
JAKARTA - Cuaca panas ekstrem yang tengah melanda sejumlah wilayah Indonesia bukan sekadar fenomena iklim musiman. Kondisi suhu maksimum yang mencapai hingga 37,6°C berpotensi memberikan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat jika tidak diantisipasi dengan baik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan menyesuaikan aktivitas harian untuk mengurangi risiko paparan panas ekstrem. Menurut BMKG, cuaca panas ini dipicu oleh gerak semu matahari dan pengaruh angin Monsun Australia yang membawa massa udara kering.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa intensitas penyinaran matahari saat ini berada pada titik maksimum di sejumlah wilayah, sehingga membuat suhu udara terasa lebih panas dari biasanya. “Posisi matahari membuat penyinaran lebih intens sehingga suhu terasa lebih panas,” ujarnya.
Baca JugaHasil Liga Champions Tadi Malam: Tottenham Selamat Berkat Aksi Gemilang Vicario
Minimnya pembentukan awan akibat massa udara kering membuat sinar matahari tidak terhalang, sehingga radiasi panas langsung mengenai permukaan bumi. Kondisi ini memperkuat efek panas yang dirasakan masyarakat sepanjang siang hari.
Wilayah Terdampak Suhu Tinggi di Atas 35 Derajat Celsius
BMKG mencatat, cuaca panas dengan suhu maksimum di atas 35°C terjadi secara luas di berbagai wilayah Indonesia. Daerah yang paling terdampak antara lain Nusa Tenggara, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi bagian selatan, dan Papua.
Fenomena ini merupakan bagian dari siklus tahunan, namun intensitas panas kali ini lebih tinggi dari rata-rata karena kombinasi posisi matahari dan arus udara kering dari selatan. Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya tutupan awan yang biasanya menjadi penghalang alami panas matahari.
Menurut BMKG, kondisi ini diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir Oktober atau awal November. Dalam periode tersebut, masyarakat diminta tidak menganggap remeh dampak suhu panas terhadap kesehatan maupun aktivitas sehari-hari.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menekankan bahwa suhu tinggi bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat menimbulkan risiko kesehatan serius. “Kami mengimbau masyarakat untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh dan menghindari paparan matahari langsung,” jelasnya.
Ancaman Gangguan Kesehatan Akibat Paparan Panas
BMKG menyebutkan bahwa paparan sinar matahari ekstrem dalam waktu lama dapat menyebabkan dehidrasi, iritasi kulit, gangguan pernapasan, hingga heatstroke jika tidak diantisipasi. Anak-anak, lansia, dan orang dengan kondisi medis tertentu menjadi kelompok yang paling rentan.
Andri Ramdhani mengingatkan pentingnya langkah pencegahan seperti menggunakan pelindung diri ketika beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Penggunaan topi, payung, pakaian tertutup, serta tabir surya menjadi bentuk perlindungan yang dapat membantu mengurangi risiko.
Selain itu, masyarakat juga disarankan memperbanyak asupan air putih agar tetap terhidrasi. Aktivitas fisik berat pada siang hari sebaiknya dihindari, terutama pada rentang waktu antara pukul 10.00 hingga 15.00, saat intensitas panas berada di puncaknya.
BMKG juga mengimbau agar masyarakat lebih memperhatikan kondisi kesehatan sehari-hari, terutama jika muncul gejala seperti sakit kepala, mual, kelelahan ekstrem, atau pusing, yang dapat menjadi tanda tubuh mengalami tekanan akibat suhu panas.
Waspada Perubahan Cuaca Mendadak dan Potensi Cuaca Ekstrem
Meskipun cuaca panas mendominasi siang hari, BMKG juga memperingatkan potensi perubahan kondisi cuaca secara tiba-tiba. Fenomena hujan deras, petir, dan angin kencang dapat terjadi pada sore hingga malam hari di sejumlah wilayah Indonesia.
Perubahan mendadak ini merupakan ciri khas masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan atau pancaroba. Ketidakstabilan atmosfer menyebabkan potensi cuaca ekstrem meningkat dalam periode yang relatif singkat.
“Cuaca panas ekstrem ini juga bisa disertai perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang,” ungkap Andri. Karena itu, masyarakat diminta selalu memantau informasi cuaca terbaru dan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG.
Informasi tersebut dapat diakses secara mudah melalui situs resmi BMKG maupun aplikasi Info BMKG. Pemantauan cuaca secara berkala membantu masyarakat mengantisipasi potensi risiko, baik terhadap kesehatan maupun aktivitas harian.
Langkah Mitigasi Jadi Kunci Kurangi Dampak Panas Ekstrem
Imbauan BMKG ini bukan hanya sekadar peringatan, melainkan bentuk upaya mitigasi untuk mengurangi risiko kesehatan akibat suhu panas yang berkepanjangan. Edukasi dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi faktor penting dalam menghadapi fenomena ini.
BMKG juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak mengatur aktivitas harian, menyesuaikan waktu beraktivitas di luar ruangan, serta memperhatikan kondisi tubuh selama periode panas ekstrem berlangsung. Kesadaran kolektif dinilai dapat membantu meminimalkan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
Kondisi suhu tinggi ini diperkirakan akan mulai mereda pada akhir Oktober hingga awal November 2025 seiring dengan perubahan musim dan masuknya periode hujan di sebagian wilayah Indonesia. Namun selama periode tersebut, langkah pencegahan tetap perlu diterapkan.
Cuaca Ekstrem Perlu Disikapi, Bukan Dikhawatirkan
BMKG menekankan bahwa fenomena suhu panas ekstrem adalah bagian dari dinamika iklim tropis di Indonesia dan bersifat musiman. Masyarakat tidak perlu panik, tetapi perlu menyikapinya dengan langkah antisipatif dan kesadaran terhadap potensi risiko kesehatan.
Dengan informasi cuaca yang akurat dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi dampak panas ekstrem, risiko kesehatan dan gangguan aktivitas dapat diminimalkan. BMKG akan terus memantau perkembangan suhu dan memberikan peringatan dini jika terjadi perubahan signifikan.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Ditjen Pesantren Resmi Disetujui Prabowo, Momentum Baru Dunia Santri
- Kamis, 23 Oktober 2025
Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Dipertimbangkan, Pemerintah Tunggu Pulihnya Ekonomi
- Kamis, 23 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Harry Kane Pimpin Pesta Gol Bayern Munchen di Allianz Arena
- 23 Oktober 2025
2.
3.
Liverpool Bangkit dengan Pesta Gol Usai Empat Kekalahan Beruntun
- 23 Oktober 2025