
JAKARTA - Isu mengenai keterlibatan taipan dalam instrumen investasi baru milik Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menjadi sorotan publik. Patriot Bond, yang ditargetkan mampu menghimpun dana hingga Rp50 triliun, disebut berhasil menarik minat sejumlah konglomerat papan atas Indonesia.
Namun, beredarnya dokumen berisi 46 nama pebisnis kaya Tanah Air yang diklaim sebagai pembeli Patriot Bond memunculkan tanda tanya: benar atau sekadar rumor?
Berdasarkan informasi yang beredar, komitmen dana yang tercatat mencapai Rp51,75 triliun, lebih tinggi dari target awal. Nama-nama besar seperti Budi Hartono (Djarum), Prajogo Pangestu (Barito), Antony Salim (Salim & DCI), hingga Franky Widjaja (Sinar Mas) tercantum dalam daftar itu. Selain mereka, ada pula sederet taipan lain seperti Boy Thohir, Edwin Soeryadjaya, Low Tuck Kwong, James Riady, hingga Dato Sri Tahir.
Baca JugaKUR BRI 2025: Syarat, Angsuran Ringan, Modal UMKM Rp1-100 Juta
Partisipasi Jumbo Hingga Menengah
Dari dokumen tertanggal 19 September 2025 pukul 13.00 WIB, sejumlah konglomerat disebut menyetor dana dalam jumlah fantastis, mencapai Rp3 triliun per orang. Misalnya Antony Salim, Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma, Franky Widjaja, Boy Thohir & Edwin Soeryadjaya, Budi Hartono, serta Low Tuck Kwong.
Sementara itu, beberapa nama lain masuk dengan komitmen menengah, sekitar Rp1,5 triliun. Mereka adalah James Riady (Lippo Group), Hilmi Panigoro (Amman Mineral), Gunawan Lim (Harita), hingga Eddy Sariaatmadja (Emtek Group). Ada juga kontribusi lebih kecil namun tetap signifikan, seperti Arif Rachmat (Triputra) Rp750 miliar, Alexander Tedja (Pakuwon) Rp1,1 triliun, William Katuari (Wings) Rp1,1 triliun, hingga Martua Sitorus (KPN) Rp1 triliun.
Skema Private Placement dan Prinsip Voluntary
BPI Danantara menegaskan bahwa Patriot Bond tidak ditawarkan kepada publik, melainkan melalui skema private placement. Artinya, hanya investor tertentu dengan kapasitas finansial mumpuni yang bisa berpartisipasi. Pihak Danantara juga menekankan bahwa partisipasi dalam obligasi ini bersifat sukarela, tanpa paksaan.
Rosan Roeslani, CEO BPI Danantara, bahkan sempat menyampaikan bahwa sejumlah konglomerat papan atas telah menyatakan ketertarikan. Ia menyebut Prajogo Pangestu hingga pemilik Djarum Group termasuk dalam barisan calon investor. “Semua ikut berpartisipasi,” kata Rosan di Istana Merdeka, Jakarta, awal bulan ini.
Instrumen Patriotik untuk Proyek Strategis
Dana yang dihimpun melalui Patriot Bond nantinya diarahkan ke proyek-proyek nasional, salah satunya pengelolaan sampah (waste management). Dengan target senilai USD 3,1 miliar atau sekitar Rp50 triliun, obligasi ini menjadi salah satu terobosan pembiayaan pembangunan.
Melalui program bertajuk “Patriot Bonds: A Love Letter for Indonesia’s Future”, Danantara ingin menghadirkan instrumen investasi yang tidak sekadar berorientasi pada imbal hasil, melainkan juga kontribusi nyata bagi keberlanjutan bangsa. Menariknya, Patriot Bond menawarkan yield di bawah pasar, menandakan orientasi patriotisme yang lebih kuat dibanding profit semata.
Instrumen ini dikelola oleh Mandiri Sekuritas, dengan pengawasan ketat demi menjaga transparansi dan tata kelola.
Kantongi Peringkat AAA dari Fitch
Momentum penerbitan Patriot Bond semakin diperkuat dengan capaian BPI Danantara yang meraih peringkat AAA (idn) dari Fitch Ratings Indonesia. Predikat tertinggi dari 11 tingkatan ini menandakan keyakinan lembaga internasional terhadap kapasitas Danantara.
Dalam dokumen resmi, manajemen Danantara mengakui bahwa lembaga mereka tergolong baru dan belum memiliki rekam jejak panjang. Meski begitu, Fitch menilai prospek dan tata kelola Danantara cukup kuat untuk mendukung penerbitan obligasi jumbo ini. “Obligasi patriotik senilai Rp50 triliun ini akan menjadi obligasi pertama yang kami terbitkan,” ungkap manajemen.
Daftar Nama Konglomerat Terbesar
Dari daftar yang beredar, beberapa investor dengan komitmen jumbo antara lain:
Antony Salim (Salim & DCI)
Prajogo Pangestu (Barito)
Sugianto Kusuma (Agung Sedayu & Erajaya)
Franky Widjaja (Sinar Mas)
Boy Thohir & Edwin Soeryadjaya (Adaro & Saratoga)
Budi Hartono (Djarum)
Low Tuck Kwong (Bayan Resources)
Tommy Winata (Artha Graha) – Rp1,6 triliun
James Riady (Lippo) – Rp1,5 triliun
Sukanto Tanoto (RGE Group) – Rp1,5 triliun
Selain itu, tercatat pula nama-nama besar lain seperti Djoko Susanto (Alfa Group), Alexander Tedja (Pakuwon), Nurhayati Subakat (Paragon), hingga Putra Sampoerna (Sampoerna Agro).
Antara Fakta dan Spekulasi
Meski daftar 46 konglomerat sudah tersebar luas, validitas dokumen tersebut masih menyisakan tanda tanya. Danantara sendiri belum memberikan konfirmasi langsung terkait detail nama investor. Namun, pernyataan CEO Rosan Roeslani tentang keterlibatan sejumlah pebisnis kakap memperkuat dugaan bahwa partisipasi itu memang nyata.
Apapun kebenarannya, satu hal jelas: Patriot Bond berhasil menarik perhatian publik sekaligus menandai model kolaborasi baru antara negara dan kalangan swasta. Dengan peringkat AAA dari Fitch, skema sukarela, dan fokus pada proyek strategis, Patriot Bond digadang-gadang sebagai instrumen keuangan patriotik yang akan memberi warna baru pada dunia investasi Indonesia.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Jadwal SIM Keliling Jakarta Jumat, 3 Oktober 2025 Lima Lokasi Disiapkan
- Jumat, 03 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Update Harga Emas Antam, UBS, Galeri24 Hari Ini
- 03 Oktober 2025
2.
Indonesia Siap Jadi Pusat Aset Kripto Asia Tenggara
- 03 Oktober 2025
3.
Harga Emas Pegadaian Jumat 3 Oktober 2025 Turun
- 03 Oktober 2025
4.
5.
Harga Tiket Pesawat ke Jeddah Dukung Timnas Indonesia Bertanding
- 03 Oktober 2025