Harga Pangan di Sumatera Barat Turun, Cabai dan Bawang Alami Koreksi Tajam
- Senin, 06 Oktober 2025

JAKARTA - Pergerakan harga pangan di wilayah Sumatera Barat pada awal pekan ini menunjukkan tren penurunan.
Sejumlah komoditas utama, terutama cabai dan bawang, tercatat melemah dibandingkan dengan hari sebelumnya. Berdasarkan data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin, 6 Oktober 2025 pukul 08.01 WIB, dari total 24 komoditas yang dipantau, terdapat 13 komoditas mengalami penurunan harga, sementara 11 komoditas lainnya naik.
Harga pangan yang fluktuatif ini menjadi perhatian masyarakat menjelang akhir tahun, karena sejumlah komoditas strategis menunjukkan pergerakan harga yang cukup tajam.
Baca Juga
Dari data Bapanas, kelompok bahan pokok seperti tepung terigu kemasan, beras SPHP, minyak goreng kemasan, daging sapi murni, dan ikan kembung tercatat mengalami kenaikan harga.
Sementara itu, harga beberapa komoditas penting lainnya justru menurun, termasuk beras medium, tepung terigu curah, bawang merah, ikan tongkol, serta cabai merah besar. Penurunan harga ini memberikan sedikit angin segar bagi konsumen di tengah fluktuasi harga pangan nasional yang masih tinggi.
Salah satu komoditas yang mencatat pergerakan harga paling mencolok adalah cabai merah keriting, yang melonjak hingga Rp14.776 (18,42%) menjadi Rp95.000 per kilogram. Sebaliknya, cabai rawit merah justru turun paling tajam hingga Rp50.969 (100%), dengan harga anjlok menjadi Rp0 per kilogram berdasarkan pantauan panel Bapanas.
Fenomena penurunan harga cabai rawit dan beberapa komoditas lain sempat menjadi sorotan, karena harga Rp0 per kilogram mengindikasikan tidak adanya transaksi atau data harga yang masuk dari pasar tertentu pada waktu pengambilan data. Kondisi ini sering kali terjadi dalam sistem pemantauan harga ketika pasokan belum tercatat secara real-time.
Berikut daftar lengkap harga 24 bahan pangan di Sumatera Barat berdasarkan data Bapanas per 6 Oktober 2025 pukul 08.01 WIB:
Daging Kerbau Segar (Lokal): Rp150.000 per kg (naik 2,27%)
Daging Sapi Murni: Rp148.333 per kg (naik 3,32%)
Cabai Merah Keriting: Rp95.000 per kg (naik 18,42%)
Ikan Kembung: Rp56.667 per kg (naik 1,56%)
Daging Ayam Ras: Rp38.125 per kg (naik 3,28%)
Ikan Tongkol: Rp36.667 per kg (turun 13,83%)
Bawang Putih Bonggol: Rp34.333 per kg (turun 0,63%)
Telur Ayam Ras: Rp29.257 per kg (naik 0,12%)
Bawang Merah: Rp27.333 per kg (turun 5,19%)
Minyak Goreng Kemasan: Rp19.800 per liter (naik 0,79%)
Gula Konsumsi: Rp18.800 per kg (naik 2,84%)
Minyakita: Rp17.000 per liter (turun 2,21%)
Beras Premium: Rp16.717 per kg (turun 0,22%)
Minyak Goreng Curah: Rp15.840 per liter (turun 0,23%)
Garam Konsumsi: Rp15.333 per kg (naik 0,1%)
Beras Medium: Rp14.042 per kg (turun 1,98%)
Tepung Terigu Kemasan: Rp13.700 per kg (naik 2,51%)
Beras SPHP: Rp13.000 per kg (naik 0,78%)
Kedelai Biji Kering (Impor): Rp9.800 per kg (turun 8,27%)
Tepung Terigu (Curah): Rp8.900 per kg (turun 2,67%)
Ikan Bandeng: Rp0 per kg (turun 100%)
Jagung Tingkat Peternak: Rp0 per kg (turun 100%)
Cabai Merah Besar: Rp0 per kg (turun 100%)
Cabai Rawit Merah: Rp0 per kg (turun 100%)
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar bahan pokok yang turun adalah jenis sayuran dan bumbu dapur yang kerap menjadi indikator utama inflasi pangan. Penurunan harga ini kemungkinan dipengaruhi oleh meningkatnya pasokan dari daerah sentra produksi setelah masa panen.
Namun, di sisi lain, komoditas protein hewani seperti daging sapi dan ayam masih menunjukkan kenaikan, diduga akibat meningkatnya permintaan dari sektor konsumsi rumah tangga dan industri kuliner. Kondisi ini mencerminkan pola konsumsi masyarakat yang tetap tinggi di tengah fluktuasi harga bahan pokok.
Analis pangan menilai bahwa dinamika harga di Sumatera Barat menggambarkan situasi umum di berbagai daerah Indonesia. Ketergantungan pada distribusi antarwilayah masih menjadi tantangan utama dalam menjaga stabilitas harga.
Meski demikian, langkah Bapanas dalam memantau harga secara digital diharapkan mampu memberikan data yang lebih akurat dan respons cepat terhadap gejolak harga di pasar.
Ke depan, pemerintah daerah diharapkan terus memperkuat koordinasi dengan pelaku usaha dan kelompok tani agar pasokan bahan pokok tetap terjaga stabil. Selain itu, transparansi harga melalui platform daring seperti panel Bapanas menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap informasi harga pangan di pasaran.
Dengan tren penurunan harga di sejumlah komoditas strategis, diharapkan beban belanja masyarakat dapat sedikit berkurang, terutama menjelang akhir tahun ketika kebutuhan rumah tangga cenderung meningkat. Pemerintah juga diminta tetap waspada terhadap potensi gejolak harga yang bisa muncul akibat faktor cuaca atau gangguan distribusi di masa mendatang.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Mensesneg Jelaskan Arahan Prabowo: Kompetensi Pemimpin TNI Prioritas
- Senin, 06 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
Spesifikasi Poco M7 Terbaru: Baterai 7.000 mAh dan Layar 144Hz
- 06 Oktober 2025
3.
4.
Harga BBM Non Subsidi di Indonesia Naik Oktober 2025
- 06 Oktober 2025