JAKARTA - Musim gugur di Jepang selalu memikat perhatian wisatawan, bukan hanya karena dedaunan berubah warna, tetapi juga karena suasana kota yang sejuk dan menenangkan.
Meski Kyoto dan Tokyo terkenal sebagai destinasi utama, terdapat sejumlah kota kecil yang menawarkan pengalaman berbeda: lebih intim, autentik, dan menenangkan.
Kota-kota ini memadukan pemandangan alami, tradisi lokal, serta ritme kehidupan yang lambat, membuat musim gugur terasa lebih personal dan mendalam. Berikut lima kota kecil di Jepang yang patut dijadikan destinasi untuk menikmati keindahan musim gugur.
Baca Juga
1. Takayama: Memadukan Tradisi dan Keemasan Daun Momiji
Takayama, yang terletak di Prefektur Gifu, terkenal dengan suasana klasik yang seolah membawa pengunjung kembali ke era Edo. Saat musim gugur tiba, daun momiji yang berwarna keemasan berpadu harmonis dengan bangunan kayu tradisional, menciptakan panorama menenangkan.
Jalanan sempit dipenuhi aroma manis kudapan lokal, seperti mitarashi dango, yang menambah sensasi nostalgia bagi wisatawan.
Festival Takayama Autumn Festival menjadi daya tarik utama. Penduduk mengenakan pakaian tradisional, mengarak mikoshi, dan menari di bawah langit sore berwarna oranye.
Tradisi yang tetap terjaga ini memberikan pengalaman budaya yang autentik, sekaligus memperlihatkan bagaimana masyarakat lokal menghormati sejarah dan identitasnya.
2. Nikko: Harmoni Alam dan Warisan Budaya
Nikko di Prefektur Tochigi menawarkan keindahan alam yang berpadu dengan kekayaan budaya. Daun musim gugur yang merah dan oranye menutupi kuil-kuil bersejarah seperti Toshogu Shrine, menciptakan pemandangan seperti lukisan hidup.
Kabut tipis di sekitar air terjun Kegon menambah nuansa mistis yang membuat pengunjung merasakan ketenangan mendalam.
Selain visual, pengalaman di Nikko menghadirkan kesempatan untuk refleksi dan kontemplasi. Udara sejuk dipadu aroma tanah basah menguatkan rasa damai yang sulit ditemui di kota-kota besar, menjadikan Nikko pilihan sempurna bagi mereka yang ingin menikmati ketenangan musim gugur.
3. Karuizawa: Modernitas Bertemu Kedamaian Pedesaan
Karuizawa, terletak di Prefektur Nagano, menggabungkan suasana kota resor modern dengan ketenangan pedesaan. Pepohonan di sepanjang jalan utama berubah menjadi merah menyala dan kuning keemasan, menciptakan kontras indah dengan arsitektur bergaya Eropa.
Kafe-kafe dengan jendela besar menghadirkan pemandangan hutan, mendorong pengunjung untuk duduk lama sambil menikmati secangkir kopi hangat.
Yang membedakan Karuizawa adalah atmosfer hangat yang tercipta dari interaksi warganya. Gaya hidup modern berpadu dengan ketenangan pedesaan tanpa menghilangkan identitas lokal, memberikan pengalaman musim gugur yang nyaman dan penuh kedekatan dengan alam.
4. Kurashiki: Romantisme Kanal Kuno
Kurashiki di Prefektur Okayama dikenal dengan kanal-kanal tua yang dikelilingi bangunan putih bergaya Edo. Saat musim gugur tiba, pantulan warna oranye dan merah di air menciptakan pemandangan surealis. Suara dayung perahu menambah nuansa romantis yang alami.
Kota ini menawarkan pengalaman intim yang berbeda dari Kyoto. Penduduk masih mempertahankan gaya hidup sederhana, menjual kerajinan tangan di tepi kanal. Lampu-lampu jalan yang menyala saat senja memantulkan cahaya lembut ke permukaan air, memberikan suasana hangat dan melankolis yang sulit dilupakan.
5. Ouchi-juku: Desa Bersejarah dengan Nuansa Masa Lalu
Ouchi-juku di Prefektur Fukushima adalah desa tua dengan rumah beratap jerami yang mempertahankan bentuknya sejak zaman Edo. Saat musim gugur datang, daun maple jatuh di jalanan tanah, anak-anak berlari dengan lentera kertas, dan aroma soba hangat mengisi udara.
Keistimewaan Ouchi-juku bukan hanya visual, tetapi juga rasa keterhubungan dengan alam. Malam hari membawa langit jernih dan udara sejuk, membuat bintang tampak lebih terang. Desa ini memperlihatkan kedekatan dengan kehidupan tradisional Jepang yang otentik, memberikan pengalaman yang berbeda dari kota modern.
Menikmati Musim Gugur dengan Perspektif Baru
Setiap kota kecil di Jepang menghadirkan cara unik dalam menikmati musim gugur. Takayama menekankan tradisi, Nikko menghadirkan harmoni budaya dan alam, Karuizawa memadukan modernitas dan pedesaan, Kurashiki menonjolkan romantisme kanal kuno, sementara Ouchi-juku membawa pengunjung ke masa lampau.
Pengalaman di kota-kota kecil ini memungkinkan wisatawan merasakan keindahan visual sekaligus ketenangan yang autentik.
Interaksi dengan warga, festival lokal, serta kehidupan sehari-hari yang lambat menjadikan musim gugur lebih dari sekadar warna daun melainkan pengalaman menyeluruh yang memanjakan mata, hati, dan pikiran.
Dengan banyaknya kota kecil yang jarang dikunjungi, menjelajahi lokasi-lokasi ini memberi kesempatan untuk menikmati Jepang dari sisi yang lebih personal.
Jadi, selain Kyoto dan Tokyo, luangkan waktu untuk mengeksplorasi kota-kota kecil yang menyimpan pesona musim gugur autentik.
Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Presiden Brasil dan Prabowo Sepakati IM-CEPA Selesai Sebelum Desember 2026
- Jumat, 24 Oktober 2025
Terpopuler
1.
OJK Setujui Penutupan BPR Artha Kramat Tegal
- 24 Oktober 2025
2.
Menkeu Purbaya Jelaskan Syarat Kenaikan Iuran BPJS
- 24 Oktober 2025
3.
Menkeu Purbaya Soroti Rendahnya Kepatuhan Pajak Perhiasan
- 24 Oktober 2025
4.
5 Tips Memilih Asuransi Untuk Keluarga Muda Ala Astra
- 24 Oktober 2025
5.
Transaksi Kripto Indonesia Tembus Rp 446 Triliun 2025
- 24 Oktober 2025












