Jumat, 03 Oktober 2025

Tren Positif: Gaya Hidup Sehat Lewat FOMO Olahraga

Tren Positif: Gaya Hidup Sehat Lewat FOMO Olahraga
Tren Positif: Gaya Hidup Sehat Lewat FOMO Olahraga

JAKARTA - Di tengah derasnya arus media sosial, tren olahraga kini menjadi salah satu fenomena yang mendominasi lini masa kita. 

Pagi-pagi, Anda mungkin sudah disuguhi unggahan teman yang baru selesai lari pagi, mengikuti fun run, main padel, atau bersepeda mengelilingi kota. 

Tak jarang pula disertai keterangan lokasi, merek sepatu, atau catatan jarak tempuhnya. Fenomena ini kemudian memunculkan anggapan sinis: “Ah, cuma ikut-ikutan, FOMO aja.”

Baca Juga

Algoritma Iklan Instagram Bongkar Mitos HP Sering Nguping

FOMO (Fear of Missing Out) adalah istilah yang diperkenalkan oleh Patrick J. McGinnis pada tahun 2004 di Harvard Business School. Konsep ini merujuk pada rasa takut tertinggal dari pengalaman seru yang dialami orang lain. 

Dalam konteks digital saat ini, FOMO sering dikaitkan dengan dampak negatif seperti stres, kecemasan, bahkan depresi akibat tekanan sosial dari media online.

Namun, apakah FOMO selalu membawa dampak buruk? Dalam konteks tren olahraga, FOMO justru bisa menjadi pemantik awal yang positif. Pasca pandemi COVID-19, masyarakat mulai menaruh perhatian lebih besar pada kesehatan dan kebugaran. 

Gaya hidup aktif kini bukan sekadar rutinitas, tetapi telah menjadi bagian dari identitas sosial, bentuk aktualisasi diri, hingga simbol pencapaian di ruang digital.

FOMO Sebagai Langkah Awal yang Positif

Banyak orang memulai olahraga karena terinspirasi oleh lingkungan sosial mereka. Ada yang termotivasi karena ingin sehat, tapi tidak sedikit juga yang hanya tidak ingin ketinggalan tren. 

Dalam hal ini, FOMO sering kali dipandang sebelah mata. Padahal, penelitian dari International Journal of Environmental Research and Public Health (2022) menunjukkan bahwa motivasi sosial, termasuk keinginan untuk terhubung dengan orang lain, mampu mendorong seseorang untuk memulai dan mempertahankan aktivitas fisik secara konsisten.

Artinya, walau niat awal berolahraga muncul karena ingin tampil “ikut-ikutan,” hasil yang didapatkan tetap nyata. Harvard Health Publishing menegaskan bahwa olahraga rutin dapat menurunkan kadar kortisol, hormon penyebab stres, serta meningkatkan produksi endorfin yang membantu memperbaiki suasana hati. 

Jadi, meskipun alasan Anda mulai berlari adalah karena ajakan teman, tubuh Anda tetap memperoleh manfaat kesehatan yang signifikan.

Komunitas Olahraga: Fondasi untuk Konsistensi

Tren olahraga masa kini juga memperlihatkan munculnya berbagai komunitas aktif yang menjadi wadah bagi mereka yang ingin hidup sehat. 

Komunitas lari, sepeda, tenis, hingga padel bukan hanya tempat untuk berlatih, tetapi juga ruang untuk membangun koneksi sosial dan dukungan emosional.

Event seperti Car Free Day, fun run massal, hingga tren sepeda lipat beberapa waktu lalu adalah contoh bagaimana olahraga menjadi sarana berkumpul lintas usia, profesi, dan latar belakang. Di banyak kota besar, acara fun run dengan ribuan peserta kini menjadi agenda rutin yang dinantikan.

Menurut dr. Andri Firmansyah, SpKO, pakar kesehatan olahraga, dukungan dari lingkungan sosial memiliki peran besar dalam menjaga konsistensi olahraga seseorang. 

Ia menegaskan, “Kalau sendirian biasanya cepat bosan, tapi kalau ada komunitas, olahraga terasa menyenangkan dan berkelanjutan.” Dari sini terlihat bahwa dorongan sosial, meski berawal dari FOMO, bisa berubah menjadi komitmen jangka panjang.

Menjaga Batas Sehat dalam Tren

Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa ada sisi lain dari FOMO olahraga yang perlu diwaspadai. Ketika motivasi berubah menjadi ajang pencitraan atau perlombaan eksistensi, maka manfaat sehat yang diharapkan justru bisa tergeser oleh tekanan untuk tampil sempurna.

Kita sering melihat unggahan yang lebih menekankan tampilan pakaian olahraga, merek perlengkapan, hingga pose estetik, ketimbang proses olahraga itu sendiri. 

Lebih jauh lagi, ada pula yang memaksakan diri mengikuti ajang lari jarak jauh atau latihan ekstrem padahal belum memiliki kesiapan fisik. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera, kelelahan, bahkan burnout.

Contohnya bisa kita lihat dalam aktivitas olahraga padel yang sedang naik daun di kota-kota besar. Seperti di Lapangan Padel Parc, MT Haryono, Jakarta Selatan, banyak warga berbondong-bondong mencoba olahraga ini karena tren. Padahal, perlu pemahaman teknik dasar dan kondisi tubuh yang fit sebelum mencobanya secara intensif.

Untuk itu, penting menjaga keseimbangan antara semangat sosial dengan kesadaran personal akan batasan tubuh. Jadikan FOMO sebagai pemicu awal yang sehat, bukan sebagai tekanan yang membebani.

Dukung, Bukan Mencibir

Alih-alih mencibir mereka yang memulai gaya hidup sehat karena “ikut-ikutan,” akan lebih baik jika kita menyambut mereka dengan dukungan. 

Tidak semua orang memulai perjalanan sehatnya dari niat murni. Tapi jika dari FOMO mereka akhirnya konsisten bergerak dan berolahraga, maka itu patut diapresiasi.

Siapa tahu, orang yang awalnya hanya ingin terlihat keren di media sosial, lambat laun justru menjadi sosok yang paling rajin hadir di setiap sesi latihan komunitas. Perubahan positif seperti ini seringkali tidak terjadi seketika, tapi dimulai dari langkah kecil yang mungkin terlihat sepele seperti “ikut-ikutan tren.”

Jadi, jika Anda mulai olahraga karena teman, atau tergoda mencoba padel karena viral di TikTok, tak perlu merasa bersalah. 

Selama aktivitas tersebut membawa Anda pada kebiasaan sehat, FOMO yang Anda rasakan justru bisa menjadi awal dari perjalanan hidup yang lebih bugar dan seimbang.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

HUT TNI 80, Tarif Transportasi Publik Jakarta Cuma Rp80

HUT TNI 80, Tarif Transportasi Publik Jakarta Cuma Rp80

Apakah Dua Zodiak Libra Cocok Saat Jalani Hubungan?

Apakah Dua Zodiak Libra Cocok Saat Jalani Hubungan?

Jennifer Aniston Ungkap Stres Jadi Penyebab Rambut Rontoknya

Jennifer Aniston Ungkap Stres Jadi Penyebab Rambut Rontoknya

5 Zodiak Paling Cocok Jadi Mak Comblang Andal Teman

5 Zodiak Paling Cocok Jadi Mak Comblang Andal Teman

Cerita Calon Pengantin Saat Coba Tepuk Sakinah Viral

Cerita Calon Pengantin Saat Coba Tepuk Sakinah Viral