Strategi Penjual Kopi Gerobak Selama Ramadan: Ubah Jam Operasional dan Sediakan Menu Khusus
- Sabtu, 29 Maret 2025

JAKARTA - Bisnis kopi semakin berkembang di Banjarbaru, tidak hanya dalam bentuk kafe tetapi juga melalui konsep street coffee yang memanfaatkan gerobak di pinggir jalan. Salah satu contohnya adalah gerobak kopi yang beroperasi di Bundaran Hercules, Landasan Ulin. Dengan kendaraan roda tiga yang disulap menjadi coffee bar, konsep ini menarik perhatian pelanggan yang ingin menikmati kopi dengan suasana berbeda.
Namun, memasuki bulan Ramadan, para pedagang kopi gerobak mengalami perubahan dalam pola penjualan. Mereka harus menyesuaikan jam operasional serta strategi pemasaran agar tetap menarik pelanggan di tengah perubahan kebiasaan konsumsi masyarakat saat berpuasa.
Penurunan Penjualan Saat Ramadan
Baca Juga
Salah satu pedagang kopi gerobak, Ridhani, mengungkapkan bahwa selama bulan biasa, ia mampu menjual hingga 2.000 cup kopi per hari dari belasan cabang yang tersebar di Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Banjarmasin. Namun, selama Ramadan, angka penjualan tersebut menurun hingga hanya 1.000 cup per hari.
"Penjualannya kadang bisa sedikit, kadang bisa banyak tergantung cuaca, tapi lebih banyak di hari biasa," ujar Ridhani.
Untuk mengatasi penurunan tersebut, para pedagang menerapkan berbagai strategi, termasuk mengubah jam operasional. Jika sebelumnya mereka mulai berjualan sejak pagi, kini mereka baru mulai beroperasi pukul 16.00 hingga tengah malam untuk menyesuaikan dengan waktu berbuka puasa dan aktivitas malam hari masyarakat.
Strategi Jualan di Bulan Ramadan
Selain menyesuaikan jam buka, para pedagang juga menerapkan sistem layanan antar untuk menjangkau lebih banyak pelanggan yang mungkin tidak bisa datang langsung ke gerobak kopi mereka.
Tak hanya itu, inovasi menu juga menjadi salah satu strategi utama agar tetap menarik perhatian pelanggan. Mereka menyediakan menu spesial Ramadan, seperti minuman non-kopi yang lebih ringan dan cocok untuk berbuka puasa.
"Kami menyediakan menu khusus yang lebih segar dan ringan, supaya bisa dinikmati setelah berbuka puasa," kata Ridhani.
Kopi Tetap Jadi Pilihan Konsumen
Meskipun ada penurunan penjualan, kopi tetap menjadi favorit banyak orang, bahkan saat Ramadan. Seorang pelanggan, Lady, mengaku tetap mengonsumsi kopi setelah berbuka puasa karena mendukung aktivitasnya yang padat.
"Iya, emang biasa ngopi setelah buka puasa, apalagi kalau harus kerja atau kuliah malam," ujar Lady.
Salah satu faktor yang membuat kopi gerobak ini tetap diminati adalah harganya yang terjangkau. Dibandingkan dengan kafe-kafe besar, kopi yang dijual di gerobak ini hanya dibanderol dengan harga Rp12.000 hingga Rp15.000 per cup, membuatnya lebih ramah di kantong berbagai kalangan.
Dengan berbagai strategi adaptasi ini, bisnis kopi gerobak tetap bisa bertahan meskipun menghadapi tantangan selama Ramadan. Kreativitas dalam menyesuaikan jam operasional, inovasi menu, serta layanan antar menjadi kunci bagi para pedagang agar tetap menarik pelanggan dan menjaga omzet mereka selama bulan suci ini.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025