Kamis, 09 Oktober 2025

Rupiah Bergerak Dinamis, Peluang Penguatan Masih Terbuka

Rupiah Bergerak Dinamis, Peluang Penguatan Masih Terbuka
Rupiah Bergerak Dinamis, Peluang Penguatan Masih Terbuka

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menunjukkan pergerakan yang dinamis pada Kamis, 9 Oktober 2025. 

Rupiah sempat menguat pada pagi hari sebelum akhirnya ditutup melemah di kisaran Rp16.570 hingga Rp16.620 per dolar AS. Kondisi ini mencerminkan ketidakpastian yang masih membayangi pasar valuta asing di tengah berbagai sentimen domestik dan global.

Terdepresiasi 0,07% atau 12 poin menjadi Rp16.573 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS mengalami penguatan sebesar 0,21% ke level 98,78, menandakan penguatan mata uang Negeri Paman Sam tersebut secara umum.

Baca Juga

Lelang Merchandise MotoGP Mandalika Hasilkan Rp63 Juta

Perbandingan Rupiah dengan Mata Uang Asia Lain

Rupiah tidak sendiri mengalami tekanan terhadap dolar AS. Beberapa mata uang negara Asia juga mengalami pelemahan, seperti yen Jepang yang turun 0,41%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, dolar Singapura turun 0,17%, dolar Taiwan melemah 0,24%, serta won Korea Selatan yang melemah cukup dalam sebesar 0,73%.

Sebaliknya, ada juga sejumlah mata uang Asia yang menunjukkan penguatan terhadap dolar AS, antara lain peso Filipina menguat 0,29%, yuan China naik tipis 0,01%, dan baht Thailand yang terapresiasi 0,10%. 

Pergerakan mata uang regional ini memberikan gambaran bahwa faktor domestik dan sentimen global turut memengaruhi arah rupiah.

Sentimen Global dan Dampaknya pada Rupiah

Menurut pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi, pergerakan rupiah saat ini sangat dipengaruhi oleh situasi ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat.

Salah satu faktor utama adalah penutupan sementara (shutdown) pemerintah AS yang diperkirakan akan berlanjut hingga memasuki minggu kedua.

“Kebuntuan politik di Kongres terkait RUU pendanaan pemerintah menunjukkan sedikit tanda-tanda penyelesaian, meskipun ada upaya mediasi oleh Presiden Donald Trump. Meskipun penutupan pemerintah secara historis berdampak terbatas pada ekonomi, pejabat Gedung Putih memperingatkan bahwa kali ini mungkin berbeda,” jelas Ibrahim.

Shutdown ini juga menimbulkan ketidakjelasan bagi pasar terkait kebijakan moneter The Fed. Ibrahim menjelaskan bahwa Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga dana federal sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuannya bulan Oktober, menurunkan kisaran target suku bunga menjadi 3,75% hingga 4,00%.

Dampak Proyeksi Ekonomi Domestik terhadap Rupiah

Di dalam negeri, sentimen yang memengaruhi rupiah datang dari proyeksi sejumlah lembaga ekonomi dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada di bawah 5%. Hal ini menyebabkan kekhawatiran di pasar tentang momentum pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat.

“Pelambatan sejumlah indikator aktivitas ekonomi menunjukkan sinyal perlambatan momentum. Produksi industri juga dinilai kuat tetapi tidak sejalan dengan keyakinan bisnis yang diperkirakan masih rendah ke depan,” tambah Ibrahim.

Faktor-faktor ini turut memengaruhi persepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, sehingga berimbas pada tekanan terhadap rupiah di pasar valuta asing.

Pergerakan Rupiah Sepanjang Hari Kamis 9 Oktober 2025

Meski mengalami pelemahan pada akhir perdagangan, rupiah sempat menunjukkan penguatan pada sesi pagi dan siang hari. 

Berdasarkan data pukul 09.30 WIB, rupiah dibuka menguat 0,15% atau 25 poin ke Rp16.548 per dolar AS. Pada pukul 11.29 WIB, rupiah semakin terapresiasi sebesar 0,48% atau 79 poin menjadi Rp16.522 per dolar AS.

Penguatan rupiah ini terjadi seiring melemahnya indeks dolar AS yang dibuka turun 0,15% ke level 98,76 pada pagi hari. 

Selain rupiah, sejumlah mata uang Asia lain juga menunjukkan penguatan terhadap dolar AS pada saat yang sama, seperti dolar Hong Kong naik 0,03%, dolar Singapura menguat 0,10%, dolar Taiwan naik 0,22%, won Korea Selatan meningkat 0,29%, serta peso Filipina yang dibuka menguat 0,15%.

Peluang Rupiah Menguat Masih Terbuka

Pergerakan rupiah yang fluktuatif pada Kamis ini mencerminkan respons pasar terhadap ketidakpastian global dan dinamika ekonomi domestik. 

Tekanan yang datang dari situasi politik dan ekonomi AS, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat, membuat rupiah harus berjuang mempertahankan nilai tukarnya.

Namun, apresiasi yang sempat tercatat pada sesi pagi hingga siang hari memberi sinyal bahwa peluang rupiah untuk menguat masih terbuka. 

Penurunan indeks dolar AS dan gerak positif beberapa mata uang regional memberikan dukungan terhadap potensi penguatan rupiah.

Dengan terus memantau perkembangan situasi global dan domestik, pelaku pasar diharapkan dapat mengambil peluang terbaik dalam menghadapi volatilitas nilai tukar ini. 

Bagi perekonomian Indonesia, stabilitas rupiah sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor dan mendukung momentum pertumbuhan ekonomi ke depan.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Emas Antam di Pegadaian Naik 9 Oktober 2025, Simak Detailnya

Harga Emas Antam di Pegadaian Naik 9 Oktober 2025, Simak Detailnya

Prospek Cerah Bank Digital: Pilihan Saham dan Strategi Investor

Prospek Cerah Bank Digital: Pilihan Saham dan Strategi Investor

Optimisme Penjaminan Usaha Produktif Hadapi Tantangan Ekonomi

Optimisme Penjaminan Usaha Produktif Hadapi Tantangan Ekonomi

Patriot Bond Dinilai Untungkan Danantara untuk Proyek Energi

Patriot Bond Dinilai Untungkan Danantara untuk Proyek Energi

OJK dan BEI Kaji Perpanjangan Jam Perdagangan Saham

OJK dan BEI Kaji Perpanjangan Jam Perdagangan Saham