
JAKARTA - Aktivitas pelayaran dan wisata bahari di wilayah selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) perlu mendapat perhatian serius. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi gelombang tinggi yang diperkirakan melanda sejumlah perairan selatan DIY pada Rabu, 8 Oktober2025 hingga 11 Oktober 2025.
Peringatan ini bukan sekadar imbauan rutin, melainkan langkah antisipasi terhadap fenomena atmosfer yang tengah berkembang dan berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat di wilayah pesisir. Gelombang dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan akan terjadi di Samudera Hindia selatan DIY, termasuk perairan Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo.
Penyebab Gelombang Tinggi: Pusaran Siklonik
Baca JugaAkhiri Perjalanan di Kualifikasi, Timnas Gagal ke Piala Dunia 2026
BMKG menjelaskan, kondisi gelombang tinggi tersebut dipicu oleh adanya pusaran siklonik di dua titik penting: sebelah utara Pulau Kalimantan dan sebelah barat Pulau Sumatera. Aktivitas atmosfer ini memicu perubahan tekanan udara dan kecepatan angin yang kemudian berdampak pada tinggi gelombang di perairan selatan Jawa, termasuk DIY.
Menariknya, meski gelombang laut meningkat, pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY justru tidak signifikan. Artinya, meski langit terlihat cerah dan berawan, potensi bahaya dari laut tetap harus diwaspadai. Kondisi ini kerap menimbulkan persepsi keliru bagi sebagian masyarakat yang menganggap laut aman ketika cuaca tampak cerah.
Dampak pada Aktivitas Pelayaran dan Wisata Bahari
BMKG secara tegas menyebutkan bahwa kondisi ini dapat berdampak langsung terhadap keselamatan pelayaran di sekitar perairan selatan DIY.
Untuk perahu nelayan, kecepatan angin diperkirakan mencapai 15 knot dengan tinggi gelombang 1,25 meter. Sementara itu, kapal tongkang diperkirakan menghadapi kecepatan angin 16 knot dan gelombang 1,5 meter. Bagi kapal berukuran lebih besar, seperti kapal feri atau kapal wisata, kondisi ini tetap menjadi faktor risiko yang tidak boleh diabaikan.
Selain itu, aktivitas wisata air seperti snorkeling, surfing, dan wisata perahu di kawasan pantai selatan juga perlu penyesuaian atau penundaan jadwal demi keselamatan. Gelombang setinggi 2,5 meter dapat menjadi ancaman serius, terutama di wilayah pantai dengan kontur terbuka seperti Pantai Parangtritis, Pantai Baron, dan Pantai Glagah.
Imbauan BMKG untuk Nelayan dan Pengguna Transportasi Laut
Melihat potensi tersebut, BMKG mengimbau masyarakat, terutama nelayan, operator transportasi laut, serta pelaku wisata bahari untuk memperhatikan informasi prakiraan cuaca dan gelombang tinggi yang dikeluarkan secara berkala.
“Kami mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan pengguna ataupun operator transportasi laut, untuk memperhatikan informasi prakiraan cuaca dan gelombang tinggi agar tetap aman dalam beraktivitas,” terang BMKG dalam keterangan resminya.
Dengan memahami informasi cuaca, para pelaut dan wisatawan dapat merencanakan kegiatan dengan lebih aman, baik dengan menunda pelayaran, mengubah rute, atau memperketat prosedur keselamatan di laut.
Cuaca Darat Cerah, Laut Tetap Berbahaya
Fenomena ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kondisi cuaca di darat dan di laut tidak selalu berjalan seiring. Meski cuaca di daratan DIY pada 8–19 Oktober 2025 didominasi cerah dan cerah berawan, laut tetap menyimpan potensi bahaya.
Banyak masyarakat, terutama wisatawan, sering kali terjebak pada persepsi bahwa langit cerah berarti laut aman untuk beraktivitas. Padahal, faktor seperti pusaran siklonik, tekanan udara, dan kecepatan angin laut dapat memicu gelombang tinggi meski tanpa hujan sama sekali.
Inilah mengapa BMKG secara rutin mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat tidak hanya mengandalkan kondisi langit, tetapi juga membaca informasi meteorologi dan oseanografi terkini.
Risiko dan Langkah Pencegahan
Gelombang tinggi bukan hanya soal ketinggian air laut, tetapi juga berhubungan dengan arus bawah laut, ombak pecah kuat, serta kemungkinan terjadinya erosi pantai atau banjir rob di beberapa titik pesisir.
Untuk mengurangi risiko, sejumlah langkah antisipatif dapat dilakukan:
Nelayan sebaiknya menunda keberangkatan hingga kondisi gelombang kembali normal.
Pengguna kapal tongkang atau perahu besar perlu memeriksa kelayakan armada dan alat keselamatan.
Wisatawan diimbau untuk tidak berenang atau bermain air terlalu jauh dari bibir pantai.
Pengelola wisata bahari dapat menutup atau membatasi akses wisata laut sementara waktu.
Dengan langkah-langkah tersebut, potensi kerugian maupun korban jiwa dapat diminimalkan.
Informasi BMKG Jadi Acuan Utama
BMKG menjadi sumber utama informasi meteorologi dan maritim yang akurat di Indonesia. Prakiraan cuaca maritim mereka diperbarui secara berkala dan dapat diakses dengan mudah melalui laman resmi, aplikasi mobile, serta akun media sosial BMKG.
Dalam kondisi cuaca seperti ini, masyarakat diharapkan tidak hanya mengandalkan prediksi personal atau kabar dari mulut ke mulut, melainkan memantau langsung rilis resmi BMKG.
Khusus bagi nelayan DIY, mematuhi peringatan dini ini bukan sekadar kepatuhan terhadap regulasi, melainkan bagian dari upaya menjaga keselamatan diri dan kru di tengah kondisi laut yang tidak stabil.
Kesiapsiagaan Jadi Kunci Keselamatan
Gelombang tinggi 8–11 Oktober 2025 ini menjadi momentum untuk memperkuat budaya keselamatan di wilayah pesisir. Baik masyarakat nelayan, pelaku usaha wisata bahari, maupun pengunjung pantai, semuanya memiliki peran penting untuk saling menjaga keselamatan.
Dengan meningkatkan kewaspadaan, mendengarkan imbauan BMKG, dan menghindari aktivitas berisiko tinggi di laut, potensi bahaya akibat gelombang tinggi dapat ditekan seminimal mungkin. Cuaca cerah boleh jadi menggoda, tetapi laut yang tenang bukan berarti tanpa ancaman.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Kemen PU Audit 80 Ponpes Tua Demi Cegah Bangunan Ambruk
- 12 Oktober 2025
2.
Warisan Budaya Nganjuk Jadi Magnet Baru Pariwisata Nasional
- 12 Oktober 2025
3.
Bank BUMN Dorong Tambahan Dana Pemerintah untuk Kredit Produktif
- 12 Oktober 2025
4.
Freeport Percepat Transisi Energi Lewat Konversi PLTU ke LNG
- 12 Oktober 2025
5.
Jadwal dan Harga Tiket Kapal Pelni Jakarta-Makassar Oktober 2025
- 12 Oktober 2025