
JAKARTA - Nama Mohamed Salah selama hampir satu dekade menjadi simbol ketajaman Liverpool. Namun, memasuki musim 2025/2026, performa sang penyerang asal Mesir mulai menuai tanda tanya besar. Kontribusinya yang menurun membuat banyak pihak berspekulasi, apakah masa keemasan “Raja Mesir” di Anfield sudah mendekati akhir?
Awal musim ini, Liverpool sejatinya sempat tampil menjanjikan. Mereka memimpin klasemen Premier League berkat sejumlah kemenangan dramatis. Tetapi, di balik capaian itu, performa tim asuhan Arne Slot terlihat rapuh. Ketidakstabilan permainan The Reds semakin terlihat ketika mereka menelan tiga kekalahan beruntun, termasuk dari Galatasaray di Liga Champions. Menariknya, grafik penurunan itu sejalan dengan meredupnya kontribusi Salah.
Sentuhan Salah di Kotak Penalti Berkurang
Baca Juga4 Faktor Penyebab Kekalahan Timnas Indonesia dari Arab Saudi
Salah yang biasanya dikenal berbahaya di kotak penalti lawan kini terlihat kehilangan agresivitasnya. Data internal klub menunjukkan sentuhan bolanya di area berbahaya turun hampir 50 persen dibanding musim lalu. Itu artinya, Salah semakin jarang berada di posisi yang membuatnya mampu mencetak gol.
Bagi seorang penyerang dengan reputasi sebagai mesin gol utama, penurunan angka tersebut menjadi sinyal alarm. Kritik mulai bermunculan, bahkan sebagian fan mempertanyakan apakah waktunya Salah digeser ke bangku cadangan demi memberi ruang bagi pemain baru yang lebih segar.
Namun, Arne Slot mencoba meredam spekulasi itu. Seusai laga melawan Chelsea, ia menegaskan:
“Kami percaya pada Mo. Dia masih pemain penting bagi kami,” ujarnya.
Pernyataan ini memperlihatkan Slot masih menaruh kepercayaan penuh terhadap salah satu ikon terbesar Liverpool dalam satu dekade terakhir.
Awal Musim yang Tak Stabil
Jika dilihat dari hasil, Liverpool sempat mengoleksi kemenangan demi kemenangan di awal musim. Tetapi, empat dari tujuh laga pertama mereka harus ditentukan lewat gol di menit-menit akhir. Kondisi itu menunjukkan ada masalah dalam konsistensi dan kestabilan permainan tim.
Ketika kekalahan mulai datang berturut-turut, salah satunya di Liga Champions, publik semakin mengaitkan penurunan performa tim dengan meredupnya sinar Salah. Padahal, di musim-musim sebelumnya, Salah kerap menjadi pembeda bahkan saat Liverpool bermain buruk.
“Kami tampil baik di beberapa momen, tapi kehilangan ketajaman dan fokus di saat-saat penting,” jelasnya.
Komentar ini seakan menjadi pengakuan bahwa Liverpool masih mencari formula terbaik untuk mengembalikan daya gedor yang hilang.
Perubahan Taktik yang Berdampak Besar
Salah satu faktor yang membuat kontribusi Salah menurun adalah perubahan taktik. Sejak awal musim, Slot berusaha membawa identitas baru ke Anfield. Ia mengedepankan pressing tinggi dan rotasi peran yang lebih dinamis.
Dalam sistem ini, Salah tidak lagi murni menjadi finisher utama di sisi kanan. Ia lebih banyak bergerak melebar dan terkadang mundur untuk membuka ruang bagi pemain baru seperti Florian Wirtz dan Jeremie Frimpong. Akibatnya, Salah kehilangan sentuhan khasnya di kotak penalti.
Meski Slot berharap adaptasi ini akan memberi variasi serangan, dampaknya justru membuat Salah harus bekerja lebih keras di luar perannya sebagai pencetak gol utama. Adaptasi inilah yang disebut banyak pengamat sebagai salah satu penyebab penurunan produktivitasnya.
Reaksi Suporter dan Lingkungan Klub
Bagi fan Liverpool, melihat Salah kesulitan mencetak gol tentu menimbulkan kecemasan. Pemain yang selama ini menjadi simbol kemenangan kini terlihat menurun. Kekhawatiran bahwa Salah bisa kehilangan tempat di tim inti mulai mencuat.
Namun di dalam ruang ganti, dukungan terhadap sang bintang tetap kuat. Rekan setim dan staf pelatih masih meyakini pengalaman dan kapasitas Salah bisa kembali menjadi pembeda. Slot menegaskan bahwa kepercayaan terhadap Salah “tidak akan pernah berubah”.
Beberapa pengamat juga menilai bahwa penurunan performa ini bukan semata karena faktor usia, tetapi lebih kepada adaptasi sistem baru yang menuntut peran berbeda dari Salah.
Harapan agar Salah Bangkit
Meski banyak spekulasi berkembang, para pendukung Liverpool tetap menaruh harapan besar pada Salah. Mereka tahu, pemain asal Mesir ini kerap membungkam keraguan dengan performa luar biasa. Tak sedikit yang percaya bahwa hanya masalah waktu hingga Salah menemukan kembali sentuhan emasnya.
Liverpool sendiri sangat membutuhkan kebangkitan Salah. Jika ia kembali tajam, peluang mereka untuk mempertahankan konsistensi di liga maupun bersaing di Liga Champions akan lebih besar. Tanpa kontribusi maksimal Salah, beban mencetak gol akan terlalu berat ditanggung oleh pemain muda yang masih dalam tahap adaptasi.
Ujian untuk Sang Raja
Penurunan performa Mohamed Salah musim ini memang mengundang banyak pertanyaan, bahkan spekulasi mengenai masa depannya di Anfield. Tetapi, sejarah panjang Salah di Liverpool menunjukkan bahwa ia selalu mampu bangkit dari situasi sulit.
Arne Slot, meski membawa gaya baru, tetap menempatkan Salah sebagai bagian penting dari rencananya. Apakah Salah mampu beradaptasi dengan cepat atau justru tergeser oleh pemain lain, akan menjadi salah satu cerita paling menarik dari perjalanan Liverpool musim ini.
Bagi publik Anfield, harapannya sederhana: melihat Raja Mesir kembali berkuasa di kotak penalti lawan, seperti yang telah ia lakukan selama bertahun-tahun.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Xavier Marks Dorong Perluasan Pasar Properti Indonesia
- 09 Oktober 2025
2.
Lelang Merchandise MotoGP Mandalika Hasilkan Rp63 Juta
- 09 Oktober 2025
3.
Optimisme Penerbitan Obligasi Multifinance Hingga Akhir Tahun
- 09 Oktober 2025
4.
Rupiah Bergerak Dinamis, Peluang Penguatan Masih Terbuka
- 09 Oktober 2025