasius menyebut pentingnya kolaborasi dengan negara lain, riset bersama, serta adopsi standar internasional terkait keamanan dan etika AI.
Dengan langkah ini, Indonesia dapat meningkatkan kualitas talenta AI, memperluas kesempatan kerja di sektor teknologi, dan bersaing secara global. Kolaborasi internasional juga memungkinkan pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik dalam pengembangan teknologi AI.
AI yang Inklusif dan Berkeadilan
Salah satu tujuan utama peta jalan dan etika AI adalah menciptakan teknologi yang inklusif dan adil. Bonifasius menegaskan, AI harus dapat mendukung berbagai lapisan masyarakat, termasuk sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian, tanpa menimbulkan kesenjangan sosial.
Program AI Talent Pool dirancang agar generasi muda, termasuk mahasiswa dan peneliti, memiliki kemampuan untuk mengembangkan AI yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, sekaligus mendukung ekonomi digital Indonesia.
Bonifasius mengakui bahwa pengembangan AI menghadapi tantangan besar, mulai dari keterbatasan SDM hingga risiko penyalahgunaan teknologi.
Namun, dengan etika yang jelas dan peta jalan yang terstruktur, pemerintah yakin Indonesia dapat menjadi pelopor AI yang berorientasi kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara.
“Kita berharap ke depan, AI Indonesia tidak hanya menjadi alat otomatisasi, tetapi juga menjadi instrumen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memperkuat ekonomi digital, dan mendukung pembangunan nasional,” ujarnya menutup.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia diproyeksikan dapat membangun ekosistem AI yang produktif, berkeadilan, dan berkelanjutan, sekaligus menghasilkan talenta AI yang siap menghadapi tantangan era digital global.
Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Presiden Brasil dan Prabowo Sepakati IM-CEPA Selesai Sebelum Desember 2026
- Jumat, 24 Oktober 2025
Terpopuler
1.
OJK Setujui Penutupan BPR Artha Kramat Tegal
- 24 Oktober 2025
2.
Menkeu Purbaya Jelaskan Syarat Kenaikan Iuran BPJS
- 24 Oktober 2025
3.
Menkeu Purbaya Soroti Rendahnya Kepatuhan Pajak Perhiasan
- 24 Oktober 2025
4.
5 Tips Memilih Asuransi Untuk Keluarga Muda Ala Astra
- 24 Oktober 2025
5.
Transaksi Kripto Indonesia Tembus Rp 446 Triliun 2025
- 24 Oktober 2025












