Rabu, 08 Oktober 2025

Pelatihan Petani Keren Dorong Pemuda Jadi Agripreneur Hebat

Pelatihan Petani Keren Dorong Pemuda Jadi Agripreneur Hebat
Pelatihan Petani Keren Dorong Pemuda Jadi Agripreneur Hebat

JAKARTA - Generasi muda Indonesia kini mendapat kesempatan emas untuk terlibat langsung dalam pembangunan sektor pertanian melalui program inovatif bertajuk “Pelatihan Pertanian Petani Keren”. 

Program ini digagas oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) bekerja sama dengan Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia. 

Tujuan utamanya adalah membekali pemuda dengan keterampilan modern, pola pikir inovatif, dan kemampuan kewirausahaan, sehingga sektor pertanian di Tanah Air menjadi lebih produktif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Baca Juga

FLPP Terealisasi, Rumah Subsidi MBR Capai Hampir 200 Ribu

Mendorong Minat Pemuda ke Pertanian

Program “Petani Keren” lahir sebagai jawaban atas tantangan serius: menurunnya minat generasi muda untuk berkecimpung di dunia pertanian, sementara populasi petani terus berkurang. 

Melalui pelatihan ini, para peserta diberikan pemahaman mendalam tentang pertanian modern, mulai dari praktik ramah lingkungan, penggunaan teknologi smart farming, hingga pengelolaan bisnis agribisnis yang profesional.

Kegiatan ini digelar di Jakarta, dengan 30 peserta terpilih berusia 17–29 tahun dari berbagai daerah, mulai dari Pekanbaru, Lampung, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat. Keberagaman ini menggambarkan potensi pertanian Nusantara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Pendekatan Komprehensif dan Kolaboratif

Pelatihan ini bukan sekadar soal teknik bercocok tanam, tapi juga menekankan pengembangan kemampuan berbisnis. Peserta dibimbing mulai dari perencanaan usaha, produksi, hingga strategi pemasaran. 

Keterampilan ini diharapkan menumbuhkan “agripreneur” muda yang cerdas, inovatif, dan tangguh menghadapi dinamika pasar.

Keberhasilan program ini tercapai berkat kolaborasi lintas sektor, termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, serta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). 

Kolaborasi ini bertujuan membangkitkan semangat kepemudaan agar sektor pertanian kembali menjadi pilihan karier yang menjanjikan.

Teknologi dan Praktik Ramah Lingkungan

Salah satu fokus utama pelatihan adalah penggunaan teknologi smart farming, yakni sistem pertanian modern yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya secara efisien untuk meningkatkan produktivitas. 

Peserta juga diajak menerapkan praktik ramah lingkungan, menjaga kelestarian alam sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem.

Pendekatan ini juga membekali peserta untuk memahami pentingnya keberlanjutan dalam setiap tahap produksi. 

Dari pemilihan benih, pengelolaan tanah, hingga pemakaian pupuk, peserta dilatih agar semua praktik yang diterapkan memberi manfaat jangka panjang bagi lingkungan sekaligus keuntungan ekonomi.

Mengembangkan Kewirausahaan dan Strategi Bisnis

Selain aspek teknis, pelatihan menekankan pentingnya pengembangan kemampuan kewirausahaan. Peserta belajar merancang rencana bisnis inovatif yang memanfaatkan potensi lokal dan mengikuti dinamika permintaan pasar. 

Dengan pendekatan ini, mereka tidak hanya belajar bercocok tanam, tetapi juga memahami cara menjual produk, mengatur modal, dan mengelola usaha pertanian secara profesional.

Salah satu sesi pelatihan menghadirkan Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia, Sidi Rana Menggala, yang membahas strategi penghasilan adil bagi petani lada. 

Studi kasus ini menekankan transisi dari pertanian konvensional ke agroekologi atau organik, yang mampu meningkatkan kualitas tanah, menekan biaya produksi, dan membuka peluang pasar ekspor dengan harga lebih premium.

Tantangan dan Solusi di Sektor Pertanian

Komoditas lada, khususnya Lada Muntok dari Bangka Belitung, menjadi contoh nyata bagaimana petani menghadapi tantangan. Proses budidaya yang panjang dan penggunaan input kimia yang mahal memengaruhi pendapatan. 

Melalui sistem agroekologi, petani diajarkan memanfaatkan pupuk organik dan pestisida alami sehingga kualitas tanah terjaga dan biaya produksi lebih efisien. 

Meskipun kuantitas panen menurun, kualitas dan nilai jual meningkat, menjadikan sektor pertanian lebih menguntungkan bagi generasi muda yang terlibat.

Latar Belakang Peserta dan Interaksi Dinamis

Peserta program datang dari latar belakang beragam. Sebagian berasal dari keluarga petani, sementara lainnya lulusan pertanian, agribisnis, agroteknologi, dan disiplin terkait. 

Perpaduan ini menciptakan suasana belajar yang dinamis, memungkinkan pertukaran ide dan perspektif yang konstruktif. Dengan demikian, para peserta tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik dari daerah masing-masing.

Mencetak Agripreneur Keren Masa Depan

Yusmanetti Sari, Food System Specialist FAO Indonesia, menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda. Ia berharap program ini mampu mengubah persepsi bahwa pertanian adalah pekerjaan kuno dan kurang menarik. 

Sebaliknya, melalui pelatihan ini, peserta diharapkan menjadi “agripreneur keren” yang inovatif, berdaya saing global, dan mampu memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Dengan keterlibatan aktif generasi muda, ketahanan pangan nasional dapat terjamin, menciptakan fondasi yang kokoh bagi kemakmuran dan keberlanjutan Indonesia,” kata Yusmanetti.

Harapan dan Dampak Program

Program “Petani Keren” diharapkan membuka jalan bagi lebih banyak pemuda untuk terjun ke sektor pertanian, membawa inovasi, teknologi, dan praktik berkelanjutan. 

Dengan keterampilan yang diperoleh, mereka tidak hanya bisa meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendorong terciptanya agribisnis yang profesional dan berkelanjutan.

Ke depan, keberhasilan program ini dapat menjadi model bagi pengembangan program serupa di berbagai daerah, memperkuat ekosistem pertanian modern dan mendukung transformasi sektor pertanian di Indonesia. 

Kolaborasi lintas lembaga dan keterlibatan generasi muda diharapkan membentuk komunitas petani yang produktif, inovatif, dan mampu bersaing di pasar global.

Dengan fondasi ini, sektor pertanian Indonesia tidak hanya menjadi penghasil pangan, tetapi juga medan pengembangan wirausaha muda yang cerdas dan adaptif.

Program ini membuktikan bahwa pertanian bukan sekadar pekerjaan tradisional, melainkan kesempatan strategis untuk mencetak pemimpin agribisnis masa depan.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kemenhut Dorong Nilai Tambah KTH Lewat Hilirisasi Produk

Kemenhut Dorong Nilai Tambah KTH Lewat Hilirisasi Produk

SGU Dorong Transformasi Digital Pariwisata Lewat World Tourism Day 2025

SGU Dorong Transformasi Digital Pariwisata Lewat World Tourism Day 2025

Strategi Kemnaker Cetak Tenaga Kerja Produktif Masa Depan

Strategi Kemnaker Cetak Tenaga Kerja Produktif Masa Depan

Kadin Dukung Master Plan Produktivitas Nasional 2025-2029

Kadin Dukung Master Plan Produktivitas Nasional 2025-2029

Indonesia Kembangkan Institut Garam Nasional untuk Swasembada

Indonesia Kembangkan Institut Garam Nasional untuk Swasembada