
JAKARTA - Adegan bergosip atau “julid” kerap muncul dalam cuplikan trailer film drama terbaru Lyto Pictures, Sampai Titik Terakhirmu. Dalam salah satu adegan yang menarik perhatian, karakter Yeti, diperankan oleh Siti Fauziah, terlihat ikut menyebarkan gosip tentang karakter Sella yang dimainkan Mawar De Jongh.
Adegan ini ternyata meninggalkan kesan mendalam bagi Siti, yang mengaku menyesali perannya karena terlibat dalam menilai negatif orang lain.
“Aku jujur, sangat berdosa gitu karena sudah julidin Sella ini. Semua umpan itu dari Onad sebetulnya,” ujar Siti dalam konferensi pers peluncuran trailer dan poster film di Senayan, Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.
Baca JugaKemenparekraf Perkuat Ekosistem Animasi Nasional Lewat Kolaborasi
Siti menyoroti adegan di mana Yeti terpengaruh gosip bahwa Sella hamil di luar nikah karena perutnya terlihat melendung. Padahal, fakta sebenarnya adalah Sella sedang berjuang melawan kanker. Kesalahpahaman dalam film ini menjadi sorotan bagi Siti, yang menekankan pentingnya tidak menilai orang lain hanya dari penampilan atau rumor.
Kritik Sosial Lewat Adegan “Julid”
Sementara itu, Onadio Leonardo atau yang akrab disapa Onad, menilai adegan julid tersebut lebih dari sekadar humor. Menurutnya, adegan ini menjadi kritik sosial terhadap perilaku masyarakat sehari-hari yang mudah terpengaruh gosip dan penilaian sepihak.
“Makanya, lain kali jangan julid,” kata Onad sambil tersenyum.
Dalam film ini, Onad memerankan karakter Nanang, seorang penarik becak motor “odong-odong” yang dulunya gemar kebut-kebutan di atraksi bernama Tong Setan.
Ia mengaku tantangan terbesar adalah berakting secara natural, alih-alih melucu secara berlebihan. Menurutnya, sutradara Dinna Jasanti ingin membangun nuansa komedi yang muncul organik dari karakter, bukan hasil dramatisasi yang dibuat-buat.
“Kalau disuruh lucu, mungkin akan jadi berlebihan. Tapi karena diperankan secara natural, humornya muncul dengan sendirinya,” ujar Onad.
Sinergi Karakter dalam Adegan Julid
TJ Ruth, yang berperan sebagai Nurul, juga menyampaikan pengalaman uniknya berinteraksi dengan karakter Yeti dan Nanang. Sebagai “pendatang” dalam dunia karakter film, TJ merasa bisa langsung menyesuaikan diri dengan tingkah laku mereka, termasuk dalam adegan julid yang dikemas berbeda-beda untuk setiap karakter.
“Aku sebagai pendatang, bisa langsung klop sama karakter mereka (Yeti dan Nanang). Terus, julidnya aku bukan yang marah-marah nih, aku pilihnya. Tapi lebih halus, ini kayak almarhum Mas Basuki gitu, jadi karakter julidnya beda-beda di masing-masing tiga karakter ini,” jelas TJ.
Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan cara mengekspresikan julid menjadi salah satu elemen penting dalam membangun dinamika cerita, sekaligus menambah kedalaman karakter.
Sisi Humanis di Balik Film
Film Sampai Titik Terakhirmu tidak hanya menyoroti gosip, tetapi juga menyisipkan tema kemanusiaan, empati, dan kesadaran sosial. Adegan julid menjadi sarana untuk menyorot bagaimana cepatnya masyarakat menilai orang lain tanpa memahami konteks yang sesungguhnya.
Siti Fauziah sendiri menekankan bahwa pengalaman ini menjadi pembelajaran baginya, baik sebagai aktor maupun individu. Ia menilai bahwa film ini bisa menjadi refleksi bagi penonton untuk lebih bijak menilai orang lain dan tidak mudah terjebak dalam rumor.
Kolaborasi Lintas Karakter
Dalam konferensi pers, sutradara Dinna Jasanti menjelaskan bahwa keberhasilan adegan julid juga tidak lepas dari sinergi antara para aktor. Kombinasi karakter Yeti, Nanang, dan Nurul menciptakan ketegangan sekaligus humor yang alami, sehingga penonton bisa menikmati cerita tanpa merasa dipaksa tertawa.
“Setiap karakter memiliki pendekatan berbeda terhadap julid. Hal ini yang membuat adegan terasa nyata dan tetap menghibur,” ujar Dinna.
Sementara itu, TJ menambahkan, pengalaman bekerja dengan Siti dan Onad membuatnya belajar banyak tentang improvisasi, pengembangan karakter, dan cara mengekspresikan humor yang halus.
Film dengan Nilai Pendidikan Sosial
Adegan julid di Sampai Titik Terakhirmu bukan sekadar hiburan semata. Film ini menyampaikan pesan moral penting tentang etika berbicara, empati, dan tanggung jawab sosial, terutama dalam konteks interaksi sehari-hari.
Melalui kombinasi akting natural dan storytelling yang cermat, penonton diajak merenungkan bagaimana tindakan kecil seperti bergosip bisa berdampak signifikan terhadap orang lain.
Dengan demikian, film ini menjadi contoh bagaimana drama modern dapat menyajikan hiburan sekaligus pendidikan sosial. Penonton tidak hanya disuguhi adegan menghibur, tetapi juga diajak untuk merenung dan mengambil pelajaran dari cerita yang disampaikan

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Cara Alami dan Efektif Membuat Rumah Tetap Dingin Saat Cuaca Ekstrem
- Rabu, 15 Oktober 2025