Jumat, 19 Desember 2025

BNPB Fokus Pemulihan Sosial dan Trauma Anak-Anak Korban Banjir Sibolga

BNPB Fokus Pemulihan Sosial dan Trauma Anak-Anak Korban Banjir Sibolga
BNPB Fokus Pemulihan Sosial dan Trauma Anak-Anak Korban Banjir Sibolga

JAKARTA - Banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Sibolga, Sumatera Utara, menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat. 

Selain kerugian materiil, trauma psikologis menjadi perhatian utama. BNPB menekankan pentingnya pemulihan sosial sebagai bagian dari strategi tanggap darurat yang komprehensif.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa pemulihan psikologis merupakan fase krusial setelah bencana. “Pemulihan sosial dan pendampingan psikososial menjadi fokus agar korban dapat kembali beraktivitas normal,” ujar Abdul Muhari.

Baca Juga

Polri Distribusikan Ratusan Tandon Air Bersih Bagi Warga Pascabencana Aceh

Tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan dasar, BNPB bersama pemerintah daerah juga melakukan pendampingan psikososial untuk anak-anak dan keluarga terdampak. 

Pendekatan ini bertujuan agar trauma akibat kehilangan atau kerusakan harta benda dapat dikelola lebih baik, serta mencegah dampak jangka panjang pada kesehatan mental masyarakat.

Dampak Banjir dan Longsor di Sibolga

Bencana banjir dan tanah longsor di Sibolga telah melanda empat kecamatan, mengakibatkan kerugian yang tidak hanya bersifat fisik. Data BNPB mencatat 54 orang meninggal dunia, satu orang hilang, dan 61 orang mengalami luka-luka. Sebanyak 1.232 warga masih menempati 16 titik pengungsian yang tersebar di tujuh kelurahan. Konsentrasi pengungsi terbesar berada di Kecamatan Sibolga Utara dan Sibolga Selatan.

Situasi darurat ini memerlukan respons cepat dan terkoordinasi. Pemerintah daerah telah membuka dapur umum, memastikan layanan dasar pengungsi, dan menyalurkan logistik dengan lancar. Selain itu, layanan kesehatan terus diupayakan, termasuk pemberian obat-obatan, pemeriksaan medis, dan pemantauan kondisi fisik pengungsi.

Pendampingan Psikososial untuk Anak dan Keluarga

BNPB menekankan bahwa anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terhadap trauma pascabencana. Oleh karena itu, pendampingan psikososial difokuskan untuk membantu mereka menghadapi tekanan emosional akibat kehilangan rumah, harta benda, atau anggota keluarga.

Kegiatan ini dilakukan melalui sesi trauma healing, permainan edukatif, dan konseling kelompok. Pendekatan tersebut memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dan belajar menerima kondisi pascabencana. 

Selain anak-anak, keluarga juga diberikan arahan untuk mendukung pemulihan psikologis anggota keluarga secara keseluruhan.

Abdul Muhari menambahkan, “Pemulihan sosial ini juga membantu masyarakat memahami bahwa dukungan pemerintah dan lembaga terkait hadir untuk mereka, sehingga rasa aman dan kepercayaan diri dapat terbangun kembali.”

Integrasi Pemulihan Sosial dengan Layanan Darurat

Kegiatan pendampingan psikososial tidak berdiri sendiri. BNPB memastikan integrasi dengan penyaluran bantuan logistik dan layanan kesehatan di lokasi pengungsian. Ini penting agar masyarakat tidak hanya menerima bantuan fisik, tetapi juga mendapatkan perhatian psikologis yang memadai.

Dapur umum yang dibuka pemerintah daerah menjadi salah satu titik interaksi antara pengungsi dan relawan. Selain menyediakan makanan, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dan pemantauan kebutuhan masyarakat. 

Layanan dasar lainnya, seperti air bersih, sanitasi, dan obat-obatan, dipastikan tersedia dan terdistribusi secara merata.

Strategi BNPB dalam Pemulihan Pascabencana

BNPB menekankan strategi pemulihan sosial yang terstruktur dan berkelanjutan. Dalam fase awal tanggap darurat, fokus utama adalah keselamatan korban, pemenuhan kebutuhan dasar, dan stabilisasi kondisi pengungsian. 

Selanjutnya, pemulihan sosial melalui trauma healing dilakukan agar korban siap menghadapi tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

Pendekatan ini juga bertujuan mencegah munculnya masalah psikologis jangka panjang, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan perilaku pada anak-anak. Dengan demikian, masyarakat dapat kembali produktif dan berperan dalam pemulihan ekonomi lokal serta kegiatan sosial di lingkungannya.

Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan Unsur Terkait

BNPB tidak bekerja sendiri. Pemerintah daerah, relawan, tenaga kesehatan, dan lembaga kemanusiaan turut dilibatkan dalam pemulihan sosial dan psikologis. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bantuan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas.

Kegiatan pemulihan sosial ini juga berkoordinasi dengan aparat desa dan kelurahan untuk mendata kebutuhan masyarakat secara rinci. Hal ini memungkinkan penyaluran bantuan lebih tepat sasaran, baik dalam bentuk logistik maupun layanan psikososial.

Harapan dan Dampak Positif Pemulihan Sosial

Pemulihan sosial diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang. Dengan pendampingan yang tepat, masyarakat terdampak bencana dapat kembali membangun kehidupan normal, mengakses pendidikan, bekerja, dan melanjutkan aktivitas sosial.

“Tujuan kami adalah agar masyarakat bisa bangkit secara bertahap, menerima kondisi, dan kembali menjalani kehidupan sehari-hari tanpa rasa trauma yang menghambat,” kata Abdul Muhari.

Pemulihan sosial ini juga menciptakan rasa percaya diri dan rasa aman bagi korban, sehingga mereka dapat aktif terlibat dalam upaya rekonstruksi wilayah pascabencana. Selain itu, anak-anak yang mendapatkan pendampingan psikososial diharapkan dapat tumbuh menjadi generasi yang resilien dan mampu menghadapi tantangan di masa depan.

Bencana banjir dan tanah longsor di Kota Sibolga menjadi pengingat pentingnya pemulihan sosial sebagai bagian integral dari tanggap darurat. BNPB, bersama pemerintah daerah dan unsur terkait, menekankan pentingnya pendampingan psikososial dan trauma healing bagi masyarakat terdampak.

Pendekatan holistik yang menggabungkan layanan dasar, pemulihan sosial, dan integrasi lintas sektor diharapkan dapat memulihkan kondisi masyarakat secara menyeluruh. 

Dengan strategi ini, korban bencana tidak hanya memperoleh bantuan fisik, tetapi juga dukungan psikologis, sehingga proses bangkit kembali menjadi lebih cepat dan berkelanjutan.

BNPB menegaskan bahwa penguatan pemulihan sosial adalah langkah penting untuk memastikan masyarakat terdampak dapat kembali produktif, menjalani kehidupan normal, dan membangun kembali komunitas mereka setelah bencana. 

Pendampingan psikososial yang konsisten, didukung layanan dasar dan koordinasi lintas sektor, menjadi kunci keberhasilan pemulihan pascabencana di Kota Sibolga.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Menko PMK Tegaskan Upaya Terpadu Pemulihan Transportasi Wilayah Bencana Sumatera

Menko PMK Tegaskan Upaya Terpadu Pemulihan Transportasi Wilayah Bencana Sumatera

BRIN Dorong Infrastruktur Tangguh untuk Kawasan Pesisir dan Rawan Bencana

BRIN Dorong Infrastruktur Tangguh untuk Kawasan Pesisir dan Rawan Bencana

BNPB Distribusikan Bantuan Logistik Serta Pastikan Hunian Tetap Untuk Warga

BNPB Distribusikan Bantuan Logistik Serta Pastikan Hunian Tetap Untuk Warga

Danantara Kirim Ratusan Truk Bantuan Bencana, Relawan Bergerak Cepat ke Aceh

Danantara Kirim Ratusan Truk Bantuan Bencana, Relawan Bergerak Cepat ke Aceh

TNI Percepat Pembangunan Jembatan Bailey Aceh Agar Aktivitas Masyarakat Pulih

TNI Percepat Pembangunan Jembatan Bailey Aceh Agar Aktivitas Masyarakat Pulih