Pertamina Tegaskan Kualitas BBM Terukur Standar Global Internasional
- Senin, 20 Oktober 2025

JAKARTA - Di tengah ramainya isu mengenai kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang beredar di media sosial, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menegaskan kembali komitmennya menjaga mutu produk energi nasional. Perusahaan menekankan bahwa pengukuran kualitas BBM, khususnya Research Octane Number (RON), tidak bisa dilakukan dengan alat portabel yang kerap dipertontonkan di dunia maya.
Untuk memastikan standar global terpenuhi, seluruh kilang Pertamina menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research) yang diakui internasional. Peralatan canggih inilah yang menjadi rujukan utama industri migas dunia dalam menentukan angka oktan (RON) maupun setana.
Uji Kualitas BBM di Laboratorium Kilang
Baca JugaWaskita Karya Garap Proyek Air Baku Karian–Serpong Senilai Rp900 Miliar
General Manager Refinery Unit IV Cilacap Wahyu Sulistyo Wibowo menjelaskan bahwa setiap produk BBM yang diproduksi kilang Pertamina terlebih dahulu diuji di laboratorium internal. Uji laboratorium ini tidak hanya mencakup Perta Series, solar, hingga avtur, tetapi juga produk inovatif terbaru seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan dasar minyak jelantah.
Menurut Wahyu, mesin CFR bekerja dengan mensimulasikan kondisi pembakaran mesin kendaraan, termasuk pengaturan tekanan, suhu, dan rasio kompresi. Proses ini memungkinkan hasil uji yang akurat dan sesuai standar internasional.
“Mesin ini digunakan oleh perusahaan internasional lain untuk mengukur standar RON BBM di dunia. Jadi hasil pengukurannya pasti sama di manapun dilakukan,” jelas Wahyu.
Kilang Cilacap bahkan memiliki empat unit mesin CFR dengan nilai investasi sekitar Rp2 miliar per mesin, menunjukkan betapa seriusnya Pertamina menjaga kualitas BBM.
Tidak Bisa Hanya Mengandalkan Alat Portabel
Wahyu menambahkan, angka RON pada BBM tidak bisa dihitung secara sembarangan. Kenaikan dari RON 90 ke RON 92 misalnya, membutuhkan proses blending yang melibatkan keahlian kimia. Selain itu, angka yang muncul merupakan hasil pengukuran matematis yang tidak dapat dimanipulasi.
Sayangnya, uji coba dengan alat portabel yang viral di media sosial sempat menimbulkan persepsi keliru di masyarakat. Padahal, pengujian semacam itu tidak memenuhi kaidah ilmiah dan tidak diakui sebagai metode resmi.
“RON serendah-rendahnya adalah RON 90 sesuai standar, tidak boleh kurang tapi bisa di atasnya. Kami tidak pernah menjual BBM ke masyarakat dengan spesifikasi lebih rendah dari yang ditentukan,” tegas Wahyu.
Selain uji di internal laboratorium kilang, KPI juga melibatkan lembaga independen. Salah satunya Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (BBPMGB) LEMIGAS, yang secara rutin menguji produk Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Pertadex, Biosolar, dan Avtur. Hasilnya menunjukkan seluruh produk KPI memenuhi spesifikasi sesuai regulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Audit SPBU dengan Standar Internasional
Selain pengujian di kilang, Pertamina juga melakukan pengawasan ketat di jaringan distribusi, terutama SPBU. Menurut Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, isu RON dengan alat portable merupakan hoax yang menyesatkan publik.
Untuk menjaga mutu layanan, Pertamina Patra Niaga telah melakukan audit SPBU secara berkala sejak 2007. Audit ini dilaksanakan bersama lembaga independen internasional seperti Bureau Veritas, TUV Rheinland, dan Intertek Group PLC.
Pemeriksaan dilakukan menyeluruh, mencakup:
Dokumen operasional harian, pencatatan stok, hingga dokumen pengiriman BBM.
Sistem keamanan, termasuk CCTV, panel listrik, tombol darurat, dan genset cadangan.
Aspek fisik SPBU, seperti kerapian plang, kondisi area bongkar BBM, hingga kebersihan fasilitas.
Kesiapan operator dalam pelayanan, meliputi seragam, sikap, dan interaksi dengan pelanggan.
“SPBU adalah wajah Pertamina Patra Niaga di mata publik. Melalui audit independen, kami memastikan setiap titik layanan beroperasi dengan integritas, akurasi, dan keselamatan tinggi,” ungkap Roberth.
Komitmen pada Kualitas dan Transparansi
Dengan pengujian berlapis di laboratorium internal maupun eksternal, serta audit menyeluruh pada SPBU, Pertamina ingin memastikan seluruh produk BBM yang sampai ke konsumen benar-benar memenuhi standar.
“Semua produk yang kami hasilkan terjamin kualitasnya, sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan sehingga aman untuk digunakan masyarakat,” jelas Wahyu.
Sementara itu, Roberth menekankan bahwa hasil audit dan pengujian akan selalu menjadi dasar perbaikan berkelanjutan. “Kami ingin memastikan SPBU Pertamina selalu menjadi tempat yang memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan,” katanya.
Melalui berbagai langkah tersebut, Pertamina menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu meragukan kualitas BBM di SPBU resmi.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Jasindo Catat Lonjakan Premi Engineering Dorong Kinerja
- 20 Oktober 2025
2.
Bank Mandiri Raih Best Bank, Perkuat Transformasi Digital
- 20 Oktober 2025
3.
Proxsis & Co Rayakan 20 Tahun, Siapkan Ekspansi IPO
- 20 Oktober 2025
4.
4 Resep Donat Mochi Viral Lumer dan Mudah
- 20 Oktober 2025
5.
9 Resep Sayur Lodeh Jawa Gurih dan Mudah
- 20 Oktober 2025