
JAKARTA - BPJS Kesehatan memperkuat ekosistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan menggandeng mahasiswa.
Kerja sama ini diwujudkan melalui kuliah umum bertajuk Mahasiswa sebagai Social Agent Program JKN yang diselenggarakan di Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum (IIM) Surakarta, Jawa Tengah.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menegaskan bahwa mahasiswa memiliki peran vital dalam menjaga keberlanjutan Program JKN.
Baca JugaDADA Perkuat Fondasi Bisnis Lewat Penjajakan Investor Strategis
Sebagai generasi muda, mahasiswa dinilai mampu menyebarkan literasi JKN, menumbuhkan semangat gotong royong, dan ikut berkontribusi menciptakan masyarakat yang sehat.
“Mahasiswa merupakan agen sosial yang dapat mengedukasi masyarakat, menggerakkan solidaritas, dan menumbuhkan kepedulian terhadap pentingnya Program JKN. Kehadiran Program JKN merupakan bukti nyata hadirnya negara dalam melindungi seluruh penduduk Indonesia melalui prinsip asuransi sosial,” ujar Ghufron.
Capaian dan Dampak Program JKN
Sejak peluncurannya pada 2014, Program JKN telah menjangkau 98,62 persen penduduk Indonesia atau sekitar 282,75 juta jiwa per 1 Oktober 2025.
Capaian ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pencapaian Universal Health Coverage (UHC) tercepat di dunia, sekaligus negara dengan jumlah peserta JKN terbesar.
Selain perlindungan kesehatan, Program JKN juga berdampak signifikan pada aspek ekonomi. Ghufron menjelaskan bahwa selama periode 2014-2024, BPJS Kesehatan mengalokasikan dana sebesar Rp1.087 triliun untuk pelayanan kesehatan.
Dari jumlah tersebut, sekitar Rp235 triliun digunakan untuk penanganan delapan penyakit berbiaya katastropik, termasuk jantung, kanker, dan stroke.
Transformasi digital menjadi salah satu pilar penting dalam peningkatan mutu layanan Program JKN.
Kini peserta cukup menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) tanpa harus membawa kartu fisik untuk memperoleh layanan di fasilitas kesehatan.
“Aplikasi Mobile JKN juga menyediakan beragam kemudahan, seperti antrean online yang memungkinkan peserta mendapatkan nomor antrean tanpa harus menunggu lama. Selain itu, fitur Skrining Riwayat Kesehatan, i-Care JKN, dan BUGAR memudahkan peserta memantau kondisi kesehatan mereka,” jelas Ghufron.
Untuk memudahkan administrasi, layanan juga dapat diakses secara online melalui WhatsApp Pelayanan Administrasi (PANDAWA) di nomor 08118165165 dan BPJS Kesehatan Care Center 165.
Sinergi dengan Dunia Akademik
BPJS Kesehatan menyediakan big data yang dapat dimanfaatkan akademisi, peneliti, dan masyarakat untuk penelitian serta pembuatan kebijakan berbasis bukti.
Hal ini bertujuan memperkuat kolaborasi dengan dunia akademik dan memperdalam pemahaman tentang pelaksanaan Program JKN.
Di tingkat internasional, keberhasilan Program JKN membawa nama Indonesia ke panggung dunia. BPJS Kesehatan menerima sepuluh penghargaan dalam ajang International Social Security Association (ISSA) Good Practice Award 2024.
Selain itu, BPJS menjadi rujukan bagi lembaga internasional seperti World Bank, perguruan tinggi luar negeri, dan turut hadir dalam forum resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperkenalkan Program JKN.
Ghufron berharap, dengan kolaborasi bersama civitas akademika, mahasiswa sebagai agen sosial dapat memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya jaminan kesehatan, sekaligus membangun generasi sehat dan berdaya saing.
Dukungan Pemerintah dan Peran Mahasiswa
Mewakili Wali Kota Surakarta, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Retno Erawati Wulandari, menyambut positif kehadiran Program JKN yang sejalan dengan visi Kota Surakarta sebagai kota berpendidikan dan sehat.
“Mahasiswa adalah agen sosial yang bisa menjadi jembatan perubahan perilaku masyarakat. Peran aktif mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara,” ujarnya.
Pemerintah Kota Surakarta terus berupaya memberikan kemudahan layanan agar warga dapat mengakses kesehatan secara layak.
Melalui kolaborasi lintas sektor, Retno berharap lahir generasi muda yang tidak hanya unggul akademik tetapi juga peduli sosial.
“Kita ingin mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap sesama. Karena masyarakat yang sehat adalah fondasi utama bagi kota yang maju,” tambahnya.
Mahasiswa sebagai Motor Penggerak Sosial
Rektor IIM Surakarta, Edy Muslimin, menegaskan bahwa mahasiswa tidak sekadar pelajar, melainkan agen sosial yang memiliki kemampuan menyebarkan informasi dan menggerakkan masyarakat.
“Mereka dapat menjadi penggerak bagi sistem kesehatan yang berpihak pada masyarakat kecil. Dengan demikian, harapannya tidak ada lagi warga yang kesulitan mengakses layanan kesehatan,” katanya.
Edy berharap keterlibatan aktif mahasiswa akan menjadikan Program JKN sebagai gerakan sosial yang lebih luas.
Peran mahasiswa sebagai agen sosial juga penting untuk memperjuangkan hak kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, menuju masyarakat yang sehat, adil, dan beradab.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Kenduri Budaya Pangan Lokal Perkuat Kedaulatan Pangan
- 14 Oktober 2025
2.
DADA Perkuat Fondasi Bisnis Lewat Penjajakan Investor Strategis
- 14 Oktober 2025
3.
Telkom Dorong Talenta Muda Adaptif Lewat Program Magang Nasional
- 14 Oktober 2025
4.
Samir Perkuat Keamanan Digital dan Bangun Kepercayaan Konsumen
- 14 Oktober 2025
5.
PNM Bangun Akses Air Bersih untuk Warga Toisapu Ambon
- 14 Oktober 2025