Selasa, 14 Oktober 2025

Tiga Petinggi Astra Mundur di Tengah Kinerja Tertekan

Tiga Petinggi Astra Mundur di Tengah Kinerja Tertekan
Tiga Petinggi Astra Mundur di Tengah Kinerja Tertekan

JAKARTA - PT Astra International Tbk. (ASII) menghadapi dinamika penting dalam struktur kepemimpinannya. Perusahaan konglomerasi terbesar di Indonesia ini mengumumkan pengunduran diri tiga petinggi, mulai dari jajaran komisaris hingga direksi. Pengumuman tersebut disampaikan Astra dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Corporate Secretary ASII Gita Tiffani Boer menjelaskan bahwa perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari John Raymond Witt selaku Komisaris dan Chiew Sin Cheok dari posisi Direktur. “Pengunduran diri keduanya sehubungan dengan telah memasuki masa pensiun,” ungkap Gita.

Pada tanggal yang sama, Astra juga menerima pengunduran diri dari Hsu Hai Yeh yang mundur dari posisi Komisaris karena alasan reorganisasi personel. Perusahaan menegaskan, perubahan struktur ini merupakan bagian dari dinamika rutin internal Astra International.

Baca Juga

DADA Perkuat Fondasi Bisnis Lewat Penjajakan Investor Strategis

“Pengunduran diri ini disampaikan Astra International sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik,” tulis perseroan dalam keterangan resmi.

Perubahan Manajemen Terjadi Saat Kinerja Laba Menurun

Pergantian jajaran pimpinan terjadi di saat kinerja keuangan Astra tengah mengalami tekanan. Berdasarkan catatan Bisnis.com, Astra International membukukan laba bersih Rp15,51 triliun pada semester I/2025, turun 2,15% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp15,85 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba bersih per saham ASII juga ikut turun 4% yoy menjadi Rp395. Penurunan ini menggambarkan kondisi bisnis yang tengah menghadapi tantangan di berbagai sektor usaha.

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menjelaskan bahwa tekanan kinerja ini terjadi akibat situasi pasar yang tidak mudah. “Kinerja Grup pada semester pertama tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, seiring dengan kondisi bisnis yang menantang," ujarnya.

Segmen Otomotif Masih Jadi Penopang Utama

Kontribusi terbesar laba Astra masih berasal dari segmen otomotif, meskipun mengalami penurunan cukup signifikan. Laba segmen ini turun 8% yoy menjadi Rp5,3 triliun, mencerminkan volume penjualan yang lebih rendah akibat melemahnya pasar otomotif nasional.

Sebagai pemain utama di industri otomotif Indonesia, penurunan ini menjadi sinyal kuat tentang kondisi pasar kendaraan bermotor dalam negeri yang sedang lesu. Permintaan kendaraan yang stagnan mempengaruhi kinerja penjualan dan margin laba Astra di sektor ini.

Sektor Tambang Tertekan, Agribisnis dan Keuangan Tumbuh

Tekanan terhadap kinerja Astra juga terlihat dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi melalui PT United Tractors Tbk. (UNTR). Laba bersih divisi ini turun 15% menjadi Rp5 triliun.
Kondisi tersebut disebabkan oleh curah hujan tinggi yang menghambat aktivitas jasa penambangan, serta harga batu bara yang lebih rendah sehingga menekan profitabilitas.

Sebaliknya, divisi agribisnis menunjukkan perbaikan signifikan. Melalui PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), laba bersih segmen ini naik 40% menjadi Rp559 miliar. Kinerja positif ini ditopang oleh perbaikan harga komoditas dan efisiensi produksi.

Segmen jasa keuangan juga mencatat pertumbuhan yang solid, dengan laba bersih naik 6% menjadi Rp4,4 triliun. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen, di mana nilai portofolio pembiayaan mengalami peningkatan.

Secara keseluruhan, Astra mencatatkan pendapatan bersih Rp162,85 triliun pada semester I/2025, naik 1,8% yoy dibandingkan Rp159,96 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meski pendapatan meningkat, margin laba mengalami tekanan di sejumlah segmen bisnis utama.

Reorganisasi Dianggap Bagian dari Dinamika Normal

Manajemen Astra menegaskan bahwa pengunduran diri tiga petinggi ini bukan disebabkan oleh kondisi bisnis yang buruk, melainkan bagian dari siklus reorganisasi dan masa pensiun. Pergantian struktur pimpinan seperti ini lazim terjadi dalam perusahaan besar untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran strategi.

Langkah reorganisasi ini diyakini menjadi momentum bagi Astra untuk melanjutkan transformasi bisnisnya, terutama dalam menghadapi perubahan pasar otomotif global, transisi energi, serta penguatan sektor non-otomotif yang terus tumbuh.

Sebagai perusahaan publik besar yang sahamnya banyak dimiliki investor institusi, setiap perubahan struktur kepemimpinan di Astra menjadi perhatian penting bagi pasar modal. Investor akan mencermati apakah pergantian ini akan memengaruhi arah strategi perusahaan ke depan.

Pasar Modal Tunggu Arah Strategi Baru

Dengan latar belakang penurunan laba bersih dan pergantian jajaran komisaris dan direksi, pasar akan menunggu langkah strategis Astra dalam menjaga kinerjanya hingga akhir tahun.
Pengumuman pengganti ketiga petinggi yang mengundurkan diri ini juga dinilai akan memberikan sinyal arah kebijakan dan strategi jangka menengah perseroan.

Sebagai emiten besar di Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan saham ASII kerap menjadi salah satu indikator sentimen pasar terhadap sektor otomotif dan pertambangan di Indonesia.
Astra sendiri tetap menegaskan komitmennya dalam menjaga kinerja bisnis yang berkelanjutan meski menghadapi tantangan eksternal.

Dengan diversifikasi usaha di berbagai sektor strategis, Astra memiliki peluang untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang, meski tekanan jangka pendek masih terasa. Reorganisasi manajemen dapat menjadi langkah awal memperkuat fondasi bisnis dan mempersiapkan strategi menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Wildan Dwi Aldi Saputra

Wildan Dwi Aldi Saputra

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Samir Perkuat Keamanan Digital dan Bangun Kepercayaan Konsumen

Samir Perkuat Keamanan Digital dan Bangun Kepercayaan Konsumen

PNM Bangun Akses Air Bersih untuk Warga Toisapu Ambon

PNM Bangun Akses Air Bersih untuk Warga Toisapu Ambon

Longsor Tambang Freeport Picu Potensi Hentikan Operasi Smelter

Longsor Tambang Freeport Picu Potensi Hentikan Operasi Smelter

Harga Saham BCA Diskon, Investor Bisa Manfaatkan Momentum

Harga Saham BCA Diskon, Investor Bisa Manfaatkan Momentum

Formosa Ingredient (BOBA) Siapkan Dividen Interim Rp 2,31 Miliar

Formosa Ingredient (BOBA) Siapkan Dividen Interim Rp 2,31 Miliar