Kanada Pertimbangkan Gunakan Ekspor Minyak dan Gas sebagai Alat Tawar untuk Hadapi Tarif AS
- Kamis, 06 Maret 2025

JAKARTA - Dalam perkembangan terbaru hubungan perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Kanada, Mélanie Joly, menyatakan bahwa Kanada mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan ekspor minyak dan gasnya sebagai alat tawar jika tarif AS pada impor dari Kanada berlanjut. Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan dagang yang meningkat antara kedua negara tetangga tersebut.
Konteks Ketegangan Tarif
Ketegangan perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat bukanlah hal baru, tetapi baru-baru ini kembali menjadi sorotan dengan meningkatnya tarif yang dikenakan oleh AS pada sejumlah impor Kanada. Pemerintah Kanada merespons dengan keras dan telah berjanji untuk memberlakukan tarif balasan pada impor AS senilai C$155 miliar. Namun, ancaman untuk mengurangi ekspor komoditas seperti minyak dan gas sejauh ini belum dipertimbangkan.
Menurut laporan yang dihimpun oleh *Reuters*, Menteri Joly mengatakan bahwa menggunakan ekspor minyak dan gas sebagai leverage adalah salah satu opsi yang dipertimbangkan oleh Kanada. Opsi ini kian relevan mengingat bahwa Kanada saat ini mengekspor sekitar 4 juta barel minyak per hari ke Amerika Serikat, yang mewakili sekitar 90% dari total ekspor minyak mentah Kanada.
Eksportasi Minyak dan Gas: Kartu As Kanada
Ekspor minyak dan gas Kanada ke AS adalah salah satu elemen penting dalam hubungan dagang kedua negara. Kanada adalah salah satu pengekspor minyak terbesar di dunia, dan Amerika Serikat merupakan pasar terbesar bagi minyak Kanada. Penggunaan komoditas ini sebagai alat tawar menawar tentu akan memiliki dampak signifikan pada ekonomi kedua negara.
Joly menegaskan bahwa Kanada tidak akan mentolerir "psikodrama tarif" yang berkepanjangan. "Kami berharap untuk segera menemukan solusi yang adil. Namun, jika situasi ini terus berlanjut, kita harus mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih tegas, termasuk cara kami menangani ekspor komoditas utama kami," katanya dalam pernyataan kepada Reuters.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Penggunaan ekspor minyak dan gas sebagai alat tawar dapat mengancam stabilitas pasar energi di wilayah Amerika Utara. Pengurangan aliran minyak dari Kanada ke AS bisa memicu peningkatan harga bahan bakar di kedua negara, yang pada gilirannya dapat berdampak pada biaya produksi dan harga konsumen.
Selain itu, Joly juga mendorong masyarakat Kanada untuk mempertimbangkan merencanakan liburan di tempat lain selain Amerika Serikat. Ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan publik dan ketegangan dagang dapat meluas ke sektor lain, termasuk pariwisata.
"Dalam jangka panjang, ini lebih dari sekadar tarif. Ini tentang hubungan bilateral yang harus saling menguntungkan dan menghormati satu sama lain," tambah Joly.
Reaksi dari Pakar dan Pihak Terkait
Berbagai pakar ekonomi dan perdagangan telah menyoroti potensi dampak dari langkah yang disebutkan di atas. Menurut Dr. Samuel Levine, analis senior di Horizon Economics, keputusan untuk menggunakan ekspor minyak sebagai alat tawar adalah langkah yang berisiko tetapi mungkin diperlukan jika tidak ada terobosan dalam negosiasi perdagangan kedua negara.
"Kanada memiliki kartu yang kuat dalam bentuk sumber daya energi, dan menggunakannya sebagai leverage adalah sesuatu yang dapat dipahami dari sudut pandang strategis," ujar Levine.
Sementara itu, pihak dari industri minyak dan gas mengungkapkan kekhawatiran terkait dampak langkah ini terhadap operasi mereka. "Mengganggu ekspor ke pasar utama kami seperti Amerika Serikat dapat memiliki konsekuensi besar bagi industri ini, termasuk pekerja yang menggantungkan hidup pada ekspor energi," kata John McElroy, juru bicara Dewan Minyak Kanada.
Dalam situasi yang belum menemukan titik terang ini, Kanada dihadapkan pada pilihan sulit tentang bagaimana melindungi kepentingan ekonominya sambil menjaga hubungan baik dengan tetangganya yang paling dekat. Menggunakan ekspor minyak dan gas sebagai alat tawar mungkin menjadi langkah berikutnya jika tarif AS terus menekan ekonomi Kanada.
Langkah tegas yang dibicarakan oleh Menteri Luar Negeri Joly menunjukkan bahwa Kanada siap mengambil tindakan yang lebih drastis untuk memastikan praktik perdagangan yang adil antara kedua negara. Dalam bulan-bulan mendatang, semua mata akan tertuju pada bagaimana kedua negara besar di Amerika Utara ini merespons tantangan perdagangan yang sedang berlangsung dan apakah mereka dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025