JAKARTA - Kesehatan tulang sering kali baru menjadi perhatian saat seseorang memasuki usia dewasa, terutama ketika keluhan nyeri sendi atau pengeroposan tulang mulai muncul.
Padahal, masa anak-anak dan remaja adalah periode krusial untuk membangun fondasi tulang yang kuat yang akan memengaruhi kualitas hidup di masa tua. Menjaga kesehatan tulang sejak dini merupakan investasi jangka panjang yang tak boleh diabaikan.
Menurut dr. Frieda Susanti, Sp.A, Subsp. Endo(K), PhD, pembentukan tulang justru berlangsung paling aktif pada masa kanak-kanak hingga remaja.
Baca Juga
“Tulang itu jaringan yang terus mengalami pembentukan dan penguraian. Saat masih anak-anak, pembentukan tulang sedang dalam tahap maksimal, jadi masa itu penting untuk menabung kepadatan tulang,” jelasnya.
Artikel ini akan membahas pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak kecil, faktor-faktor utama yang berperan, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua dan anak agar tulang tetap sehat dan kuat.
Masa Anak-Adalah Investasi Tulang Masa Depan
Tulang bukanlah jaringan statis yang hanya berfungsi sebagai penopang tubuh. Ia merupakan jaringan hidup yang terus mengalami proses pembentukan (osteogenesis) dan penguraian (resorpsi). Selama masa pertumbuhan, terutama masa kanak-kanak dan remaja, proses pembentukan tulang berada pada puncaknya. Masa ini disebut dengan istilah “massa tulang puncak” (peak bone mass).
Semakin tinggi massa tulang yang berhasil dikumpulkan selama periode ini, semakin rendah risiko tulang menjadi rapuh atau mengalami osteoporosis di kemudian hari. Sebaliknya, jika tulang tidak “ditabung” dengan baik pada masa muda, risiko kerapuhan tulang saat usia tua akan meningkat drastis.
“Kalau tabungan tulangnya sedikit sejak kecil, nanti saat tua akan lebih mudah rapuh,” tegas dr. Frieda. Dengan demikian, menjaga kesehatan tulang sejak anak-anak bukan hanya soal menghindari keluhan sesaat, tetapi merupakan fondasi penting untuk masa depan yang sehat.
Nutrisi: Pondasi Utama Tulang Kuat
Kalsium dan vitamin D menjadi dua nutrisi kunci yang tidak bisa dipisahkan dalam menjaga kesehatan tulang. Kalsium berperan sebagai bahan utama pembentuk tulang, sementara vitamin D bertugas memaksimalkan penyerapan kalsium dari makanan ke dalam tubuh.
“Kalau kadar vitamin D rendah, kalsium tidak bisa terserap optimal. Itu sebabnya anak-anak perlu cukup asupan gizi dan paparan sinar matahari,” jelas dr. Frieda. Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan gangguan serius seperti rakitis, kondisi di mana tulang menjadi lunak, melengkung, dan mudah patah.
Sumber kalsium dapat diperoleh dari susu, ikan, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Sedangkan vitamin D terutama diperoleh melalui paparan sinar matahari pagi selama 15-30 menit setiap hari. Oleh karena itu, kebiasaan bermain di luar rumah yang sering dianggap sepele ternyata sangat penting bagi pembentukan tulang anak.
Aktivitas Fisik: Stimulasi Alami Pembentukan Tulang
Selain nutrisi, aktivitas fisik juga berperan besar dalam memperkuat tulang anak. Ketika anak aktif bergerak, seperti berjalan, berlari, melompat, atau bersepeda, otot akan menarik tulang, yang kemudian menstimulasi sel-sel tulang untuk membentuk jaringan baru.
“Anak yang aktif secara fisik akan memiliki tulang yang lebih kuat dibanding anak yang terlalu pasif,” kata dr. Frieda. Aktivitas fisik tidak harus berat atau kompetitif. Kegiatan sederhana sehari-hari seperti bermain di taman, bersepeda santai, atau senam ringan sudah cukup membantu memperkuat tulang.
Oleh karena itu, orang tua dan pengasuh dianjurkan mendorong anak untuk aktif bergerak dan menghindari gaya hidup sedentari yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan tulang maupun kesehatan secara keseluruhan.
Peran Hormon dan Kondisi Kesehatan dalam Pembentukan Tulang
Faktor hormonal juga memengaruhi kepadatan dan kekuatan tulang, terutama selama masa pubertas. Hormon pertumbuhan, estrogen, dan testosteron bekerja sama untuk memperkuat struktur tulang. Ketidakseimbangan atau gangguan hormon dapat menghambat proses pembentukan tulang optimal.
Anak-anak yang mengalami gangguan hormon atau penyakit kronis seperti gangguan ginjal berisiko memiliki tulang yang lebih rapuh dan mudah patah. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak dengan kondisi medis tertentu untuk melakukan pemeriksaan dan pemantauan rutin oleh dokter.
Pentingnya Monitoring dan Pola Hidup Sehat Sejak Dini
Menjaga kesehatan tulang bukan hanya sekadar memberikan susu tinggi kalsium, tetapi juga menerapkan pola makan seimbang, rutin beraktivitas fisik, dan cukup mendapatkan paparan sinar matahari. Kebiasaan-kebiasaan ini harus dimulai sejak dini agar dapat membangun fondasi tulang yang kuat.
Selain itu, orang tua juga harus mengawasi pola hidup anak secara keseluruhan, termasuk menghindarkan dari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi minuman bersoda atau berkafein yang dapat menghambat penyerapan kalsium.
Investasi Seumur Hidup untuk Tulang yang Kuat
Dr. Frieda menegaskan, “Kita harus mulai menabung massa tulang sejak kecil. Kalau tulang kuat sejak dini, risiko patah tulang atau osteoporosis di masa depan akan jauh berkurang.” Oleh sebab itu, menjaga kesehatan tulang anak sejak masa pertumbuhan bukan hanya langkah preventif, tapi sebuah investasi kesehatan jangka panjang.
Dengan dukungan nutrisi memadai, aktivitas fisik teratur, dan pengawasan medis bila diperlukan, setiap anak berpeluang memiliki tulang yang kuat dan sehat sepanjang hidupnya.
Orang tua dan masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak awal agar kualitas hidup di masa tua tetap terjaga.
Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BRI Peduli Salurkan Perahu Literasi Tingkatkan Pendidikan Anak Pulau Pesisir Tolitoli
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Berita Lainnya
Resep Risol Mayo Murah Meriah, Cocok untuk Usaha Jajanan Harian Praktis
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Tumis Kangkung Terasi Gurih dan Wangi, Tetap Hijau Segar Saat Disajikan
- Sabtu, 25 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Hutama Karya Tunjuk Mardiansyah, Perkuat Tata Kelola Perusahaan
- 25 Oktober 2025
2.
Laba PTPP Anjlok 97 Persen, Kinerja Konstruksi Tertekan 2025
- 25 Oktober 2025
3.
Harga Tembaga Naik, Freeport Untung Meski Tambang Longsor
- 25 Oktober 2025
4.
PLN Hadirkan Diskon Listrik 50 Persen, Cek Syarat Lengkapnya!
- 25 Oktober 2025













